Memasuki salah satu situs bersejarah di Minahasa Utara ini butuh sedikit perjuangan untuk mencarinya. Letaknya yang berada di belakang perumahan dan lahan penduduk membuat salah satu situs bersejarah di Sulawesi Utara ini agak tersembunyi. Inilah Situs Waruga Sawangan yang merupakan kuburan tua peninggalan zaman megalitik orang Minahasa.
Waruga di Minahasa diperkirakan berkembang pada sekitar awal abad ke-13 sebelum Masehi. Kemunculan Waruga pertama kali di daerah Bukit Kelewer, Treman, dan Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara. Kemunculan Waruga kemudian terus berkembang di berbagai daerah di Sulawesi Utara hingga awal abad ke-20 Masehi.
Pada zaman pra-sejarah masyarakat Minahasa masih percaya jika roh leluhur memiliki kekuatan magis. Untuk itu, kuburan dibuat secara khusus dengan seindah mungkin. Waruga terdiri dari dua bagian, bagian badan dan bagian tutup. Bagian badan berbentuk kubus dan bagian tutup berbentuk menyerupai atap rumah.
Uniknya, waruga tidak dibuat oleh kerabat atau keluarga dari orang yang meninggal akan tetapi dibuat sendiri oleh orang yang akan meninggal. Ketika orang itu akan meninggal maka dengan sendirinya akan memasuki waruga yang dibuatnya itu setelah diberi bekal kubur lengkap. Suatu hari bila itu dilakukan dengan sepenuhnya akan mendatangkan kebaikan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Sebenarnya di Sulawesi Utara banyak terdapat situs Waruga, salah satunya di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara. Terdapat 143 buah Waruga di desa ini yang dibagi dalam beberapa ukuran yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok.
Kelompok pertama, Waruga berukuran kecil dengan ketinggian antara 0-100 cm sebanyak 10 buah. Kedua, Waruga berukuran sedang dengan ketinggian antara 101-150 cm sebanyak 52 buah. Ketiga, Waruga berukuran besar dengan ketinggian antara 151-250 cm sebanyak 81 buah.
Waruga sendiri berasal dari bahasa Tombulu, yakni dari suku kata Wale Maruga yang memiliki arti rumah dari badan yang akan kering. Waruga juga memiliki arti lainnya yakni Wale Waru atau kubur dari Domato atau sejenis tanah lilin.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com
...moreSillanan adalah nama sebuah perkampungan tradisional masyarakat Toraja. Secara administratif, perkampungan ini masuk ke wilayah Desa Sillanan, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Perkampungan yang struktur tanahnya berbatu-batu ini dihuni oleh penduduk yang bekerja sebagai petani kopi, dan terletak sekitar 35 kilometer ke arah selatan Rantepao. Di tempat ini terdapat bangunan-bangunan megalit berupa menhir maupun kubur batuyang berkaitan dengan tradisi dan upacara-upacara adat masyarakat Toraja yang hingga kini masih diselenggarakan. Dari upacara-upacara adat itu, wisatawan akan mendapatkan gambaran mengenai fungsi dan peranan peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut terhadap kehidupan masyarakat setempat. Beberapa rumah tongkonan dan lumbung padi yang berusia sangat tua pun masih bisa ditemukan di sini, sementara beberapa diantaranya sudah direnovasi akibat termakan usia. Tongkonan merupakan rumah adat masyarakat Toraja. Kata “tongkonan” berasal dari bahasa Toraja yaitu “tongkon” yang berarti duduk. Disebut tongkon karena memang bangunan ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan kekuasaan adat. Tongkonan bukanlah rumah pribadi perseorangan tetapi diwariskan secara turun temurun oleh keluarga atau marga suku Toraja. Di rumah adat inilah, keluarga Toraja biasanya berkumpul untuk berdiskusi ataupun bertukar pendapat. Tidak semua Tongkonan dapat dikunjungi, kecuali Tongkonan yang memang secara khusus dijadikan obyek wisata. Sementara Tongkonan milik keluarga Tana Toraja hanya boleh dikunjungi oleh anggota keluarga saja. Wisatawan bisa menanyakan tetua adat atau penduduk mengenai Tongkonan mana yang boleh dikunjungi. Tongkonan terbuat dari kayu dan memiliki atap yang terbuat dari daun nipa atau kelapa. Bangunan adat ini selalu dibangun menghadap ke utara, arah yang dianggap sebagai sumber kehidupan. Jika dilihat dari bagian samping, bentuk atap Tongkonan akan mirip seperti tanduk kerbau. Di kehidupan masyarakat Toraja, kerbau memang dijadikan simbol status sosial. Ketika keluarga Toraja menyelenggarakan upacara adat pemakaman, mereka akan menyembelih kerbau yang jumlahnya disesuaikan dengan kemampuan ekonomi keluarga penyelenggara adat. Setelah disembelih, tanduk-tanduk kerbau dipasang pada Tongkonan milik mereka. Semakin banyak jumlah tanduk kerbau pada Tongkonan, berarti semakin tinggi pula status sosial pemiliknya di kalangan masyarakat Toraja. Rumah adat Toraja ini berbentuk rumah panggung, dan kolong rumah biasanya dipakai sebagai kandang kerbau. Di depannya terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘. Tiang-tiang lumbung terbuat dari batang pohon palem (‘bangah‘) yang licin, sehingga tikus tidak dapat memanjat masuk ke dalam lumbung. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran bergambar ayam dan matahari, yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara. Orang Toraja menganggap tongkonan sebagai simbol ‘ibu‘, sedangkan alang sebagai ‘bapak‘. Tongkonan tidak hanya berfungsi sebagai rumah tinggal, tetapi juga sebagai tempat mengadakan kegiatan sosial, upacara adat, serta membina kekerabatan. Bagian dalam rumah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian utara, tengah dan selatan. Bagian utara atau ‘tengalok’ berfungsi sebagai ruang tamu, ruang tidur anak-anak, dan juga tempat meletakkan sesaji. Bagian tengah yang disebut ‘sali‘ berfungsi sebagai ruang makan, pertemuan keluarga, tempat menyemayamkan orang mati, dan juga sebagai dapur. Dan bagian selatan disebut ‘sumbung‘, merupakan ruangan untuk kepala keluarga. Rumah adat Toraja memiliki beberapa ornamen ukiran khas Toraja yang terbuat dari tanah liat, biasanya menggunakan empat warna dasar yakni hitam, merah, kuning, serta putih. Bagi suku Toraja, keempat warna itu memiliki makna tersendiri. Warna hitam melambangkan kematian, kuning menjadi simbol anugerah dan kekuasaan Illahi, putih lambang warna daging dan tulang yang berarti suci, sementara merah menjadi simbol warna darah yang melambangkan kehidupan manusia. Sama halnya dengan jumlah tanduk kerbau, jumlah ornamen di dalam Tongkonan juga melambangkan tingkat kemewahan. Desa Sillanan juga menawarkan pemandangan alam yang indah dan agrowisata kopi dan sayur mayur. Sillanan dapat dicapai dengan menggunakan angkutan umum Makale – Mebali. Lalu perjalanan bisa dilanjutkan dengan angkutan Mebali -Sillanan, naik ojek atau berjalan kaki. Di sekitar perkampungan ini, terdapat juga pemondokan untuk wisatawan. Sementara enam kilometer dari Sillanan,ada hotel bintang tiga.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com
...moreTripTrus.Com - Lo tau nggak sih, ternyata Idul Adha di Indonesia tuh nggak cuma soal potong kambing dan sapi doang. Di berbagai daerah, ada tradisi-tradisi unik yang kece banget, kental sama budaya lokal, dan penuh makna. Dari yang mistis, heboh, sampe yang penuh toleransi—semuanya bikin vibes Lebaran Kurban makin spesial. Yuk, kita kulik satu-satu tradisi gokil ini, siapa tau tahun depan lo pengen ngerasain langsung!
1. Meugang di Aceh: Dagingan Bareng-Bareng
Sebelum Hari H, warga Aceh tuh udah heboh dengan yang namanya Meugang. Pokoknya, suasana jadi rame, pasar penuh, semua orang buru-buru beli daging buat masak rame-rame. Uniknya, daging yang dimasak nggak cuma buat keluarga, tapi juga dibagi-bagiin ke yatim piatu dan tetangga. Ini bukan cuma soal makan-makan, tapi wujud syukur mereka ke Allah SWT. Lo bakal ngerasain vibes kekeluargaan yang hangat banget di sini.
Biasanya, prosesi Meugang dimulai dari potong hewan kurban, terus lanjut masak dan nikmatin bareng. Kalo lo lagi nggak punya hewan kurban, nggak masalah, bisa beli di pasar. Pokoknya, yang penting semua dapet bagian dan bisa ngerayain bareng. Keren banget kan?
2. Apitan di Semarang: Berebut Hasil Bumi, Bro!
Namanya Apitan, karena emang diadain di bulan yang ‘diapit’ antara Syawal dan Zulhijjah. Ini tradisi Semarang yang seru parah, soalnya warga bakal rebutan hasil bumi yang diarak keliling. Ada pertunjukan kuda lumping juga loh, makin rame dan mistis vibes-nya!
Awalnya sih ini tradisi sedekah bumi, tapi sekarang jadi hiburan rakyat yang bikin warga kumpul bareng. Tradisi ini juga jadi bentuk syukur warga karena hasil panen mereka. Kalo lo beruntung, bisa dapet sayuran atau hasil tani yang katanya bawa berkah. Siap-siap rebutan, ya!
3. Gamelan Sekaten di Surakarta: Tabuhan Sakral nan Syahdu
Di Solo, ada Gamelan Sekaten yang bukan sembarang gamelan. Ini tuh pusaka dari zaman Kerajaan Mataram, dan cuma ditabuh pas event gede kayak Maulid Nabi, Idul Fitri, atau Idul Adha. Bayangin deh, gamelan yang usianya ratusan tahun, bunyinya syahdu, dan penuh makna spiritual.
Warga yang nonton biasanya sambil ngunyah kinang, semacam tradisi juga. Katanya sih biar awet muda dan bisa nonton gamelan ini terus tiap tahun. Jadi bukan cuma nonton, tapi juga ngalamin tradisi yang udah berjalan dari tahun 1644. Gila sih, ini tua banget tapi masih keren!
4. Grebek Gunungan di Yogyakarta: Rebutan Gunungan Demi Berkah
Kalau lo lagi di Jogja pas Idul Adha, jangan sampe kelewatan Grebeg Gunungan. Ada 7 gunungan gede dari hasil tani yang bakal diarak keliling. Abis diarak, warga langsung berebut hasilnya, karena katanya sih yang berhasil dapet bisa dapet keberkahan. Seru banget kayak pasar dadakan tapi penuh aura sakral.
Tempat arakannya juga dibagi tiga, dari Masjid Gede sampe Puro. Bayangin tuh rame-nya, penuh sesak orang yang pengen dapet berkah dari gunungan. Ini bukan soal dapet sayur atau buah, tapi lebih ke simbol rezeki dari Tuhan. Merinding, cuy!
5. Manten Sapi di Pasuruan: Sapi Pun Punya Hari Bahagia
View this post on Instagram
A post shared by Puspita Nagari (@puspita_nagari_)
Di Pasuruan, sapi kurban dimanja banget, cuy! Namanya Manten Sapi, jadi sebelum disembelih, sapinya dimandiin, dikasih bunga tujuh rupa, sampe dipakaikan sorban dan sajadah. Kayak pengantin beneran!
Sapi-sapi itu bakal diarak bareng-bareng ke masjid buat diserahin ke panitia kurban. Ini bukan cuma seru, tapi juga bentuk penghormatan ke hewan yang bakal jadi persembahan. Tradisi ini tuh ngajarin lo buat bersyukur dan menghargai segala ciptaan Tuhan, bahkan hewan kurban sekalipun.
[Baca juga : "Liburan 2025: Saatnya Lo Healing Beneran, Bukan Cuma Demi Feed Aesthetic!"]
6. Toron & Nyalasi di Madura: Mudik & Ziarah, Dua Tradisi Sekaligus
Orang Madura punya tradisi yang nggak kalah keren, namanya Toron dan Nyalasi. Toron tuh artinya turun, jadi kayak mudik pas Idul Adha. Meski sibuk merantau, pas momen ini mereka pasti pulang ke kampung. So sweet kan?
Nah, setelah sholat Ied, mereka lanjut ke nyalasi, alias ziarah ke makam keluarga. Lo bakal ngeliat jalanan penuh orang, suasana haru campur bahagia. Ini bukan sekadar pulang kampung, tapi bentuk penghormatan dan doa buat leluhur mereka. Respect abis, sih!
7. Mepe Kasur di Banyuwangi: Kasur Pun Ikutan Rayain
Di Desa Kemiren, Banyuwangi, warga suku Osing punya tradisi unik banget: Mepe Kasur alias jemur kasur. Tapi bukan sembarang jemur, kasurnya harus warna merah-hitam. Merah lambang keberanian, hitam lambang kelanggengan.
Tradisi ini tujuannya buat buang sial dan jaga keharmonisan rumah tangga. Jadi bukan cuma kasurnya yang ‘disucikan’, tapi juga energi di rumah lo. Semua warga jemur barengan, kayak vibe gotong royong yang adem dan penuh makna.
8. Ngejot di Bali: Toleransi Tingkat Dewa
Bali emang nggak pernah gagal bikin takjub. Di sana ada tradisi Ngejot pas Idul Adha. Masyarakat Muslim bakal bagi-bagi makanan ke tetangga yang beda agama. Ini bentuk rasa syukur plus bukti bahwa toleransi di Bali tuh bukan sekadar wacana.
Yang dikasih bisa makanan, buah, bahkan minuman. Tetangga yang non-Muslim pun nerima dengan senang hati. Gimana nggak adem, coba? Di tengah perbedaan, mereka tetep bisa saling menghargai. Indonesia banget, kan?
9. Accera Kalompoang di Gowa: Cuci Pusaka ala Kerajaan
Di Gowa, Sulawesi Selatan, ada tradisi sakral bernama Accera Kalompoang. Intinya, benda pusaka kerajaan dicuci sebelum dan saat Idul Adha. Prosesinya dua hari, dan lokasinya di Rumah Adat Balla Lompoa.
Tradisi ini jadi momen penting buat mempererat hubungan antara keluarga kerajaan dan masyarakat. Selain sakral, acaranya juga megah dan penuh filosofi. Ini bukan sekadar nyuci benda, tapi simbol menyucikan hati dan hubungan antarmanusia.
10. Kaul Negeri & Abda'u di Maluku Tengah: Parade Budaya Seru Abis
Tepat setelah shalat Idul Adha, warga Negeri Tulehu langsung gelar Kaul dan Abda’u. Bayangin, pemuka adat gendong tiga ekor kambing pake kain, terus jalan keliling kampung sambil takbiran dan shalawatan. Habis itu, baru deh kurbannya disembelih.
Tradisi ini udah ada sejak abad ke-17 dan masih lestari sampai sekarang. Bukan cuma satu desa doang, tapi banyak desa ikutan gabung. Tujuannya? Nolak bala dan minta perlindungan dari Allah SWT. Meriah, sakral, dan penuh makna. Respect banget!
Gila sih, ternyata Idul Adha di Indonesia tuh berwarna banget ya! Dari Aceh sampe Maluku, tiap daerah punya cara unik buat ngerayain hari besar ini. Yang penting bukan cuma potong hewan, tapi juga makna di balik setiap tradisi: syukur, kebersamaan, toleransi, dan budaya yang kaya banget. Yuk, jaga dan lestarikan biar tradisi keren ini nggak cuma jadi cerita doang, tapi terus hidup sampai anak cucu kita nanti! (Sumber Foto @ajanggojang)
...moreTripTrus.Com - Komunitas sepeda dengan bagian bawah jok atau sadel yang dimodifikasi bisa bergerak lunak alias fleksibel di Kecamatan Lasem semakin dikenal. Komunitas sepeda yang lebih mudah dikenal sebagai sepeda kuno itu anggotanya banyak merupakan kalangan bocah remaja di kecamatan tersebut.
Meskipun berawal dari hobi bersepeda, ternyata dalam perkembangannya komunitas di bawah binaan Babinkamtibmas Polsek Lasem Brigadir Wisnu Santoso itu, memberikan lebih banyak manfaat. Yang paling menonjol adalah mengenalkan potensi wisata pusaka dan budaya Lasem kepada masyarakat.
Pasalnya, komunitas yang saat ini bernaggotakan sekitar 45 anak kerap menggelar pawai sepeda ulo dengan berkeliling ke titik-titik wisata pusaka di Lasem. Mereka kemudian berfoto dengan latar belakang wisata pusaka tersebut untuk selanjutnya mengunggahnya ke media sosial.
Kebiasaan itu ternyata cukup ampuh mengenalkan Lasem sebagai kota pusaka kepada khalayak umum. Sebab, banyak respons dari pengguna media sosial dengan menanggapi komunitas tersebut sekaligus destinasi wisata pusaka Lasem.
Pembina komunitas sepeda ulo, Brigadir Wisnu Santoso atau yang lebih sering disapa Wiwik mengatakan, manfaat lain keberadaan komunitas ini adalah membentengi bocah-bocah remaja Lasem dari potensi salah pergaulan.
Dengan keaktifan di dalam komunitas, membuat mereka tidak memiliki cukup waktu kosong untuk sekedar mencoba hal-hal negatif yang banyak bersebaran di lingkungan masyarakat. Kebiasaan berkumpul saat luang dengan bersepeda ulo membuat mereka benar-benar nyaman jauh dari barang-barang terlarang seperti narkoba.
“Disebut sepeda ulo, karena di bawah sadel sudah dimodifikasi, supaya jalannya sepeda dapat meliak–liuk seperti ulo (ular). Cukup menarik ketika pawai, karena tidak seperti laju sepeda pada umumnya. Nuansa humornya juga begitu kental,” kata Wiwik.
Biasanya, komunitas sepeda ulo kerap menggelar pawai dengan titik fokus Desa Bagan. Selain karena Wiwik merupakan Babinkamtibmas di desa tersebut, Bagan dipilih lantaran cukup banyak menjadi lokasi peninggalan-peninggalan sejarah masa lalu dan juga kampung batik.
“Tiap ada showroom batik, anggota komunitas selalu berkumpul di sana dan berpawai. Mereka berfoto dengan latar belakang batik tulis Lasem, kemudian diunggah ke berbagai media sosial. Biasanya finish diakhiri di halaman klentheng Gie Yong Bio Bagan,” ujarnya. (Sumber: Artikel-Foto suaramerdeka.com)
...moreTripTrus.Com - Gokil, Sumut makin hits nih! Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumatera Utara baru aja ngeluarin Kalender Event 2025 yang bakal seru abis! Tema besarnya, "Discover North Sumatra: The Heart of Indonesia," jadi bukti kalo Sumut itu pusatnya Indonesia banget, cuy.
View this post on Instagram
A post shared by BUMI SIGUPAI ABDYA (@bumi_abdya)
Pj Gubsu, Agus Fatoni, bilang bakal ada 24 event kece yang dihelat sepanjang tahun 2025, dari yang skala nasional sampai internasional. Kata dia, ini pertama kalinya Sumut ngerilis Kalender Event, dan siap-siap aja banyak banget acara dari budaya, seni, sampai alam yang keren banget, bahkan ada desa wisata juga buat para wisatawan lokal dan mancanegara.
Menurut Fatoni, acara ini tuh bakal jadi media buat ngenalin potensi wisata Sumut yang udah terkenal banget, mulai dari alam yang bikin nganga, keberagaman budaya, sampai tradisi yang masih kental. “Sumut tuh emang jantungnya Indonesia. Kami pengen orang-orang makin sadar kalo Sumut itu nggak cuma punya keindahan alam, tapi juga kaya akan budaya,” kata Fatoni di peluncurannya di Pos Bloc Medan.
[Baca juga : "Mataram Bikin 15 Event Kece Buat Tarik Wisatawan 2025!"]
Selain itu, Kadis Budparekraf Sumut, Zumri Sulthony, juga ngejelasin kalo jumlah wisatawan ke Sumut udah naik signifikan. “Wisatawan mancanegara dan domestik udah banyak yang dateng ke sini, bahkan sampai November 2024, kunjungan wisatawan mancanegara tercatat 229.013 orang. Ini udah ngalahin target 200.000,” ungkap Zumri.
Yang lebih keren lagi, Kalender Event 2025 ini bukan cuma hasil kerja keras pemerintah aja, tapi ada sinergi antara Pemprov Sumut, pemerintah daerah, dan para pelaku wisata yang udah barengan bikin acara yang bakal ngeboost ekonomi lokal. Zumri juga percaya, dengan banyaknya event yang digelar, posisi Sumut bakal makin kuat jadi destinasi wisata utama.
“Kalender event ini bakal ngasih lebih dari 50 acara sepanjang tahun 2025, tersebar di seluruh daerah Sumut. Ini bakal jadi momentum buat explore semua pesona yang ada di Sumut, dari alam sampe sejarah yang nggak bakal terlupakan,” tutup Zumri. So, buat lo yang suka traveling, jangan sampe ketinggalan deh! (Sumber Foto @ridhotoyotamedan)
...moreTripTrus.Com - Kemenparekraf baru aja ngebocorin target besar mereka buat tahun 2024, guys. Salah satunya nih, nilai devisa pariwisata tembus Rp202,3 Triliun! Tapi, jangan seneng dulu, soalnya ada tantangan besar yang bakal dihadapi nih oleh industri pariwisata.
Menurut si bos besar Astindo, Pauline Suharno, tantangan paling kenceng yang lagi dihadapi itu masalah konektivitas penerbangan. Gede banget masalahnya, guys! Nah, terus solusinya apa dong?
View this post on Instagram
A post shared by Nikolett Fekete • travel creator (@fktnikolett)
Buat yang penasaran, nih, saksikan obrolan seru antara Shinta Zahara dan Pauline Suharno di Profit CNBC Indonesia. Hari Kamis (30/11/2023), mereka bahas rinci tentang hal ini, lho!
Dan Wisata Santai atau "Slowcation" Diprediksi Bakal Jadi Gemesin Banget di 2024, Nah Ini Alasannya! Kabarnya, Pinterest udah nebak-nebak nih, tren wisata kece buat tahun depan. Dalam laporannya yang berjudul Pinterest Predicts 2024, katanya, wisatawan bakal lebih milih perjalanan yang santai alias slowcation.
Jadi begini, guys, Gen Z dan millennial tahun depan lebih suka destinasi yang tenang, nggak terlalu rame, gitu. Mereka mau perjalanan yang nggak terlalu padet jadwalnya, biar bisa meresapi kehidupan lokal dan kebudayaannya.
[Baca juga : "Gili Islands Jadi Pilihan Cool Liburan 2024 Ala National Geographic!"]
Slowcation ini artinya kita bisa menjelajahi tempat-tempat yang masih sepi dari kunjungan wisatawan. Di sini kita bisa ngobrol sama warga setempat, mampir ke seniman atau pengrajin lokal. Keren, kan?
Oh iya, menurut Pinterest, tahun depan kata kunci pencarian populer bakal berhubungan sama konsep slowcation. Ada yang nyari hotel staycation, solo traveling, hidup santai, tantangan detoks digital, dan tidur ASMR.
Selain slowcation, Pinterest juga nebak kalau para Boomer dan Gen Z bakal suka banget sama wisata alam. Mereka bakal sering camping, hiking, atau off-road. Makin seru nih liburannya. So, jangan lewatkan keseruan slowcation dan serunya generasi Boomer serta Gen Z yang hobi petualangan alam, ya! (Sumber Foto @h_trip)
...moreTripTrus.Com - Bro-Sis traveler, lo tau nggak, Pulau Bintan itu semacam hidden paradise yang deket banget ama Singapura sama Johor Bahru, cuy—tapi kerasa jauh banget vibes-nya. Pulau terbesar di Kepulauan Riau ini, bener-bener bisa jadi pilihan liburan lo selanjutnya yang anti mainstream. Dari pantai pasir putih yang nyaris kayak Maldives, hidden gem yang masih sepi, sampai kolam laguna biru buatan yang Instagrammable banget—semua ada di sini. Jadi, siap-siap catet spot-spot epic buat isi feed lo dan bikin temen-temen lo auto mupeng!
1. Pantai Trikora
View this post on Instagram
A post shared by GenPI BINTAN (@genpi_bintan)
Bro, lo pasti bakal langsung nge-fall sama Pantai Trikora yang punya pasir putih ngebayangin Maldives tuh, karena memang vibe-nya mirip banget! Lo bisa ngarah ke Pantai Trikora 3 yang paling kapok terkenal di kalangan warga Tanjungpinang. Jaraknya sekitar 27 km atau satu jam motoran sambil dengar lagu favorit—pas sampe, lo disuguhi view tenang, ada gazebo buat chill, toilet dan kelapa muda yang ready stock. Selfie? Bebas. Santai? Juara.
2. Pantai Pengudang
Nah, kalau lo cari spot yang bener-bener “private”, Pantai Pengudang ini surga tersembunyi beneran. Di sini lo bisa liat perkawinan indah pasir putih, ilalang, bukit, dan juga karang-karang keren yang ditaro alam dengan epic. Atmosfernya tenang abis, cocok banget buat healing atau content buat feed lo. Nuansa lokalnya dapet, tapi tetap aesthetic dan worth banget untuk lo datengin biar feed lo tambah artsy.
3. Pantai Senggiling
Bro-Sis, kalau lo demen pantai yang masih virgin—Pantai Senggiling kudu masuk list. Pasirnya seputih kapas, air jernih kehijauan yang bikin adem di mata, dan sekelilingnya masih rapat hutan. Lo juga bakal disapa sama batu granit gede-gede yang nge-add drama ke latar foto lo. Atmosfernya tenang, almost private, pokoknya tempatnya perfect buat lo yang pengen mood reset tapi tetep looking fly.
4. White Sands Island (Pulau Beralas Pasir)
Cuy, ini nih spot eksklusif yang sayang banget kalo dilewatkan—White Sands Island alias Pulau Beralas Pasir. Lo mesti naik boat dari Pantai Trikora buat nyampe ke pulau pasir putih ini—mini heaven banget. Bisa snorkel nonton biota laut warna-warni, bikin feed full warna cerah. Mau chill aja? Siap. Mau staycation di resort? Bisa juga. Pokoknya vibes lo bener-bener on-point.
5. Lagoi Bay
Lo bisa pacaran sama sunrise sunrise vibes di Lagoi Bay, area pantai yang nggak cuma mewah tapi juga ada yang gratis alias buat umum bisa main di situ tanpa bayar. Fasilitasnya udah mantul: toilet, area parkir dan tempat sholat aman. Mau staycation? Banyak resort kece sekitar sana—coba aja Four Points by Sheraton Bintan—tapi kalau cuma mau hangout santuy, lo bisa aja main-main di Lagoi Bay doang.
6. Treasure Bay – Crystal Lagoon
Ini yang paling wow: Crystal Lagoon di Treasure Bay, kolam air laut buatan terbesar di Asia Tenggara gais. Luasnya sampe 6,3 hektar, airnya biru muda bening banget—bikin mata lo langsung adem. Ada wahana Bumper Boat, Pirates Adventure, Choo Choo Train buat lo yang mau main seru bareng temen-temen. Tiketnya mulai sekitar Rp120 ribu. Cakep buat lo yang nyari liburan fun dan membawa vibes mewah tapi ga bikin kantong bolong.
[Baca juga : "Festival Nusantara September 2025, Gaskeun Explore Budaya & Kreativitas Lo! Batch 1"]
7. Bukit Pasir Busung & Danau Biru
Bro-Sis yang demen eksplor—coba mampir ke Bukit Pasir Busung & Danau Biru. Dulu bekas tambang, sekarang jadi gurun mini yang pasirnya keemasan dan dibentendi danau biru cantik—kontras banget! Cocok banget buat lo yang cari tempat foto estetik, editing minimal tapi hasil maksimal. Instagram lo auto aesthetic vibes—plus, sensasi middle-of-nowhere-nya dapet banget, serasa jadi traveller sejati.
8. Pulau Penyengat
Yoi, spot heritage di Pulau Penyengat ini bakalan kasih lo flashback ke zaman kerajaan Melayu. Cuma butuh sekitar 15 menit naik kapal dari Tanjungpinang. Lo bisa jelajah Masjid Raja Riau Penyengat, Benteng Bukit Kursi, Balai Adat sampai makam-makam bersejarah. Estetika bangunan klasik dan aura sejarahnya kental—instagram story lo bakal jadi edukatif sekaligus estetik. Sip banget buat lo yang suka travel sekaligus belajar budaya.
9. Vihara Patung Seribu
Bosen sama pantai? Bro, lo bisa cek Vihara Patung Seribu yang dramatis abis. Ada sekitar 580 patung manusia setinggi 1,7–2 meter, masing-masing beda ekspresi dan detail bajunya. Atmosfernya kayak masuk film oriental—semua megah dan unik. Tiket lokal cuma sekitar Rp5.000—murah banget untuk suasana spiritual plus visual yang epic buat kabarin ke temen lo "gue main ke vihara pas ramai patung tuh".
10. Kampung Wisata Panglong
Bro-Sis yang pengen blend sama budaya lokal, Kampung Panglong jawabannya. Di sini ada rumah arang tradisional—mirip igloo tapi dari bata—dibuat sama Suku Laut, masyarakat nelayan asli. Lo bisa lihat aktivitas harian mereka, dapur arang, sampai ritual tradisional mereka. Atmosfer autentik abis, membawa lo ke sisi Bintan yang jarang diangkat di feed—antique vibes tapi tetep kekinian!
11. Bintan Mangrove
Kalau lo demen alam dan adventures—hutan bakau alias mangrove di Bintan bisa jadi opsi kece. Naik boat keliling mangrove sambil lewatin dedaunan rimbun dikelilingin air hijau tenang, suasana sejuk abis. Cocok buat lo yang mau kabur dari hiruk-pikuk kota tapi tetep pengen tetap belle sama alam. Feed lo juga bakal dapet cerita "eksplorasi mangrove".
12. Air Terjun Gunung Bintan
View this post on Instagram
A post shared by Pringadi Abdi Surya (@pringadisurya)
Last but not least: Air Terjun Gunung Bintan. Lo cuma perlu naik mobil sekitar 35 menit dari Tanjungpinang terus sampe di spot air terjun yang dikelilingi pepohonan! Suaranya gemericik dan airnya dingin bikin lo langsung seger. Plus, energinya pas buat yang mau hiking dulu, lalu treat-nya mandi air alami. Atmosfer rainforest tropis dapet; cocok banget buat stories “gue lagi di hutan tropis, kayak film”.
Duh, bro & sis traveler, abis baca ini gue yakin lo udah kebayang-gayang pengen packing ini-itu buat meluncur ke Bintan. Dari pantai glam abis kayak Trikora dan White Sands, spot hidden keren kayak Pengudang dan Senggiling, sampai kolam laguna insta-famous dan heritage vibes di Penyengat sama Vihara Patung Seribu—semua seru-seru! Ditambah lagi vibes lokal di Kampung Panglong, petualangan hijau di mangrove, dan kesegaran alami di air terjun—Bintan tuh lengkap banget buat berbagai mood liburan lo. Jadi, kapan lo siap ngegas ke Bintan? Nih bocoran biar feed, hati, dan vibe lo langsung overjoy! (Sumber Foto @win_wahyush)
...moreTripTrus.Com - Wisatawan yang akan berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada bulan Maret 2023 ini akan disuguhkan dengan berbagai event wisata menarik. Event wisata itu akan digelar di berbagai daerah di Provinsi Kepri.
Dinas Pariwisata (Dispar) Kepri bersama Dispar kabupaten/kota dan berkolaborasi dengan pihak swasta mengagendakan atau menjadwalkan 13 event wisata dengan tujuan untuk menarik kunjungan wisatawan ke Provinsi Kepri.
“13 event wisata ini akan digelar tersebar di kabupaten dan kota di Kepri, yang bertemakan seni, budaya, kreasi dan juga ekonomi kreatif yang berkaitan dengan wisata,” kata Plt Kadispar Kepri, Raja Hery Mokhrizal di Tanjungpinang.
View this post on Instagram
A post shared by PLCC RODAJAYA TEAM (@plccrodajaya)
Menurut Hery, semua event tersebut sudah diagendakan dan akan digelar penuh dalam satu bulan Maret ini. Sehingga sangat beruntung bagi wisatawan yang berkunjung ke Kepri pada Maret ini. Ia menambahkan, adapun kalender wisata Kepri pada Maret 2023 ini, dimana akan dibuka dengan event Gebyar Anniversary SMP Negeri 2 di Kabupaten Natuna yang akan digelar pada 6–10 Maret 2023 mendatang. “Setelah itu dilanjutkan dengan event Local Art Parade juga digelar di Natuna pada 10–11 Maret 2023,” ujarnya.
Event wisata lainnya lanjut Hery yakni event Wonderfood Ramadan dan Festival Ekraft yang akan digelar di Taman Dang Anom, Kota Batam dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bazaar Ramadan yang juga digelar di Kota Batam.
Pihaknya berharap event yang akan berlangsung selama bulan suci Ramadan itu, dapat berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat. “Selain itu event Nestle International Batam Marathon 2023 yang digelar di Alun-alun Egku Putri pada 10-12 Maret dengan penyelenggara ASPABRI, dan ada sejumlah event lainnya yang digelar juga di Batam” tuturnya.
“Untuk gelaran event wisata di Karimun tentunya digelar di bulan Maret 2023 ini,” katanya. (***)
Event wisata di Provinsi Kepri pada Maret 2023 yakni :
1. Gebyar Anniversary SMPN2Lokasi : NatunaWaktu : 06 – 10 MaretPenyelenggara : Dispar Natuna
2. Local Art ParadeLokasi : NatunaWaktu : 10 – 11 MaretPenyelenggara : Dispar Natuna
3. Nestle International Batam Marathon 2023Lokasi : Alun – alun Engku Putri, BatamWaktu : 10 – 12 MaretPenyelenggara : ASPABRI
4. Turnamen Olah raga Lokasi : AnambasWaktu : 10 MaretPenyelenggara : Dispar Anambas
5. Wonderfood Ramadhan dan Festival EkraftLokasi : Taman Dang Anom, Kota BatamWaktu : 27 Maret- 9 AprilPenyelenggara : Dispar Batam
6. Asita Bike Fest 2023Lokasi : BatamWaktu : MaretPenyelenggara : DPD ASITA
7. Tering Bay seri I Ramadhan CharityLokasi : BatamWaktu : MaretPenyelenggara : Tering Bay Golf
8. Perwara Vaganza 2023Lokasi : BatamWaktu : MaretPenyelenggara : Perwara
9. PHRI Bazaar RamadhanLokasi : BatamWaktu : MaretPenyelenggara : PHRI
10. Duta Wisata KarimunLokasi : KarimunWaktu : MaretPenyelenggara : Dispar Karimun
11. Event Dalam dan Luar Negeri KarimunLokasi : KarimunWaktu : MaretPenyelenggara : Dispar Karimun
12. Enjoy Karimun EventLokasi : KarimunWaktu : MaretPenyelenggara : Dispar Karimun
13. Dendang PiwangLokasi : NatunaWaktu : MaretPenyelenggara : Dispar Natuna
[Baca juga : "Inspirasi Event Malam Tahun Baru 2023 Di Bali"]
Sedangkan gelaran event wisata lainnya digelar di Kabupaten Anambas yakni Turnamen Olah raga yang alan digelar pada 10 Maret. Dan gelaran wisata di Kabupaten Karimun seperti Duta Wisata Karimun, Event Dalam dan Luar Negeri Karimun, Enjoy Karimun Event. (Sumber: Artikel kepridays.co.id Foto @plccrodajaya)
...moreTripTrus.Com - Jadi ceritanya, setelah diterjang pandemi COVID-19, industri pariwisata dan ekonomi kreatif kita makin naik daun, guys. Dan yang paling asyik, tren wisatanya beda banget sama yang sebelum-sebelumnya, loh!
Menurut bos besar dari Kementerian PPN/Bappenas, Wahyu Wijayanto, ada beberapa tren keren yang bakal ngehits di 2024, guys. Pertama, ada tren 'culture immersion', di mana kita bakal jalan-jalan ke tempat yang bener-bener beda dari tempat tinggal kita. Nah, tujuannya sih buat meresapi, ngertiin, dan belajar budaya masyarakat setempat. Seru, kan?
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh ivasadili (@ivasadili)
Selain itu, masih ada tren 'wellness tourism' alias wisata kebugaran, yang masih jadi favorit banyak orang. Biasanya sih, ini dilakuin di tempat yang punya budaya lokal dan alam yang kental. Katanya sih, ini bisa ngasih pengalaman spiritual yang dalam. Jadi, selain buat jaga kesehatan, juga buat nyari keseimbangan hidup gitu.
Eh, ada lagi nih tren yang nyeret, namanya 'Work from Destination'. Jadi, sebagian besar orang kreatif dan teknologi udah kebiasaannya kerja dari mana aja, gak harus di kantor, gitu. Asik banget, kan?
[Baca juga : "5 Tips Biar Liburan Gak Ngebuat Dompet Jebol Di Akhir Tahun!"]
Terus, ada juga yang namanya 'off grid travel', diprediksi bakal makin populer. Dan yang terakhir, 'sport tourism', alias wisata olahraga, jadi salah satu yang banyak digemari turis lokal. Luar biasa, ya?
Oh iya, soal pemilu 2024, katanya gak bakal ganggu pertumbuhan pariwisata kita. Justru, tiket.com dan Kemenparekraf RI optimis banget buat tahun 2024. Mereka bilang, pemilu bakal memberikan kontribusi positif buat pertumbuhan industri pariwisata kita. Keren, kan?
Jadi, kita harus siap-siap buat merasakan sensasi liburan yang beda dan ngikutin tren kekinian nih, guys! (Sumber Foto @whereshegoingnext)
...more