TripTrus.Com - Tahun baru tuh identik banget sama keramaian, pesta, dan… ya, macet-macetan. Lo pasti udah kebayang dong bakal terjebak di tengah kerumunan orang, nonton konser, atau menikmati kembang api yang keren abis. Tapi, gak semua orang nyaman dengan vibe kayak gitu, apalagi buat lo yang lebih introvert dan mager banget kalau harus berdesak-desakan. Nah, buat lo yang pengen merayakan Tahun Baru dengan cara yang lebih santai dan anti-mainstream, gue punya beberapa ide keren yang bisa lo coba! Dijamin seru banget tanpa harus ngerasain macet dan ribet.
1. Camping Seru di Alam Terbuka
View this post on Instagram
A post shared by Cikoneng Camp (@cikoneng_camp)
Bosen sama suasana kota yang macet banget? Coba deh camping di alam terbuka! Lo bisa ngerayain Tahun Baru dengan udara sejuk, pemandangan indah, dan pastinya jauh dari keramaian. Kalau lo di Jakarta, bisa banget camping di daerah Bogor, tapi kalau lo pengen yang lebih santai dan anti-mainstream, coba camping di pantai aja! Nikmatin deburan ombak sambil ngeliat langit malam yang penuh bintang, plus mungkin bisa liat kembang api dari dalam tenda, asik kan?
2. Staycation di Hotel Kekinian
Nggak pengen ribet keluar kota? Staycation bisa jadi pilihan keren buat ngerayain Tahun Baru. Lo bisa cari hotel kece di sekitaran kota yang punya fasilitas lengkap dan event spesial buat ngerayain tahun baru. Banyak hotel di kota besar yang udah fully booked buat liburan, jadi lo bisa pilih tempat yang nyaman, ada jacuzzi, kolam renang, atau bahkan rooftop buat nikmatin suasana malam. Dapet momen intim, tanpa harus keluar masuk kemacetan.
[Baca juga : "5 Tips Biar Liburan Akhir Tahun Lo Lancar Dan Aman Di Jalan!"]
3. Movie Marathon Seharian
Lo tim mager? Gak pengen keluar rumah tapi tetep pengen seru-seruan? Coba deh movie marathon! Pilih film-film Indonesia yang udah go internasional atau yang punya cerita seru. Genre-nya banyak, dari drama romantis, horor, sampai superhero. Siapkan camilan, popcorn, dan minuman favorit lo, biar suasana makin asik. Nonton seharian juga bisa bikin lo gak merasa kehilangan momen Tahun Baru, apalagi kalau barengan sama temen-temen atau keluarga.
4. Meditasi Santai di Bali
Kalo lo butuh suasana yang tenang buat ngerayain Tahun Baru dengan pikiran yang fresh, Bali bisa jadi pilihan. Ubud yang terkenal dengan atmosfer tenangnya bisa jadi tempat yang pas buat healing. Lo bisa yoga, meditasi, atau bahkan sewa sepeda buat keliling pedesaan Bali yang asri. Gak ada keramaian, cuma lo sama alam, sambil siap-siap menyambut tahun baru dengan semangat baru!
Gimana, udah kebayang kan Tahun Baru yang anti-mainstream tapi tetep seru? Gak perlu macet-macetan dan ribet, cukup pilih cara yang sesuai sama lo, dan pastinya bisa jadi pengalaman yang gak terlupakan. Jadi, siap-siap deh buat rayain Tahun Baru 2024 dengan cara yang lebih chill dan unik! (Sumber Foto @cibodascamping)
...moreNusantara mempunyai beribu-ribu pulau yang indah. Pulau-pulau tersebut berderet dari Sabang hingga Merauke dalam kesatuan negara Republik Indonesia. Salah satu pulau terindah yang dimiliki Indonesia adalah Pulau Samalona. Pulau tersebut berada dalam wilayah Indonesia timur, tepatnya di kawasan administrasi pemerintahan Kota Makassar, Sulawesi Selatan.Untuk menuju Pulau Samalona, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 2 km dengan menggunakan perahu motor. Jasa sewa perahu motor bisa ditemukan di dermaga Kota Makassar yang letaknya tidak jauh dari Pantai Losari. Lalu lintas di dermaga tersebut selalu sibuk. Pasalnya, dermaga ini tidak hanya melayani wisatawan yang ingin berkunjung ke pulau, tapi juga melayani lalu-lintas warga dan para pedagang.Harga sewa perahu motor bervariasi, tergantung tujuan dan sifat penyewaan. Terdapat dua sifat penyewaan perahu motor, yakni bersifat pribadi atau umum. Yang dimaksud pribadi di sini perahu motor disewa secara penuh dan akan menemani wisatawan sampai kunjungan selesai. Harga sewa perahu secara pribadi menuju Pulau Samalona berkisar Rp500.000 – akan lebih murah jika pengunjung pandai menawar harga. Sedangkan jika bersifat umum, wisatawan akan bergabung dengan penumpang lain yang satu tujuan dan kembali sesuai dengan jam yang sudah ditentukan. Tentu dengan harga sewa yang berbeda.Dari dermaga Kota Makassar, perjalanan menuju Pulau Samalona dengan menggunakan perahu motor memerlukan waktu sekitar 30 menit. Ketika tiba di Pulau Samalona, pengunjung akan disambut hamparan pasir putih dan air laut yang jernih. Saking jernihnya, pengunjung dapat melihat indahnya terumbu karang langsung dari atas perahu.Luas Pulau Samalona semakin menyusut dari tahun ke tahun. Di penghujung 2012, luas pulau ini hanya sekitar 2 hektare. Walau kecil, pulau ini dilengkapi berbagai fasilitas penunjang wisata, seperti penginapan, kamar bilas, dan kedai. Jika pengunjung ingin melihat keindahan bawah laut, juga tersedia jasa sewa alat-alat diving dan snorkeling lengkap dengan pemandu jika diinginkan. Harga sewa alat-alat snorkeling Rp50.000-Rp100.000, tergantung kepandaian pengunjung dalam menawar harga.Pamandangan bawah laut Pulau Samalona terkenal hingga penjuru dunia. Tidak heran jika setiap hari selalu ada wisatawan baik lokal maupun asing yang menyempatkan diri untuk datang ke pulau ini. Jika bosan bermain air, silakan merapat ke kedai. Di kedai ini, tersedia olahan masakan khas daerah pesisir, seperti ikan dan kepiting bakar.Pulau Samalona merupakan kekayaan milik nusantara yang harus dijaga dan dilestarikan. Jangan sampai promosi wisata yang sedang digencarkan justru semakin merusak kealamian pulau ini. Apalagi banyak yang percaya bahwa Pulau Samalona yang luasnya selalu menyusut dari tahun ke tahun ini diyakini akan tenggelam di tahun 2020.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com
...moreTripTrus.Com - Untuk mengajarkan nilai luhur, maka anak muda dari berbagai daerah diajak untuk ikut telusuri keberagaman di Lasem. Setidaknya ada 10 anak muda dari berbagai daerah, akan ikut telusuri keberagaman di lasem, Jawa Tengah. Bagian dari pengenalan tentang harmonisnya kehidupan antar etnis, kepada generasi penerus.
Program yang dibuat dengan nama “Lasem Pluralism Trail”, berlangsung dari 12–15 Oktober 2017, di Semarang dan Lasem. Para peserta yang lolos yang diadakan Ein Institut Semarang ini di antaranya Antonio Winatian, dari Medan; Dedy Ibmar dari Riau; Fajar Tumanggor, dari Medan; Jenny Anggita dari Jakarta; Ni Luh Putu Juli Wirawati dari Yogyakarta.
Selain itu ada anam Lintang Ayu Saputri daro Purwokerto; M Dalhar Sobri dari Jepara; Maria Nofianti perwakilan Purwokerto; Muhammad Arief Rahadian dari Jakarta dan Zulyan Epi perwakilan Surakarta. Direktur Ein Institut Ellen Nugroho mengatakan, program yang dijalankan itu untuk mempromosikan praktek hidup berdampingan dan keberagaman di kalangan anak muda. Agar bisa ditularkan ke penjuru negeri.
“Setelah mencermati dan mendialogkan ratusan aplikasi yang masuk Komite Seleksi Bea Siswa Lasem Pluralism Trail, akhirnya sepakat memilih sepuluh anak muda sebagai penerima beasiswa. Mereka akan mengikuti kegiatan ini, ” ujarnya, Rabu, 11 Oktober 2017.
Lebih lanjut, Ellen memaparkan,program ini menyediakan kesempatan bagi anak-anak muda untuk menimba pengalaman dan pengetahuan, mengasah keterampilan, berinteraksi serta membuka peluang berjejaring. “Diharapkan dengan kegiatan positif ini anak-anak muda dapat menjadi ujung tombak pemupus prasangka,” harap Ellen.
Foto: youtube.com
Selama mengikuti kegiatan “Lasem Pluralism Trail”, mereka akan terlibat secara aktif dalam lokakarya, diskusi dan juga tur mengelilingi Lasem, kota yang terkenal sebagai laboratorium kebhinekaan.
Tempat berbaurnya berbagai etnis dan budaya, mengunjungi Klenteng Gie Yong Bio, Klenteng Cun An Kiong, pantai Bangun, Karang Jahe, Rumah Batik Sekar Kencana, Pabrik Tegel LZ, Susur Sungai Dasun–Pulau Gosong,Pabrik Roti Indonesia, Museum Batik Nyah Lasem dan wisata kuliner ke Kampung Tuyuhan.
“Kami akan memfasilitasi anak-anak muda ini untuk beriteraksi dengan para tokoh agama, sejarawan, dan budayawan setempat. Kami juga menghadirkan pakar kajian agama dan peneliti sosial budaya.” (Sumber: Artikel indochinatown.com Foto pgsp.big.go.id)
...moreTripTrus.Com - Sudah jelas bahwa Bali merupakan sebuah pulau wisata yang keindahannya berada di tiap sudutnya. Mulai dari pantai sampai pura, tempat ibadah umat Hindu yang berdiri di tiap sisi kotanya memberikan keindahan dan ciri khas tersendiri bagi Bali. Sampai-sampai Bali mendapat predikat sebagai museum hidup.
Berikut ini ada tujuh objek wisata religi di Bali yang masing-masing menyajikan suatu aspek spiritual tersendiri. Bagi Anda wisatawan yang ingin mengetahui dan merasakan atmosfirnya, silahkan berkunjung ke objek wisata religi berikut ini, jangan lupa untuk tetap hening, sopan, dan bersikap anggun ya!
1. Klenteng Ling Li Miao
Klenteng merupakan tempat ibadah masyarakat Tionghoa yang menganut kepercayaan Konghucu. Di Bali, ada sebuah klenteng bernama Klenteng Ling Li Miao yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai tempat berkumpul masyarakat Tionghoa di Bali untuk membahas banyak hal. Yang unik, di dalam klenteng ini Anda bisa menjumpai sebuah pura.
Alamat
Tanah Kilap, Pemogan, Denpasar Selatan
Akses
Anda bisa melalui Jl. Griya Anyar sampai ke tujuan Anda di kota Denpasar
2. Pura Paluang
Di Pura Paluang tidak hanya pura sebagai sebuah tempat ibadah yang dapat Anda jumpai. Tapi ada yang istimewa dari pura tersebut, yakni keberadaan pelinggih menyerupai mobil Volkswagen Beetle dan Jimny. Keunikan pelinggih mobil ini mendatangkan rasa ingin tahu di kalangan wisatawan mancanegara seperti Spanyol, Perancis, Australia, Inggris, dan lain-lain. Anda penasaran juga? Segera datangi lokasinya secara langsung.
Alamat
Dusun Karang Dawa, Pulau Nusa Penida, Bali
Akses
Anda harus menyeberang melalui Pelabuhan Pantai Sanur, dengan menggunakan Speed Boat menuju pelabuhan di Nusa Penida
Harga
Menggunakan jukung Rp 40.000,- per orang, atau speed boat berkisar Rp 90.000,- per orang
3. Pura Rambut Siwi
Pura Rambut Siwi juga merupakan pura terbesar di Bali. Pura Rambut Siwi juga tergolong sebagai Pura Puncak karena letaknya pun juga berada di ketinggian yang lebih tinggi dari Pura Segara dan Pura Penataran. Di Pura Rambut Siwi Anda bisa menapaki tangga yang jumlahnya puluhan untuk mencapai pintu gerbangnya, sebelum itu, di sisi kanan dan jalan menuju pintu gerbang, Anda akan disambut oleh patung penjaga yang mirip dengan singa. Mau tahu lebih banyak? Langsung saja meluncur ke Denpasar Bali.
Alamat
Di Jalan Denpasar—Gilimanuk, Desa Yehembang, Kec. Mendoyo, Jembrana
Akses
Anda bisa menjangkaunya dari pelabuhan Gilimanuk, hanya dengan melalui Jalan Denpasar—Gilimanuk, mampirlah sebelum melanjutkan perjalanan ke tempat lain
4. Pura Ulun Mumbul
Pura Ulun Mumbul berada di area Taman Mumbul. Taman tersebut sangat hijau dan asri, udaranya masih bersih dan sejuk. Sedangkan pura berada di tengah danau di antara Taman Mumbul tersebut. Bagi masyarakat sekitar, Taman Mumbul dan Pura Ulun Mumbul merupakan sebuah kawasan suci. Tempat ini memang sering dipergunakan sebagai tempat Upacara Melasti. Selain itu, danau di tengah-tengah taman juga menjadi sumber air bagi masyarakat Desa Sangeh, untuk mengairi sawah dan memenuhi kebutuhan hidup lainnya.
Alamat
Kawasan desa wisata Sangeh, Abiansemal, Badung
Akses
Kurang lebih 1 km dari Desa Sangeh, dapat dijangkau dari kota Denpasar dalam waktu kurang lebih 60 menit
5. Pura Dalem Balingkang
Dengan berkunjung ke Pura Dalem Balingkang, Anda tidak hanya dapat memberi penghormatan pada Ida Dalem Kepogan saja. Anda bisa menyaksikan bangunan-bangunan lain seperti Paruman Agung sebagai stana Ida Bhatara Sami dan melihat pelinggih Ratu Ayu Subandar. Ada juga bangunan peribadatan khas Tionghoa di kompleks Pura Dalem Balingkang. Oleh karena itu, di tempat ini Anda bisa merasakan multikultural yang kental.
Alamat
Desa Pakraman Pinggan, Kec. Kintamani, Kab. Bangli
Akses
Anda bisa menjangkaunya melalui Pura Pucak Penulisan menuju Banjar Paketan di Desa Pakraman Sukawan, Anda akan melalui jalan turun dan naik nan berliku sebelum sampai di Pura Dalem Balingkang
6. Pura Mekah
Mendengar nama Mekah, Anda pasti teringat Makkah yang ada di Arab Saudi ya? Mekah yang satu ini adalah sebuah pura di Bali yang dipergunakan oleh pemeluk agama Islam untuk ibadah. Di depan pura, Anda bisa melihat dua ekor naga berada di sisi kanan dan kiri pura. Bentuknya tinggi menjulang, bernama Ratu Gede Dalem Mekah dan ada Pura Dalem Mekah Kukuh. Ingin tahu seperti apa? Lihat saja langsung wujud akulturasi budaya masyarakat Bali dengan kepercayaan Islam tersebut.
Alamat
Desa Kubutambahan, Buleleng
Akses
Dari terminal Bus Ubung, Anda bisa menjangkau lokasi saat menuju Singaraja. Kedua pura ada di sisi jalan raya, sehingga Anda bisa langsung mampir
7. Pura Catur Lokapala
Pura ini dibangun dengan konsep sebagai pelindung dan menjaga rasa aman dan nyaman bagi empat alam yang dikuasai oleh empat pemuka Dewa. Di sekitar Pura, Anda bisa merasakan sejuknya danau buatan yang berukuran kecil, serta kesejukan wilayah sekitar Pura. Suasana syahdu akan mengantarkan Anda pada kedamaian ditambah lagi pepohonan rindang yang tumbuh di sekeliling pura menambah kenyamanan wisatawan.
Alamat
Desa Besakih, Kec. Rendang, Kab. Karangasem
Akses
Dari Denpasar, lokasi dapat dijangkau melalui Jl. Prof. Ida Bagus Mantra dan Jl. Raya Besakih
Begitu banyak aspek religi yang ada di Pulau Dewata, Anda bisa mengabadikan salah satunya atau semuanya bila waktu liburan mencukupi. Selamat berjalan-jalan! (Sumber: Artikel bali.panduanwisata.id Foto pixabay.com)
...moreTripTrus.Com - Masa Pra-Kolonial, Masa Kolonial, Kemerdekaan dan Indonesia Saat ini, area yang terbilang paling tua di Jakarta adalah bagian utara pantai barat Jawa dimana sungai Ciliwung berada, mengailiri teluk-teluk di Jakarta.
Kota pelabuhan ini pada mulanya bernama Sunda Kelapa, namun pada 22 Juni 1527 Pangeran Fatahillah menghancurkan Sunda Kelapa dan sebagai gantinya mendirikan kota Jayakarta di area tersebut. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai tanggal berdirinya kota Jakarta.
Kota Jayakarta berkembang sebagai kota pelabuhan yang sibuk, dimana para pedagang dari Cina, India, Arab dan Eropa serta dari Negara-negara lainnya saling bertukar barang-barang/komoditi.
Tahun 1619, Pemerintahan Belanda (VOC) di bawah kepemimpinan Jan PieterszoonCoen menghancurkan Jayakarta dan dengan serta merta membangun kota baru yang terletak di bagian barat sungai Ciliwung, yang dia namakan Batavia, nama yang diambil dari Batavieren, nenek moyang bangsa Belanda
Batavia direncanakan dan dibangun nyaris mirip dengan kota-kota di Belanda, yaitu dibangun dalam bentuk blok, masing-masih dipisahkan oleh kanal dan dilindungi oleh dinding sebagai benteng, dan parit. Batavia ini selesai dibangun pada 1650. Batavia tua adalah tempat tinggal bangsa Eropa, sementara bangsa Cina, Jawa dan penduduk asli lainnnya disingkirkan ke tempat lainnya.
Di masa-masa kejayaannya Batavia yang terkenal sebagai ‘Permata dari timur’, diduduki oleh VOC dan kemudain akhirnya diduduki pemerintah Belanda yang terbentang luas di kepulauan Hindia timur.
Kemudian pada masa penjajahan Jepang di tahun 1942, nama Batavia diganti menjadi Jakarta. (Sumber: Artikel jakarta-tourism.go.id foto indonesia.travel)
...moreTripTrus.Com - Earth Hour, kampanye terbesar World Wild Fund (WWF), sekali lagi diselenggarakan untuk mengumpulkan jutaan orang di seluruh dunia untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap planet bumi.
"Keanekaragaman hayati dan alam telah mendukung kehidupan, ekonomi, kesehatan, kesejahteraan, serta kebahagiaan kita. Saat kita telah mengeksploitasi bumi dan sistem alaminya sampai ambang batas. Earth Hour adalah kesempatan untuk menggunakan kekuatan kita, sebagai individu atau kolektif, untuk menuntut dan mengambil tindakan melindungi jaring kehidupan," kata Direktur Jenderal, WWF International, Marco Lambertini.
#EarthHour has always been about the power of individuals. When we stand together, protecting nature and securing a better future is possible! What do you do as an individual to #Connect2Earth and help our planet, our home? Join fellow earthlings across the globe and share your story🙂 Link in bio!
A post shared by Earth Hour (@earthhourofficial) onMar 8, 2018 at 12:30am PST
Diawali sebagai sebuah gerakan simbolis mematikan lampu selama satu jam di Sidney, Australia pada 2007, Earth Hour kini diselenggarakan di lebih dari 180 negara dan wilayah, sebagai momen solidaritas global untuk planet bumi. Dalam jaringan, tagar #EarthHour dan berbagai tagar lainnya yang relevan, tercatat 3,5 miliar impresi menjelang momen Earth Hour, menjadi topik paling trend di sedikitnya 30 negara.
Pada 2018 ini, tim WWF dan Earth Hour di seluruh dunia akan menyoroti masalah lingkungan yang paling relevan di negara atau wilayah masing-masing.
Di Kolombia, misalnya, orang-orang akan menyerukan agar negara tersebut menargetkan zero deforestasi pada 2020. Polinesia Prancis diperkirakan akan bergerak untuk melindungi 5 juta kilometer persegi lautnya untuk melestarikan ekosistem laut. Di Guatemala, seluruh warga akan mengangkat suara mereka mengenai pentingnya konservasi air tawar dan di India, orang akan berjanji untuk beralih ke gaya hidup yang berkelanjutan.
Dalam satu dekade sejak diinisiasi pada 2009, Earth Hour di Indonesia didukung oleh 67 kota, digerakkan oleh 1500 relawan aktif yang tersebar di 31 kota, dan mencatat 2 juta pendukung melalui aktivasi digital.
Pelaksanaan Earth Hour 2018 di Indonesia akan berfokus pada empat isu utama, yaitu menginisiasi kampanye kawasan bebas sampah di 31 kota, melakukan penanaman mangrove sebanyak 26.000 bibit di lebih dari 15 wilayah seluruh Indonesia, menginisiasi komitmen 9 kampus di 9 kota untuk program pembangunan kesadaran konsumen akan pola konsumsi yang berkelanjutan, serta menggerakkan kampanye pembangunan kesadaran terkait keanekaragaman hayati dan kampanye anti perdagangan satwa liar yang dilindungi pada 310 sekolah di 31 kota seluruh Indonesia.
“Earth Hour di Indonesia dikenal dunia sebagai gerakan komunitas terbesar. Selama 3 tahun kedepan Komunitas Earth Hour bersama WWF-Indonesia akan mendukung pemerintah Indonesia untuk pencapaian komitmen pengurangan emisi sebanyak 26% pada 2020 melalui gerakan reforestasi,” ujar Manajer Kampanye WWF-Indonesia, Dewi Satriani.
Mulai hari ini, para pendukung dapat mengunjungi connect2earth.org untuk berbagi apa arti keanekaragaman hayati dan alam bagi mereka, dan di tempat mereka tinggal serta mencari tahu lebih banyak tentang hal itu. Sebagai bagian dari kerjasama dengan sekretariat United Nation Convention of Biological Diversity, platform ini bertujuan untuk membangun kesadaran massal mengenai nilai-nilai keanekaragaman hayati dan alam dengan memulai percakapan global mengenai isu-isu lingkungan.
"Earth Hour adalah bukti kekuatan serta gagasan sederhana untuk menginspirasi orang mengambil tindakan untuk melindungi bumi," sebut Sekretaris Eksekutif Convention on Biological Diversity (CBD), Cristiana PaÅŸca Palmer. (Sumber: Artikel gatra.com, Foto connect2earth.org)
...moreTripTrus.Com - Banyak orang mengenal nama Gombong, bahkan namanya bergema hingga ke ibukota. Tetapi dalam peta wisata nasional, nama Gombong tak terlalu bergema. Para pelancong pun tak tertarik singgah, kecuali hanya numpang makan atau membeli bahan bakar.
Namun tahukah Anda, bahwa Gombong ternyata menyimpan pesona wisata yang memukau? Ia laksana lorong waktu, dimana kita dapat kembali ke masa lampau sekaligus menyaksikan bagaimana beragam bentuk budaya dan kelompok masyarakat berinteraksi membentuk sebuah kota unik bernama Gombong. Mari bersiap. Saya akan mengajak Anda mengintip masa lalu lewat celah lorong waktu di antara himpitan zaman khas kaum urban.
Sebelumnya izinkan saya memberi saran. Jangan berkeliling menggunakan mobil atau kendaraan bermotor! Pakailah sepeda atau jika mungkin berjalan kaki sehingga akan banyak titik unik yang dijumpai. Mengintip masa lalu tak perlu buru-buru. Menyusur sudut Gombong akan melempar kita ke masa seabad yang lalu, ketika kota kecil ini mulai terbentuk.
Perjalanan dapat kita mulai dari bangunan kuno nan megah di utara kota yang bernama Benteng van der Wijck. Sekalipun saat ini dikelola dalam konsep taman bermain dan hotel, benteng segi delapan (octagonal) ini tetaplah monumen sejarah terpenting di Gombong. Benteng ini dibangun sekitar tahun 1830-1835 oleh Jenderal Frans David Cochius. Banyak kisah terjadi di benteng ini, mulai dari sebuah sekolah bagi anak-anak ‘haram’, hingga Presiden Indonesia kedua yang pernah mengenyam pendidikan militer di sini. Ingat, jangan buru-buru…! Mari kita nikmati detil-detil arsitektur benteng sambil melayangkan imajinasi tentang sinyo-sinyo anak serdadu Belanda yang berlarian, tentang para pemuda pribumi yang berbaris dengan seragam heiho (tentara/barisan pemuda) Jepang.
Sumber: backpackology.me
Dari Benteng van der Wijck, kita lanjut menyusur Jalan Gereja ke selatan. Kita akan menjumpai rumah sakit tentara yang didirikan di awal tahun 1900an. Di sekitarnya banyak rumah-rumah militer yang berderet dan sayang tak begitu terawat, namun justru semakin menunjukkan kesan kunonya. Nikmati juga sisa rumah-rumah ambtenaar (pegawai negeri zaman Belanda) di Jalan Kartini, hingga berujung di pertigaan SGB di jalan utama. Nama SGB merujuk pada Sekolah Guru B. Saat ini gedung tersebut menjadi SMPN 2 Gombong, namun entah mengapa nama SGB tetap melekat. Jika Anda naik angkutan umum, kondektur dan penumpang yang turun di pertigaan tersebut pasti akan mengatakan, “SGB.. SGB…”
Menyeberang Jalan Yos Sudarso, kita masuk ke wilayah Kaputihan, atau yang dulu dikenal juga dengan nama daerah Saudagaran. Memang ini adalah wilayah para Saudagar Kalang, yaitu kelompok bangsawan yang lihai berdagang. Komoditi kerajinan, batik, dan aneka produk industri rakyat diperdagangkan oleh para saudagar kalang ini. Dalam istilah lokal, mereka sering pula disebut dengan nama Raden Nganten. Tahukah Anda, bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani juga berdarah bangsawan kalang dari Gombong?
Masih ada beberapa rumah kuno yang menjadi saksi kejayaan bangsawan kalang. Salah satunya sebuah gedung tua di samping SMP Muhammadiyah. Kuno, agak seram, namun eksotis.
Kembali ke jalan utama, berjalan ke arah barat, kita akan melewati sungai Gombong. Ini menjadi batas tak resmi wilayah para bangsawan kalang dengan para pedagang Tionghoa yang juga banyak terdapat di Gombong. Wilayah Tionghoa menyebar dari kawasan Jalan Puring hingga ke Utara di sekitar Jalan Sempor Lama. Jalan Puring adalah wilayah industri, sedangkan Jalan Sempor Lama adalah wilayah perdagangan dan pergudangan. Pasar Gombong sendiri hingga tahun 1945-an berlokasi di Jalan Pemuda (depan Hotel Dunia). Pasar ini hanya buka setiap hari Senin dan Kamis.
Dari sana sempatkan mampir ke sebuah rumah di Jalan Puring, 50 meter utara rel kereta api. Sebuah rumah tua khas Belanda berdiri kokoh di kanan jalan. Ini adalah sebuah perusahaan rokok klembak menyan, jenis rokok yang sangat melegenda dan menjadi salah satu komunal brand Kota Gombong.
Sumber: iqbalkautsar.com
Masuk ke pabrik rokok ini seperti terlempar ke Gombong di tahun 1940an. Para pelintingnya ibu-ibu usia 60-70an, mengenakan kebaya dan kain. Mereka asyik berceloteh sambil meramu rokok yang hanya terdiri dari tembakau, klembak, dan kemenyan. Meskipun kemenyan dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan, aroma mistisnya membuat rokok klembak menyan menjadi pelengkap sesajen di banyak tempat.
Sementara di salah satu sudut ruang, tak jauh dari gudang tembakau yang beraroma khas, terdengar suara kayu beradu. Itu adalah para pekerja (yang kakek-nenek juga!) tengah menumbuk kemenyan. Pekerja dan peralatan seakan ingin mengabarkan panjangnya garis waktu yang telah dilalui rokok klembak menyan dan bagaimana rokok itu telah menjadi saksi hidup para pekerjanya.
Selepas dari pabrik rokok, kita bisa menyusur ke utara, sepanjang jalan yang bisa jadi adalah titik nol kota Gombong: tempat pertemuan Jalan Puring, Jalan Yos Sudars,o dan Jalan Sempor Lama.
Menuju utara di sepanjang Jalan Sempor Lama, di kanan jalan akan tampak sebuah gedung kecil antik di belakang toko plastik. Beberapa bagian masih asli, menampakkan corak khas Tionghoa. Ini adalah gedung perkumpulan kematian, yang dulu merupakan gedung Komunitas Tionghoa (Tjung Hwa Tjung Hwi). Di sini kita masih dapat menyaksikan peti-peti mati tradisional Tionghoa yang per buahnya berharga puluhan juta.
Gedung ini dan beberapa gedung di sekitarnya menjadi saksi perjalanan interaksi sosial dan budaya antara masyarakat Tionghoa dan masyarakat lokal. Jika beruntung mendapatkan pemandu yang tepat, kita akan mendapatkan kisah yang menarik sekaligus menjadi gambaran betapa beragamnya bentuk-bentuk kebudayaan yang menjadi pondasi awal berdirinya Kota Gombong.
Sumber: kebumenmuda.com
Tak jauh ke arah utara, di sebelah kiri jalan, berdirilah ikon baru wisata Gombong: Roemah Martha Tilaar. Gedung yang dibangun pada tahun 1920 ini merupakan rumah tinggal keluarga Liem Siauw Lam, seorang pengusaha Tionghoa yang sangat berpengaruh saat itu. Di rumah ini lahir cucu yang kelak menjadi pengusaha kosmetik ternama, yaitu Ibu Martha Tilaar.
Saat ini Roemah Martha Tilaar telah menjadi salah satu obyek wisata budaya dan edukasi. Ada banyak nuansa bisa dirasakan di obyek wisata satu ini. Dari segi budaya, tempat ini berusaha mengenalkan nilai-nilai sejarah dan warisan budaya leluhur yang amat terasa dalam rumah ini. Dilihat dari sejarah kota Gombong yang banyak didiami oleh komunitas Belanda dan Tionghoa, secara interior pun dapat dilihat beberapa gaya yang dipengaruhi oleh seni dari Eropa dan Tiongkok. (Sumber: Artikel kebumenmuda.com Foto cakrawalatourtravel.com)
...morePilih trip ke Teluk Kiluan di: http://triptr.us/Bi
TRIPTRUS - Provinsi Lampung tidak hanya menyimpan tujuan wisata seperti habitat gajah Sumatera di Taman Nasional Way Kambas atau Anak Gunung Krakatau. Di Kabupaten Tenggamus, tepatnya di Kecamatan Kelumbayan, ada Teluk Kiluan yang terkenal dengan wisata baharinya. Sudah sejak lama teluk ini terkenal sebagai tempat "berburu" lumba-lumba. Tunggu dulu, TripTroops. Yang dimaksud dengan berburu di sini adalah menonton kawanan lumba-lumba hidung botol dan lumba-lumba hidung panjang yang bisa dilihat di Teluk Kiluan.
Untuk mencapai Teluk Kiluan, TripTroops bisa menyewa mobil dari Bandar Lampung dan menempuh perjalanan selama kurang lebih 4 jam. Meski perjalanan mencapai Teluk Kiluan bisa cukup melelahkan, tapi worth it begitu TripTroops sampai di Teluk Kiluan. Sebelum melihat lumba-lumba, di Teluk Kiluan terdapat kolam alami di Pantai Laguna -- tidak jauh dari dermaga Teluk Kiluan. Perjalanan menuju kolam alami ini memakan waktu kurang lebih satu jam yang melibatkan sedikit trekking, mendaki dan melintasi batu-batu karang. Kolam alami ini terdapat tepat di pinggir tebing karang. Airnya yang jernih berasal dari ombak tinggi Samudera Hindia yang terbentang di lepas Pantai Laguna.
Untuk melihat lumba-lumba di Kiluan, ada baiknya memulai perjalanan di pagi hari. Dengan menyewa perahu jukung (speedboat kecil) yang dikenal dengan nama Katir oleh penduduk setempat. Di atas perahu yang bisa memuat tiga orang ini, TripTroops akan diajak ke tengah laut melihat kawanan lumba-lumba yang berhabitat di sekitar Teluk Kiluan. Konon, kawanan lumba-lumba di Teluk Kiluan ini adalah yang terbesar di Asia, bahkan mungkin di dunia! Selain lumba-lumba, Teluk Kiluan juga merupakan habitat dari penyu hijau -- meski yang satu ini tidak terlalu sering terlihat dibanding lumba-lumba.
Bagi TripTroops yang tidak puas hanya melihat lumba-lumba saja, Teluk Kiluan juga merupakan salah satu tempat yang oke banget buat snorkeling atau diving. Meski keragaman spesies bawah laut di Kiluan tidak sebanyak yang bisa dilihat di Bunaken atau Raja Ampat, tapi kejernihan airnya membuat terjun ke air jadi sangat menyenangkan karena dapat melihat jelas satwa laut di Teluk Kiluan. Sore harinya, Teluk Kiluan adalah tempat yang tepat untuk mengabadikan pemandangan matahari terbenam yang memesona.Pantai-pantai yang ada di beberapa pulau sekitar Teluk Kiluan juga terkenal akan pemandangannya yang mengagumkan. Pasir putih dan pantai yang bersih serta tenang, seperti di Pulau Kiluan, akan membuat TripTroops betah berlama-lama di sini.
Photos taken from: Shutterstock
...moreTripTrus.Com - Bro dan sis traveler, lo pernah nggak tiba di Pelabuhan Merak terus mikir “seandainya gue bisa langsung cabut ke tempat santai dulu sebelum nyebrang/lanjut perjalanan”? Nah, Merak tuh nggak cuma jadi pintu gerbang ke Sumatera atau jalur antar pulau doang — sekitarnya penuh destinasi kece buat nongkrong, foto-foto, atau sekadar healing sebentar. Dari pantai dengan pasirnya yang adem, bukit yang view-nya nge-hits, sampai taman bermain buat ngilangin penat. Artikel ini bakal ngajak lo susun itinerary dadakan yang nggak jauh dari Pelabuhan Merak — cocok banget buat lo yang pengen liburan kilat tapi tetap penuh vibes.
1. Pantai Mabak
View this post on Instagram
A post shared by Angga Jaenudin (@angga_jaenudin)
Bro, Pantai Mabak cuma sekitar 1 kilometer dari Pelabuhan Merak—dekat banget! Air lautnya campuran hijau sama biru yang jernih, bikin mata adem. Dari tepinya, lo bisa ngeliat kapal-kapal lalu lalang di pelabuhan, juga Pulau Merak Kecil di kejauhan—pas banget buat lo yang suka foto dengan latar laut + aktivitas industri kecil di sekitarnya. Gak butuh tenaga ekstra buat ke sini, cuma santai dulu aja sebelum bepergian jauh.
2. Bukit Batu Gambir
Sis, buat lo yang suka naik bukit dikit tapi dapet view keren, Bukit Batu Gambir cocok banget. Lokasinya di Tamansari, Pulomerak, sekitar 5 km dari pelabuhan—or sekitar 15–20 menit pakai kendaraan. Lo bakal nemuin ilalang, pepohonan, pemandangan laut + Pelabuhan Merak dari atas. Tantangannya ringan—perlu mendaki sedikit—tapi hasil fotonya bakal worth it buat di-share ke sosmed lo.
3. Pulau Merak Kecil
Santuy aja, Bro—dari pelabuhan lo bisa nyebrang sekitar 5 menit buat ke Pulau Merak Kecil. Pulau ini punya pantai dengan pasir putih halus + air biru jernih; view-nya damai, cocok buat kabur sebentar dari keramaian. Dari sini lo bisa liat Pelabuhan Merak, suasana industri Cilegon, bahkan Pulau Jawa dari balik laut. Perfect banget buat refreshing ringan.
4. Pulau Merak Besar
Kalo Pulau Merak Kecil masih kurang untuk lo, Pulau Merak Besar bisa jadi alternatif. Perlu nyebrang sekitar 10–15 menit. Pulau ini punya fungsi sebagai hutan lindung yang menjaga gelombang laut ke arah pelabuhan, jadi suasananya masih asri dan alami. Lo bisa berenang, camping, foto-foto—kalo mau ngerasain vibe alam sambil jauh dari kebisingan.
5. Bukit Teletubbies
Nama yang lucu ya, sis. Bukit ini letaknya di Suralaya, Pulomerak, ±9 km dari Pelabuhan Merak, kira-kira 20–25 menit perjalanan. Asalnya nama “Bukit Kembang Kuning,” tapi karena bentuknya mirip bukit di film Teletubbies, jadi dikenal gitu. Dari puncak bukit, lo bisa ngeliat Selat Sunda, laut lepas, suasana Merak dari atas—benar-benar spot yang Instagrammable banget.
[Baca juga : "9 Spot Keren Di Ujung Kulon Yang Wajib Lo Jelajahi!"]
6. Pantai Lebak Gede
Buat lo yang pengen pantai dengan suasana rileks tapi gak jauh-jauh banget, Pantai Lebak Gede pas banget. Jaraknya ±4,5 km dari pelabuhan, aksesnya juga lumayan gampang—ada jalan desa yang harus dilalui, tapi gak susah kok. Pantai ini nggak sebesar pantai-pantai lainnya, tapi view ke laut + aktivitas kapal dari kejauhan tetap keren. Cocok buat lo yang pengen duduk santai sambil ngeliatin ombak.
7. Tikungan Pantai Merak
Bro, ini tempat buat lo yang suka suasana pinggir pantai + ngopi kaki lima + menikmati panorama kapal. Tikungan Pantai Merak lokasinya sangat strategis—sekitar 1 km atau ±4 menit dari pelabuhan. Dari sini lo bisa ngeliat Pelabuhan Merak, pemandangan kapal, dan juga area industri Cilegon. Santai sore hari sambil ngemil, nyaman banget.
8. Batu Lawang (Watu Lawang)
View this post on Instagram
A post shared by Saefullah (@saefullah_14)
Sis, kalo lo suka alam plus view yang agak berkabut atau adem, Batu Lawang wajib masuk daftar lo. Lokasinya di Gerem, Merak—bukit dengan batu besar yang membentuk gap seperti pintu. Dari atas, lo bisa lihat siluet Gunung Pinang, Masjid Agung Cilegon, Waduk Krenceng, Gunung Karang, plus kehijauan yang menenangkan. Udara sejuk dan spot foto kece banyak, cocok buat lo yang suka petualangan ringan.
9. Pantai Kelapa Tujuh
Pantai yang rada tersembunyi—letaknya antara Pelabuhan Merak dan PLTU Suralaya. Pasirnya lembut, ombaknya tenang—pas banget kalo lo pengen relaksasi sambil mendengar suara laut. Ada pohon rindang juga buat lo yang suka shady spot untuk menggelar tikar santai. View kapal-kapal kecil plus tongkang batubara kadang lewat di kejauhan, jadi suasananya unik dan gak biasa.
10. Taman Wisata Krakatau Jungle Park
Bro-sis, kalo lo pengen break dari alam pantai atau bukit, taman wisata ini bisa jadi pilihan fun banget. Luasnya sekitar 2 hektar, ada outbond, wahana bermain, spot Instagramable, juga kuliner. Lokasinya di jalan KH. Yasin Beji, Cilegon. Gak cuma buat anak kecil doang, lo yang muda dan pengen aktivitas seru juga bakal dapet. Jadi sebelum perjalanan panjang, bisa energinya reload dulu di sini.
Jadi bro dan sis traveler, liburan gak harus jauh atau lama buat bisa nge-refresh otak dan nambah stories buat sosmed. Sekitar Pelabuhan Merak aja udah banyak banget opsi wisata yang variatif—mulai dari pantai yang adem, bukit yang bikin jantung dag dig dug (tapi aman), sampe taman bermain yang bisa bikin lo ngakak bareng teman. Pilih sesuai mood lo—mau laut, alam, atau aktivitas santai—semua ada. Jadi lain kali lo berada di Pelabuhan Merak, jangan buru-buru pergi dulu ya, santai sebentar, nikmati spot-spot kece di sebelahnya. Liburan tetap asik tapi budget dan waktu tetap aman terkendali—karena kadang, keindahan itu udah di depan mata, tinggal lo buka mata. (Sumber Foto @lyani_am)
...more