shop-triptrus

Trips n Tips

Dari Tanah Beru ke Tujuh Samudra

Bulukumba

Untuk Trip ke Tanjung Bira, klik di: http://triptr.us/Ba

 

TRIPTRUS - Suku Bugis dan Makassar terkenal akan ketangguhan mereka di laut. Dengan Pinisi, mereka mengarungi tujuh samudra. Di Tanah Beru, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, pembuatan Pinisi sudah dilakukan secara turun temurun. Hampir semua pria yang ada di Tanah Beru bekerja sebagai pembuat perahu pinisi. Perahu buatan para pengrajin ini bahkan sudah dikenal ke seluruh dunia.

Kisah awal pembuatan pinisi berasal dari legenda yang menceritakan sebuah kapal yang terpecah jadi tiga bagian di desa Ara, Tanah Beru, dan Lemo-lemo. Legenda ini menjadi pemersatu ketiga desa tersebut, yaitu dengan bekerjasama mereka dapat menaklukkan lautan. Kapal pinisi terbagi menjadi dua jenis, Lamba atau lambo. Kapal pinisi modern berukuran besar ini lebih populer dan menggunakan tenaga motor sebagai penggerak – selain layar. Jenis lain adalah Palari, yang berukurang lebih kecil dan banyak digunakan sebagai kapal nelayan.

Yang unik dari pembuatan pinisi adalah, meski kapal dibuat di Tanah Beru, tapi tidak ada satupun pria dari desa itu yang berlayar dengan pinisi. “Tugas” itu diserahkan kepada para pelaut dari Tanjung Bira. Sementara dari desa Lemo, kebanyakan bertindak sebagai pemodal pembuatan kapal pinisi.

Kini, pinisi tidak terbatas pada penggunaan sebagai kapal dagang atau kapal nelayan. Banyak pesanan pinisi datang dari luar negeri. Dan di Tanah Beru Anda bisa melihat beberapa orang asing yang berlibur menikmati pantai pasir putih di Tanjung Bira, sekaligus melihat perkembangan pembuatan kapal yang mereka pesan.

...more

10 Masjid Bersejarah di Indonesia

Indonesia

TRIPTRUS - Sepuluh Masjid Bersejarah di Indonesia yang patut dikunjungi di Bulan Ramadhan. Salah satu alternatif wisata Ramadhan untuk para traveller adalah mengunjungi masjid-masjid bersejarah di Indonesia. Meski banyak sekali masjid yang sudah lama berdiri dan penuh dengan sejarah, TripTrus menyajikan sepuluh masjid yang paling terkenal di Indonesia.

 

1. Masjid Raya Baiturrahman

Masjid yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612. Ada juga yang mengatakan bahwa masjid ini dibangun di tahun 1292 oleh Sultain Alaidin Mahmudsyah. Pada zaman penjajahan Belanda, masjid ini sempat dihancurkan di tahun 1873. Namun Belanda memutuskan untuk membangun kembali masjid ini di tahun 1877, sebagai permintaan maaf atas dirusaknya bangunan masjid yang lama. Pembangunan kembali masjid baru mulai dilaksanakan pada tahun 1879. Masjid ini selesai dibangun pada tahun 1883 dan tetap berdiri hingga sekarang. Pada saat bencana Tsunami di tahun 2004, Masjid Raya Baiturrahman tidak mengalami kerusakan sedikitpun dan jadi tempat mengungsi para korban gelombang Tsunami terbesar di dunia itu.

 

2. Masjid Raya Medan

Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Al-Mashun ini dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909 oleh Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa Alam. Kemegahan masjid ini memang disengajakan oleh Sultan, yang menganggap masjid ini harus lebih megah dari istananya, Istana Maimun. Sebagian bahan bangunan untuk masjid ini diimpor dari luar negeri, seperti marmer untuk dekorasi diimpor dari Italia dan Jerman, dan kaca patri dari Cina, dan lampu gantung dari Prancis. Arsitek Belanda yang merancang masjid ini, JA Tingdeman merancang bangunan ini dengan corak bangunan Maroko, Eropa, Melayu, dan Timur Tengah.

 

3. Masjid Raya Ganting

Menurut sejarah, masjid ini awalnya dibangun pada tahun 1700. Namun bangunannya beberapa kali dipindah sampa pada akhirnya berada di daerah Ganting, kota Padang, Sumatra Barat mulai tahun 1805. Atapnya yang berbentuk persegi delapan itu dibuat oleh para pekerja etnis Cina yang membantu mengembangkan bangunan ini, setelah Belanda menambahkan bangunan masjid ini sebagai kompensasi digunakannya tanah wakaf untuk jalur transportasi pabrik semen Indarung ke Pelabuhan Teluk Bayur. Masjid ini juga tetap kokoh dan tidak mengalami kerusakan pada saat dilanda gempa dan Tsunami di tahun 1833. Presiden Pertama Indonesia, Bung Karno, juga pernah mengungsi ke masjid ini sebelum diasingkan ke Bengkulu di tahun 1942.

 

4. Masjid Istiqlal

Masjid terbesar di Asia Tenggara ini diprakarsai oleh Bung Karno pada tahun 1951. Diarsiteki Frederich Silaban, masjid ini baru mulai dibangun pada tahun 1961 dan merampungkan pembangunannya pada tahun 1978. Nama masjid ini diambil dari bahasa Arab yang berarti “Kemerdekaan.” Bangunan yang ditetapkan sebagai masjid negara Indonesia ini menjadi pusat perayaan berbagai acara agama umat Muslim seperti Iedul Fitri, Iedul Adha, Maulid Nabi Muhammad, dan Isra’ Mi’raj. Masjid ini mampu menampung hingga 200 ribu jamaah yang bisa memenuhi satu lantai dasar dan lima lantai di atasnya.  Masjid Istiqlal dibangun di atas reruntuhan bekas benteng Belanda, benteng Prins Frederik – yang didirikan pada tahun 1873.

 

5. Masjid Agung Banten

Masjid dengan atap bangunan yang menyerupai pagoda ini dibangun oleh arsitek Cina bernama Tjek Ban Tjut pada masa pemerintahan sultan pertama dari Kesultanan Banten, Sultan Maulana Hasanuddin, putra dari Sunan Gunung Jati di tahun 1560. Di sisi utara dan selatan masjid ini terdapat makam kuno para sultan Banten dan keluarganya. Sementara, menara masjid yang tingginya 24 meter, terdapat di sisi timur dan menjadi atraksi bagi para wisatawan karena keunikan bentuk bangunannya. Menara itu dibangun oleh arsitek Belanda, Hendrik Lucasz Cardeel. Cardeel juga membangun bangunan khusus di sisi selatan masjid yang dulu digunakan sebagai tempat bermusyawarah dan berdiskusi.

 

6. Masjid Agung Cirebon

Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Agung Kasepuhan dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini diprakarsai pembangunannya oleh Sunan Gunung Jati dan diarsiteki oleh Sunan Kalijaga. Masjid ini selesai dibangun pada tahun 1480, di masa penyebaran agama Islam oleh Wali Songo. Berlokasi di kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, masjid ini mempunyai keunikan berupa sembilan pintu untuk masuk ke ruangan utama, yang melambangkan Wali Songo. Di bulan Ramadhan, sumur air Banyu Cis Sang Cipta Rasa selalu ramai dikunjungi oleh peziarah yang meyakini air dari sumur itu mampu mengobati berbagai penyakit. Masjid Agung Cirebon juga dikenal dengan nama Masjid Sunan Gunung Jati.

 

7. Masjid Menara Kudus

Sunan Kudus mendirikan masjid di kota Kudus pada tahun 1549 dengan menggunakan batu pertama dari Baitul Maqdis, dari Palestina. Bentuk menara yang mirip dengan bentuk candi menunjukkan percampuran pengaruh agama Hindu dan Budha, seperti cara Sunan Kudus menyampaikan ajaran agama Islam agar lebih mudah dimengerti oleh penganut agama Hindu dan Budha pada masa itu. Menara masjid ini dibangun tanpa menggunakan semen sebagai perekatnya dan dihiasi oleh 32 piring biru yang berhiaskan lukisan.

 

8. Masjid Agung Demak

Raden Patah, raja pertama dari Kesultanan Demak, beserta para Wali Songo mendirikan masjid ini di tahun 1466. Masjid Agung Demak diselesaikan pembangunannya pada tahun 1479. Bangunan induk masjid ini ditopang oleh empat tiang utama yang bernama saka guru. Uniknya, salah satu dari tiang utama tersebut terbuat dari serpihan kayu, dan dinamakan saka latal. Di samping masjid ini terdapat Museum Masjid Agung Demak yang menampilkan berbagai koleksi unik masjid, seperti beduk dan kentongan yang dibuat oleh Wali Songo, kitab tafsir Al-Qur’an Jus 15-30 tulisan tangan Sunan Bonang, sepotong kayu dari saka latal yang diambil oleh Sunan Kalijaga, dan lain-lain.

 

9. Masjid Sunan Ampel

Di tahun 1421, Sunan Ampel bersama dua sahabatnya, yang dikenal dengan Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, mendirikan Masjid Ampel. Bangunan seluas kurang lebih 2 km persegi itu memiliki keunikan berupa 16 tiang kayu setinggi 17 meter dengan diameter 60 cm. Tiang-tiang dari kayu jati itu tidak terbuat dari sambungan kayu dan sampai sekarang tidak diketahui bagaimana cara mendirikan tiang tersebut. Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel, lokasi Masjid Sunan Ampel, tiap harinya dipenuhi oleh wisatawan yang berziarah ke makam Sunan Ampel di sekitar halaman masjid. Di kompleks pemakaman masjid itu juga terdapat makam salah satu pahlawan nasional, KH Mas Mansyur.

 

10. Masjid Kotagede

Di Yogyakarta, selain Masjid Agung Kauman, juga terkenal Masjid Kotagede. Masjid Kotagede adalah masjid tertua di Yogyakarta, yang didirikan oleh Sultan Agung, pemimpin kerajaan Mataram, pada tahun 1640. Bangunan ini dikerjakan dengan bergotong-royong melibatkan pekerja beragama Hindu dan Budha, sehingga terlihat pengaruh bangunan Hindu dan Budha pada masjid ini. Awalnya, Masjid Kotagede hanya seluas 100 meter persegi, namun Paku Buwono X memperluas bangunan masjid ini hinga mencapai 1.000 meter persegi. Di bulan Ramadhan, Masjid Kotagede punya keunikan berupa sholat tarawih yang dilakukan pada saat jam 24.00.

...more

10 Kota Tempat Berburu Makanan Buka Puasa

Indonesia

TRIPTRUS - Bulan Ramadhan tidak lama lagi akan kembali datang. Para umat Muslim di Indonesia tentunya tidak sabar menunggu datangnya bulan yang penuh keberkahan ini. Salah satu hal unik yang bisa ditemukan di bulan Ramadhan adalah banyaknya pedagang yang menjajakan berbagai sajian untuk berbuka puasa, atau ta’jil. Bagi para wisatawan kuliner, kami menampilkan sepuluh kota besar di Indonesia dan tempat-tempat populer di kota itu untuk berburu hidangan berbuka puasa.

1. Banda Aceh

Para pemburu kuliner di kota Banda Aceh dan sekitarnya pasti sudah langsung bergerak menuju pasar ramadhan yang berlokasi di sepanjang Jalan Lampisang, atau jalan Banda Aceh-Meulaboh. Berbagai peunajoh atau penganan seperti Kue Boi, Meuseukat Halua Breuh (semacam dodol), Timpan yang terbuat dari telur dan berisi srikaya dan kelapa, boh rom-rom, rujak aceh dan berbagai makanan yang hanya bisa ditemukan saat bulan Ramadhan sudah menanti pembeli mulai jam 4 sore.

 

2. Padang

Di ibukota Sumatra Barat ini, para pemburu kuliner sudah tentu mengenal Pasar Pabukoan yang berpusat di sekitar area parkir Lapangan Imam Bonjol. Lokasi yang berdekatan dengan Poltabes Padang ini menjajakan berbagai penganan khas Sumatra Barat seperti Lamang Tapai, Lopis Sarabi, Bubur Kampiun, dan berbagai gulai, seperti gulai usus, gulai banak (otak), gulai itiak (bebek), serta banyak makanan lain yang akan membuat air liur mengalir dengan hanya membayangkannya saja.

 

3. Medan

Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, Medan terkenal dengan kekayaan khasanah kulinernya. Pengaruh budaya Melayu dan budaya Tionghoa, ditambah beragam masakan tradisionalnya membuat Medan jadi salah satu ibukota wisata kuliner. Dan di bulan Ramadhan, hampir seluruh kota Medan dipenuhi dengan pusat-pusat jajanan yang menjual hidangan berbuka puasa. Seputar kampus Universitas Sumatra Utara (USU) adalah salah satu contoh tempat mendapatkan hidangan ta’jil. Lalu Anda dapat merasakan nikmatnya hidangan bubur sop di Masjid Raya Al-Maksum yang dibagikan gratis mulai pukul 15.00. Atau Anda bisa mengarah ke Kampoeng Ramadhan di Kecamatan Medan Johor yang menyajikan berbagai makanan khas budaya Melayu.

 

4. Jakarta

Ibukota negara Indonesia, sebagai tempat merantau dari berbagai daerah, adalah tempat yang tumpah ruah dengan jajanan berbuka puasa. Contoh saja Pasar Ramadhan Benhil yang terletak di depan Pasar Bendungan Hilir, yang tidak pernah sepi dari pengunjung mulai dari awal hingga akhir bulan Ramadhan. Lokasinya yang berdekatan dengan jalan protocol seperti Jl. Sudirman dan Jl. Gatot Subroto jadi tempat persinggahan bagi para pekerja yang pulang dari kantor untuk berbelanja makanan buka puasa. Lalu ada lagi Kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat, yang menyajikan berbagai jenis makanan dari Sumatra Barat. Baik di Benhil maupun di Kramat, beragam makanan dari berbagai daerah di Indonesia memenuhi meja-meja yang menggelar jajanan berbuka puasa. Cocok untuk orang-orang yang rindu kampung halaman.

 

5. Bogor

Kota hujan ini juga ngetop dengan pasar kaget di kawasan Banjarjati. Para penjual terlihat kerepotan saat waktu sudah mendekati saat berbuka puasa dan biasanya hampir semua jajanan ludes terjual saat adzan Maghrib. Berbagai jenis minuman, seperti es buah dan kolak, lauk pauk, serta kurma bisa mudah ditemukan di pasar kaget ini. Harga yang lebih murah dan variasi yang beragam jadi tujuan para pembeli untuk mendapatkan hidangan berbuka puasa.

 

6. Bandung

Kota ini adalah salah satu surga bagi wisata kuliner. Berbagai inovasi makanan di Kota Kembang menarik para wisatawan kuliner, meski tidak di bulan Ramadhan. Bayangkan saja apa yang dapat Anda temukan saat bulan Ramadhan tiba. Kota Bandung makin dipenuhi dengan penjaja makanan, mulai jajanan yang sudah tenar seperti kue bolu pisang, brownies, gepuk, kredok, dan cireng, maupun makanan tradisional seperti surabi, lumpia basah, batagor, dan martabak. Atau kalau tidak mau terlalu repot, di hampir seluruh pinggir jalan kota Bandung Anda dapat minggir sebentar untuk menikmati es buah atau es rumput laut.

 

7. Yogyakarta

Kawasan Kauman, Yogyakarta, jadi salah satu tujuan untuk mencari hidangan berbuka puasa. Pasar Sore Ramadhan Kauman tiap hari selama bulan Ramadhan ramai sesak dengan pembeli yang ingin mencari hidangan berbuka puasa. Berbagai jenis pepes, botok, kicak dan kipo (kue khas Ramadhan yang terbuat dari tepung ketan). Lalu ada juga kawasan sekitar kampus Universitas Gadjah Mada banyak dipenuhi para mahasiswa yang berjualan berbagai makanan untuk berbuka puasa.

 

8. Surabaya

Pasar Atum adalah nama yang langsung masuk ke ingatan orang-orang yang mencari hidangan berbuka puasa di ibukota Jawa Timur ini. Atau bisa juga bergerak ke depan Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang tiap bulan Ramadhan dipenuhi banyak pedagang hidangan bulan puasa. Mulai dari kue dolar, bongko menthuk, bikang atau kue lumpur, semua sudah siap menanti pembeli selepas waktu solat Ashar.

 

9. Denpasar

Meski mayoritas penduduk pulau dewata ini beragama Hindu, bulan Ramadhan memunculkan pasar kaget yang menjual hidangan berbuka puasa. Sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, di depan kampus Universitas Udayana, adalah tempat yang terkenal sebagai tujuan untuk mendapatkan hidangan berbuka puasa. Para penjual dan pembeli pun tidak terbatas pada kaum Muslim saja, sehingga keramaian dan kenikmatan mencari hidangan berbuka puasa juga dirasakan oleh umat agama lainnya.

 

10. Makassar

Kota yang terkenal dengan keindahan Pantai Losari ini juga terkenal dengan dahsyatnya variasi kuliner khas Sulawesi Selatan. Anda dapat menikmati segarnya es palu butung dan pisang epe di sekitar kawasan Pantai Losari. Atau berbagai makanan seperti jalangkote, lumpia, dan barongko di pusat jajanan buka puasa sekitar Jl. Mappanyukki. Mulai pukul 14.00 WITA kawasan ini dipenuhi pedagang dan pembeli yang ingin mendapatkan hidangan berbuka puasa.

...more
ButikTrip.com
remen-vintagephotography
×

...