shop-triptrus



Rekomendasi Desa Wisata di Indonesia yang Cocok untuk Generasi Z dan Milenial!

TripTrus.Com - Keberadaan desa wisata saat ini tidak terlepas dari teknologi dan media digital. Desa wisata digital harus memiliki potensi dan daya tarik wisatawan, terutama untuk anak-anak muda seperti Gen Z dan Milenial yang gemar traveling.       View this post on Instagram A post shared by Luluk Eris Setyawaty (@luluk_eris) Menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, desa wisata adalah suatu destinasi wisata yang menggabungkan daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, dan aksesibilitas. Semua hal tersebut disajikan dalam suatu struktur masyarakat yang terintegrasi dengan tata cara serta tradisi yang berlaku di desa tersebut. Indonesia memiliki 3.419 desa wisata yang dapat dikunjungi untuk melepas penat. Tidak hanya menawarkan keindahan alam, berikut adalah rekomendasi Desa Wisata digital yang juga menawarkan kegiatan sosial dan budaya. 1. Desa Wisata Candirejo Desa Wisata Candirejo terletak di Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Desa Candirejo berjarak 3 km ke arah tenggara dari pusat peradaban dunia, yaitu Candi Borobudur, yang bisa ditempuh dengan naik andong. Selain menikmati pemandangan sekitar yang hijau, para wisatawan yang berkunjung ke desa ini juga dapat menikmati wisata offroad di kawasan Menoreh dan berakhir di Watu Kendil. Mereka juga dapat menyaksikan aktivitas masyarakat setempat dan membawa pulang kerajinan khas serta makanan tradisional yang dibuat oleh warga setempat. Jangan khawatir tentang bahasa, karena pemandu wisata di sana rata-rata dapat berbicara dalam Bahasa Inggris hingga Bahasa Prancis. Sungguh keren, bukan? 2. Desa Panglipuran Bali memiliki banyak daya tarik, dari pantai, kuliner hingga budaya yang sulit untuk dilewatkan oleh para pelancong. Salah satu daya tarik Bali yang paling terkenal adalah Desa Panglipuran yang terletak di Kabupaten Bangli. Desa Panglipuran merupakan sebuah desa adat yang menjadi salah satu destinasi pariwisata paling populer di Bali. Desa ini dikenal sebagai desa terbersih di dunia. Wisatawan dapat menemukan hutan bambu yang melindungi desa, serta menikmati ritual keagamaan seperti ritual Ngusaba yang masih terus dipraktikkan hingga saat ini. Pesona lainnya dari Desa Panglipuran adalah festival budaya yang disebut Penglipuran Village Festival. Festival ini menampilkan parade pakaian adat Bali, Barong Ngelawang dan parade seni budaya. [Baca juga : "Kunjungan Wisatawan Asing Ke Indonesia Meningkat, Negara Ini Jadi Yang Paling Banyak"] 3. Desa Gubug Klakah Desa Gubug Klakah terletak di kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Daya tarik utama dari desa wisata ini adalah Air Terjun Coban Pelangi, yang dikelilingi oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Wisatawan hanya perlu membayar tiket sebesar Rp10 ribu untuk masuk ke Coban Pelangi, dan air terjun ini buka setiap hari. Disarankan untuk berkunjung pada siang hari agar dapat melihat pelangi yang muncul di sekitar air terjun. Selain menikmati keindahan air terjun, wisatawan juga dapat menikmati river tubing, rafting, dan agro wisata apel di Desa Gubug Klakah. Desa ini dilengkapi dengan sejumlah fasilitas seperti area parkir, jungle tracking, kafetaria, kamar mandi umum, kuliner, mushola, dan kios souvenir. (Sumber Foto @mia_mhiyol) 
...more

Pelaku Usaha Wisata Minta Pariwisata Bali Dibuka Akhir Juli 2021

TripTrus.Com - Pemerintah menunda pembukaan pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara pada Juli 2021, karena kasus COVID-19 meningkat. Tapi, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) berharap akhir bulan depan Bali bisa dibuka. "Kami meminta kepada pak Gubernur (Bali) mengajukan pembukaan Bali untuk wisatawan domestik dan asing akhir Juli tetap dijalankan," ujar Sekjen DPP ASITA Bahriyansyah Momod kepada MNC Portal. Menurutnya para pelaku usaha wisata di Bali sudah siap menerima wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri, dengan mengedepankan protokol kesehatan. Khususnya pada destinasi yang sudah ditetapkan sebagai kawasan untuk Work From Bali.       Lihat postingan ini di Instagram Sebuah kiriman dibagikan oleh Hans & Tin Alli (@thecofficelife) "Dan kami dapat masukan dari rekan-rekan (pelaku usaha wisata) Bali bahwa Bali masih berstatus aman, dan ada kenaikan Covid, tapi bukan di area destinasi, akan tetapi daerah di luar sentuhan wisatawan," terangnya. ASITA juga mendorong kebijakan stimulus yang direncanakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dapat segera dijalankan, yakni berkaitan dengan wacana Bali menjadi pilot project wisata vaksin. Sementara itu, ASITA akan membuat sistem marketing digital untuk menarik minat wisatawan. Hal ini sekaligus mendorong menggunakan platform yang sudah di gagas oleh kemenpar yang merunjuk pada InfrastructurePerformance, Database Performance, dan Application Performance (ASYST). Menurut Bahriyansyah, ini cukup baik membantu mendorong seluruh stakeholder memasarkan di satu pintu, dan pengawasan dapat terjaga termasuk review dan menentukan langkah kebijakan ke depan. "Ini usualan kami ASITA dan stake holder mitra kami, baik dari transport akomodasi rental dan lain-lainnya di Indonesia, terkhusus Bali," ujarnya. Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan akan terus mempersiapkan, dan mendorong pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali. Sebab pandemi telah membuat Bali menjadi sepi, dan mengusahaka agar wisawatan dapat kembali datang ke Bali. Selain itu, dibukanya Bali untuk wisatawan mancanegara (wisman) atau Travel Corridor Arrangement (TCA) pada bulan Juli 2021 masih menunggu kepastian. Mengingat lonjakan Covid-19 masih dalam keadaan belum aman. [Baca juga : "PO Sumber Alam Hadirkan Paket Wisata Dengan Bus Klasik"] Kita harus terus mempersiapkan terutama dari segi end to end CHSE," katanya dalam Weekly Press Briefing melalui virtual. Disamping itu, Gubernur Bali I Wayan Koster berharap rencana pembukaan kunjungan wisatawan mancanegara atau TCA tetap berjalan sesuai target, yaitu pada akhir Juli 2021 yang akan datang. "Saya sebagai gubernur sangat berharap, jadwal dapat kita penuhi. Kita laksanakan pada akhir Juli nanti," pungkasnya. (Sumber: Artikel travel.okezone.com Foto @balivillabali) 
...more

10 Fakta Menarik Cagar Alam Geologi Karangsambung

TripTrus.Com - Cagar Alam Geologi (CAG) Karangsambung  merupakan laboratorium geologi alam yang wajib dikunjungi bagi peneliti, mahasiswa geologi hingga wisatawan umum untuk mengetahui proses terbentuknya alam semesta dimasa silam. Berikut Lintas Kebumen rangkum 10 fakta menarik dari Cagar Alam Geologi Karangsambung, Minggu (7/12): 1. CAG Karangsambung ditetapkan sebagai Cagar Alam Geologi berdasarkan Kepmen ESDM No.2817K/40/MEM/2006 yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 November 2006. 2. CAG Karangsambung memiliki luas sekira 22.000 Hektar meliputi Kecamatan Sadang, Karangsambung, Karanggayam, Alian, dan Pejagoan di Kabupaten Kebumen. Kecamatan Pagedongan dan Bawang di Kabupaten Banjarnegara. Kecamatan Kaliwiro dan Wadaslintang di Kabupaten Wonosobo. 3. CAG Karangsambung dijadikan Kampus Lapangan Geologi pada tahun 1964. Pencetusnya adalah Prof. Dr. Sukendar Asikin, (Guru Besar Departemen Teknik Geologi ITB). Beliau adalah geolog Indonesia pertama yang mengulas geologi daerah Karangsambung berdasarkan teori tektonik lempeng. 4. Verbeek adalah geolog Belanda sekaligus orang yang pertama kali melakukan penelitiaan di CAG Karangsambung pada tahun 1891 . Akan tetapi hasil penelitian ini baru dipetakan secara geologi oleh Harlof pada tahun tahun 1933. 5. Geolog Indonesia dan Mancanegara (Katili, Hamilton dan khususnya Sukendar Asikin) menunjukkan bahwa CAG Karangsambung merupakan titik pertemuan antarlempeng yang terjadi pada suatu zaman geologi yang disebut Kapur Akhir (100-65 juta tahun yang lalu). 6. CAG Karangsambung memiliki batuan metamorf sekis mika di Kali Brengkok. Batuan tertua ini tersingkap dan menjadi pembentuk fondasi Pulau Jawa. Pengukuran dengan radioaktif menunjukkan batuan ini berumur 121 juta tahun, dari zaman kapur. Batuan ini hanya bisa ditemui di CAG Karangsambung di seluruh Indonesia. 7. CAG Karangsambung juga memiliki situs batu rijang dan lava basal berbentuk bantal di Kali Muncar. Batuan sedimen ini terbentuk di dasar samudera purba 80 juta tahun lampau. Hanya ada dua tempat di Indonesia yang memiliki Lava Basal di permukaan, salah satunya CAG Karangsambung. 8. Terdapat 32 situs singkapan geologi dan 18 situs di antaranya merupakan singkapan inti yang berharga bagi ilmu pengetahuan, pendidikan, dan wisata di CAG Karangsambung. 9. Pada situs Bukit/Wagir Sambeng di CAG Karangsambung ditemukan batuan peselingan rijang dan gamping merah. Batuan tersebut merupakan batuan yang terbentuk di dasar laut dengan kedalaman antara 4000 meter hingga lebih. Dalam batuan ini juga ditemukan fosil dari radiolaria yang jika dilihat umurnya berkisar antara 65 juta tahun. 10. CAG Karangsambung memiliki Batuan Serpentinit. Batu ini adalah batuan dari batuan ultra basa berwarna gelap. Merupakan hasil dari pembekuan magma pada kerak samudera. Aktivitas penambangan pasir dan batu di sepanjang Sungai Luk Ulo kian mengancam cagar alam geologi Karangsambung. Beberapa titik singkapan geologi berumur hingga ratusan juta tahun yang selama ini menjadi sumber pengetahuan dan pendidikan dikhawatirkan tergerus penambangan liar masif. (Sumber: Artike-Foto lintaskebumen.wordpress.com)
...more

Pulau Bawean: Antara Legenda Dan Keindahan Alam - 2

Masih ingat  heboh  penamaan KRI Usman Harun? Tak dinyana si pemberani Harun Thohir  yang  menuai kontroversi karena namanya dipakai sebagai nama kapal perang itu adalah orang Bawean. Ya, pulau yang berada di Laut Jawa dan termasuk dalam wilayah Kabupaten Gresik JawaTimur itu memang dikenal luas di Singapura dan  Malaysia sebagai tanah asal para pelaut yang bekerja di kapal2 mereka. Orang Bawean dan kawasan pemukiman mereka di kedua negara jiran itu mendapat julukan sebagi  Orang Boyan dan Kampung Boyan. LEGENDA AKSARA JAWA Dari dusun  penangkaran  rusa perjalanan  dilanjutkan  dengan  mengendarai  sepeda motor  ke  arah  barat  pulau, kira-kira  berjarak  7 km,  terdapat  sebuah  Pantai  Kubur Panjang  (Jherat Lanjheng)  yang sarat  dengan  legenda  kelahiran  aksara  jawa.  Makam  yang  panjangnya  sekitar  11 meter  itu  dipercayai  sebagai  makam  pembantu  setia  Aji  Saka,  tokoh  utama  Babad Tanah Jawa,  Doro  dan  pedang pusakanya.  Pemandangan  yang  luar  biasa  saat  sang  surya  perlahan turun  terpampang megah  di kawasan  ini.  Bias  jingga,  langit  biru  dan  hamparan  karang karena laut surut  mempesona  indah.  Tetapi tak bisa berlama-lama  di pantai ini, selain karena sepi tidak ada hunian dan warung  makanan,  faktor  jalan rusak dan gelap juga memicu rasa khawatir untuk berlama-lama di kawasan tersebut. Kuburan Panjang (Jherat Lanjeng) Segenap  lelah  bisa  dibasuh dengan mandi  air panas di Dusun Kebun Daya, Desa Sawah Mulia, yang berjarak sekitar 3 km dari  pelabuhan.  Tempat mandi umum ini berukuran sekitar 2,5 X 3 meter  dan dipakai bergantian oleh kaum pria dan perempuan.  Semakin  malam  semakin  banyak  warga  Bawean yang mandi, kendati  hanya diterangi  sebuah lampu dan sekelilingnya sawah, namun tidak menyurutkan niat  merendam  badan dalam suhu sekitar 34 derajat Celsius ini.  Orang Bawean mempunyai 2 tempat pemandian air panas yang sumbernya belum diketahui, karena airnya tidak mengeluarkan bau menyengat seperti bau sulfur.   SUNSET, SUNSET DAN SUNSET Hari berikutnya, Pantai  Selayar, Danau Kastoba, Pantai Labuan dan bukit tempat  lapangan udara sedang dibangun adalah tujuan kami.  Dari pantai Selayar bisa ke Pulau Selayar dengan berjalan kaki atau naik motor  jika air laut  surut.  Pulau tak berpenghuni  itu nampak asri  dan nyaman untuk dipakai sebagai  tempat piknik sambil menikmati bekal  dan kelapa  muda  yang dipetik langsung dari  pohon ditepi  pantai.  Air jernih  semata kaki  dan  pasir putih mengundang minat  berjalan kaki  hingga ke batas  laut biru  sambil memotret  kemolekan alam sekitar  pantai Selayar.  Pulau dan Pantai Selayar Sedangkan kecantikan  alami  Danau  Kastoba  bisa dinikmati sambil  makan siang  karena  hanya sekitar 45 menit jaraknya  dari  Pantai  Selayar.  Lelah  mendaki  bukit  setinggi  sekitar 500 meter  segera  terbayar  begitu  melihat  teduh dan tenangnya Danau Kastoba.  Penduduk Bawean  biasanya  suka berpiknik  rombongan dan membakar ikan di tepi danau. Kekuatiran kami adalah sisa api yang ditinggalkan bisa memicu kebakaran  hutan di Cagar Alam Bawean ini.  Terlebih pada musim kemarau yang membuat tumbuhan kering dan meranggas.  Saat kami berkunjung ke Danau Kastoba, sekelompok orang meninggalkan api sisa bakar ikan dan harus dipadamkan hingga benar2 tidak ada asap.  Seharusnya sebagai  kawasan  Cagar Alam yang dilindungi  pemerintah, danau  dan  kawasan sekitarnya dijaga ketat dari kemungkinan pengrusakan alam baik yang disengaja  maupun  tidak. Pemandangan Danau Kastoba Lewat tengah hari  adalah  waktu yang tepat  untuk  beranjak  ke  lokasi  wisata  berikutnya,  yakni  pantai  Labuan.  Pantai  ini  tempat  berlabuh  kapal2 besar  agar  terlindung  dari  terjangan  ombak  dan  gelombang  laut  tinggi.  Menikmati  secangkir  kopi,  makan  baso  ikan  di warung sederhana  tepi  pantai  merupakan  keasyikan  tersendiri.  Di kejauhan tampak  bukit  kecoklatan yang disiapkan untuk  lapangan terbang  perintis.   Sore hari di Pantai Labuan Hanya 15 menit  bermotor untuk mencapai  kawasan bandara Pulau Bawean yang telah dibangun sejak 2-3 tahun lalu. Bandara ini masih jauh dari  rapi.  Pembangunan  infrastruktur, sarana dan prasarana untuk sebuah lapangan udara yang siap didarati pesawat  perintis sekalipun  masih  jauh  dari  sempurna. Jika diprosentase bisa dibilang baru sekitar 45 % saja.  Landasan pacu masih belum diaspal  dan yang sudah diaspal  pun sudah  mulai  rusak lapisannya.  Infrastruktur  jalan  masih  sangat  minim, baik di dalam kawasan bandara  maupun  dari atau ke  pusat  kota   kecamatan  Sangkapura  atau  dari  dan ke arah kota  pelabuhan.  Padahal  lapangan  udara  ini bisa menjadi  tumpuan harapan  untuk membuka Pulau Bawean  sebagai destinasi  kunjungan wisata utama  di  Jawa  Timur. Klik rangkaian artikel tentang Pulau Bawean di bawah ini. Pulau Bawean: Antara Legenda dan Keindahan Alam - 1 Pulau Bawean: Antara Legenda dan Keindahan Alam - 2 Pulau Bawean: Antara Legenda dan Keindahan Alam - 3
...more

Cerita Makam Era "N*Zi" Di Megamendung, Bogor Yang Bikin Geleng-Geleng

TripTrus.Com -  Guys, lo pada pernah denger gak nih, ada makam keren abis di Megamendung, Bogor, yang katanya punya kisah unik dari masa "N*zi" Jerman? Lokasinya keren banget, deh, di Jalan Pasir Muncang, Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Jadi gini, ada sepuluh makam tentara Kriegsmarine Jerman yang nyempil di sana. Tempatnya tuh di kaki Gunung Pangrango, setinggi 3.019 mdpl, jadi bener-bener atas awan gitu. Mantap, kan? Nah, kalo lo lagi asik-asik jalan dari Tol Gadog, Bogor ke Puncak, pasti lo bakal nemuin papan penunjuk di kanan jalan yang nyebutin 'Situs Makam Jerman'. Udah tau, kan, lo udah deket banget sama tempat seru ini.       View this post on Instagram A post shared by Alexander Agung (@alexander79agung) Di ujung makam ada tugu keren namanya 'Deutsch-Ostasiatische Kreuzergeschwader 1914', yang menghormati Armada Penjelajah Asia Timur Jerman. Mereka berperang di Kepulauan Falkland/Malvinas pada 8 Desember 1914, loh. Trus, ada tulisan 'ERRICHTET VON EMIL UND THEODOR HELFFERICH 1926' di papan nama bawah. Dulu, dua saudara Jerman, Emil dan Theodor Hellferich, punya tanah luas di sana. Mereka bikin pabrik teh dari untung perkebunan mereka dengan kabel khusus angkut daun teh. Saudara mereka yang paling tua, Karl Helfferich, bahkan jadi wakil perdana menteri di Kekaisaran Jerman-Austria. Makanya, mereka berdua bangun monumen buat mengenang Armada Jerman Asia Timur yang dipimpin oleh Admiral Graf Spee, dan akhirnya tenggelam gara-gara serangan Inggris. Di monumen itu, ada tulisan Jerman yang artinya kurang lebih: 'Untuk kru Armada Jerman Asia Timur yang berani pada tahun 1914. Dibangun abis oleh Emil dan Theodor Helfferich'. Lo tau gak, dulu pas perang, ada aksi heroik dari pejuang Indonesia yang ngehadang tentara Jerman era N*zi. Nah, ini bukan sembarang tentara Jerman, guys, tapi tentara Belanda yang bersekongkol dengan Jerman. Jadi, ada sekitar 250 serdadu Jerman yang diterjunkan ke Indonesia pake kapal selam pas perang udah mau kelar. Di waktu yang sama, Indonesia lagi berantem keras sama Belanda dalam Perang Kemerdekaan. Waktu itu, beberapa dari serdadu Jerman ini bikin masalah. Ada yang dikira tentara Belanda, akhirnya tiga perwira dari mereka dimaki-maki dan dibinasain sama orang Indonesia. Ada juga yang either sakit parah atau kena tembak pas lagi naik kereta dari Bandung ke Jakarta. Jadi, delapan orang Jerman ini ngehadap maut, bro. Yang lainnya ada yang akhirnya selamat dan ngumpet di pulau Onrust sebelum akhirnya dipulangkan ke Jerman tahun 1946. Ada juga yang cabut ke Bogor buat ngindarin tentara Belanda, niatnya mau bantuin pejuang Indonesia. Kece, kan? Di Deutscher Soldatendriedhof, ada 10 makam nih. Ada nama-nama keren macam Leutnant z.s W. Martens, Obergefreiter Willi Petschow, Oberleutnant zur See Willi Schlummer, dan lain-lain. Ceritanya, masing-masing dari mereka punya kisah dari masa perang dulu. [Baca juga : "Deretan Event Seru 2024 Di Jawa Timur, Mode, Musik, Dan Kuliner Nusantara"] Di depan situ ada dua makam yang namanya ilang ke mana. Mungkin lagi sibuk main kelereng di alam sana, siapa tahu. Tapi, kalau lo tengok nisan-nisan lainnya, ada nama, pangkat, jabatan, pokoknya komplit deh. Makam tanpa label itu punya nama keren, 'Grabmal des unbekannten Soldaten,' alias kuburan prajurit yang misterius gitu. Cerita lainnya, di depan makam ada dua patung keren, Budha di kanan dan Ganesha serta Kala di kiri. Meski banyak yang heran, sebenernya gak ada hubungan sama mayat-mayat di sini. Katanya, dua saudara, Helfferich, beli patung itu dari tukang patung pinggir jalan setelah trip ke Candi Prambanan dan Borobudur di Yogyakarta. Jadi, di tempat ini, mayat-mayat misterius, patung Buddha, Ganesha, dan Kala. Lanjut lagi, Deutscher Soldatenfriedhof di Megamendung ini pernah jadi spot uji nyali di salah satu stasiun TV keren di Indo. Tahun 2014, Citra Prima sama Rudi Kawilarang jadi host di acara seru. Mereka syuting di malam Arca Domas, serem banget deh. Nah, ada peserta yang kesurupan, dan kagetnya dia pake Bahasa Jerman pas kesurupan. Kayaknya yang di sana pada heboh banget tuh! Makam tentara Jerman ini sampai sekarang masih ramai pengunjung, banyak yang penasaran gitu. Bahkan tiap tahun, orang dari Kedutaan Besar Jerman di Indo masih mampir ke sini. Seru banget, kan? (Sumber Foto @iwanskamah) 
...more

Melihat Situs Waruga di Minahasa Utara

Memasuki salah satu situs bersejarah di Minahasa Utara ini butuh sedikit perjuangan untuk mencarinya. Letaknya yang berada di belakang perumahan dan lahan penduduk membuat salah satu situs bersejarah di Sulawesi Utara ini agak tersembunyi. Inilah Situs Waruga Sawangan yang merupakan kuburan tua peninggalan zaman megalitik orang Minahasa. Waruga di Minahasa diperkirakan berkembang pada sekitar awal abad ke-13 sebelum Masehi. Kemunculan Waruga pertama kali di daerah Bukit Kelewer, Treman, dan Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara. Kemunculan Waruga kemudian terus berkembang di berbagai daerah di Sulawesi Utara hingga awal abad ke-20 Masehi. Pada zaman pra-sejarah masyarakat Minahasa masih percaya jika roh leluhur memiliki kekuatan magis. Untuk itu, kuburan dibuat secara khusus dengan seindah mungkin. Waruga terdiri dari dua bagian, bagian badan dan bagian tutup. Bagian badan berbentuk kubus dan bagian tutup berbentuk menyerupai atap rumah. Uniknya, waruga tidak dibuat oleh kerabat atau keluarga dari orang yang meninggal akan tetapi dibuat sendiri oleh orang yang akan meninggal. Ketika orang itu akan meninggal maka dengan sendirinya akan memasuki waruga yang dibuatnya itu setelah diberi bekal kubur lengkap. Suatu hari bila itu dilakukan dengan sepenuhnya akan mendatangkan kebaikan bagi keluarga yang ditinggalkan. Sebenarnya di Sulawesi Utara banyak terdapat situs Waruga, salah satunya di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara. Terdapat 143 buah Waruga di desa ini yang dibagi dalam beberapa ukuran yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama, Waruga berukuran kecil dengan ketinggian antara 0-100 cm sebanyak 10 buah. Kedua, Waruga berukuran sedang dengan ketinggian antara 101-150 cm sebanyak 52 buah. Ketiga, Waruga berukuran besar dengan ketinggian antara 151-250 cm sebanyak 81 buah. Waruga sendiri berasal dari bahasa Tombulu, yakni dari suku kata Wale Maruga yang memiliki arti rumah dari badan yang akan kering. Waruga juga memiliki arti lainnya yakni Wale Waru atau kubur dari Domato atau sejenis tanah lilin. Sumber: http://www.indonesiakaya.com
...more

7 Lautan Penuh Lumba-Lumba ini Ada di Indonesia, Keren!

TRIPTRUS - Lumba-lumba adalah mamalia laut yang dikenal sangat ramah. Bahkan ia kerap membantu orang-orang yang kebetulan tenggelam di dalam lautan. Lumba-lumba juga memiliki suara ultrasonik yang konon bisa digunakan untuk terapi orang yang memiliki sindrom autis. Terpenting lagi, lumba-lumba juga bisa dilatih untuk melakukan atraksi-atraksi yang sangat hebat di lautan. Barangkali anda semua sudah melihat lumba-lumba di tempat pertunjukan, atau di kebun binatang dan taman air. Tapi pernahkah anda semua menyaksikan lumba-lumba di alam terbuka? Melihat mereka berenang dan meloncat di pinggiran kapal yang melintas. Tak perlu jauh-jauh, Indonesia memiliki banyak spot yang bisa anda gunakan untuk melihat lumba-lumba. Mari simak selengkapnya. 1. Perairan Misool, Raja Ampat – Papua Perairan di Misool, Raja Ampat memang dikenal sangat indah. Lautnya yang masih jernih dipadu dengan pulau yang masih alami membuat lokasi ini bak secuil surga di bumi Papua.  Anda yang menyukai pengalaman menyelam dan menyusuri keindahan bawah laut akan menyukai Misool yang tidak ada bandingannya. Perairan di Misool dikenal sangat kaya akan biota laut. Di kawasan ini memiliki banyak spesies hiu kecil dan juga paus. Untuk anda yang menyukai lumba-lumba yang ramah, kawasan ini memiliki 3 spesies lumba-lumba. Biasanya mereka akan keluar dan mengikuti kapal-kapal wisatawan yang melintas. 2. Teluk Kiluan – Lampung Teluk Kiluan dapat ditempuh sekitar 3-4 jam dari pusat Bandar Lampung. Lokasi ini menjadi primadona wisatawan yang sangat menyukai petualangan bahari yang tiada batas. Pengunjung bisa menyewa kapal untuk berlayar sambil menikmati indahnya pemandangan dan jika beruntung bisa melihat atraksi lumba-lumba yang sangat memukau. Kawasan ini memiliki dua jenis lumba-lumba yang jumlahnya diperkirakan ada ratusan. Pertama adalah lumba-lumba hidung botol dan yang kedua adalah lumba-lumba paruh panjang. Lumba-lumba jenis paruh panjang memiliki tubuh yang relatif kecil dan suka sekali melompat di udara untuk menghibur semua orang. 3. Pantai Lovina – Bali Pantai Lovina adalah pantai yang paling dikenal di Bali meski suasananya masih sangat alami. Terletak di ujung utara Bali, pantai ini menyajikan pengalaman berharga bagi semua wisatawan yang ingin menikmati kehidupan lumba-lumba. Biasanya, saat bagi datang, mereka akan meloncat-loncat di lautan beriringan dengan kapal laut di sebelahnya. Atraksi dari lumba-lumba di Bali bagian Buleleng ini lambat laun menjadi incaran banyak orang. Terutama mereka yang tidak menyukai suasana gegap gempita di Bali bagian selatan. Pantai dengan puluhan lumba-lumba ini bisa membuat wisatawan, bahkan anda merasa nyaman dan ingin berlama-lama di sana. 4. Kawasan Pulau Peucang – Banten Pulau Peucang memang belum banyak diketahui oleh wisatawan di Indonesia. Meski demikian, kawasan ini menyajikan pengalaman yang sangat berharga, salah satunya adalah berenang dengan lumba-lumba di laut lepas. Ya, berenang dengan mamalia laut ini tanpa harus naik kapal laut yang kadang sangat berisik. Di dunia ini, mungkin hanya ada dua spot wisata yang menyajikan pengalaman berenang dengan lumba-lumba. Pertama adalah di Florida, Amerika dan yang kedua di Pulau Peucang, Banten, Indonesia. Bila anda kebetulan berada di kawasan Banten, jangan lupa untuk mampir dan menikmati sensasi berenang dengan para lumba-lumba di laut lepas. 5. Perairan Taman Nasional Komodo – Nusa Tenggara Timur Perairan di kawasan Taman Nasional Komodo juga dikenal menyajikan pengalaman bertemu dengan lumba-lumba yang mengesankan. Lumba-lumba ini biasanya keluar saat pagi hari. Kala matahari masih akan keluar di ufuk timur, lumba-lumba mulai melakukan aktivitas paginya dengan melompat-lompat di udara. Biasanya mamalia laut ini terlihat di perairan yang menuju Pulau Padar dan Pulau Kalong. Pulau Padar adalah situs warisan budaya dunia UNESCO sejak tahun 1991. Dari pulau ini, kadang anda bisa menyaksikan lumba-lumba yang bergerak dengan bebas di lautan. 6. Perairan Pulau Siladen – Sulawesi Utara Pulau Siladen terletak di kawasan Taman Nasional Bunaken. Turis yang datang ke sini tak lagi hanya menikmati taman bawa laut yang sangat indah itu. Tapi juga mencari peruntungan untuk bertemu dengan kawanan lumba-lumba. Biasanya mereka suka menampakkan diri permukaan laut atau berenang di dalam air. Lumba-lumba biasanya akan muncul di pagi hari. Mereka suka sekali mengikuti kapal-kapal yang bergerak menuju Pulau Siladen. Mereka biasanya berjumlah 20-30 ekor dan akan mengawal wisatawan yang takjub menyaksikan tingkah mereka. 7. Kepulauan Derawan – Kalimantan Timur Kepulauan Derawan adalah spot baru dalam tujuan penyelam di Indonesia. Setelah Bunaken dan raja Ampat, kawasan ini juag dikenal memiliki keindahan bawah laut yang sangat luar biasa. Bahkan bisa dibilang terbaik di kawasan Pulau Kalimantan. Di tempat ini pelancong juga bisa berenang di Danau Kakaban yang banyak menyimpan ubur-ubur tak beracun. Selain wisata bawah laut serta ubur-ubur yang unik. Kawasan ini juga menyajikan pengalaman melihat lumba-lumba. Hewan ini biasanya suka keluar begitu mendengar suara mesin dari kapal. Mereka akan berenang di sisi kiri dan kanan kapal seperti seorang penyambut. Inilah  tujuh lautan di Indonesia yang dikenal memiliki banyak sekali lumba-lumba. Pesona laut Indonesia yang sangat mempesona. (Sumber: Artikel boombastis.com Foto dw.com)
...more

Earth Hour Siap Dilaksanakan Serentak pada Sabtu, 24 Maret 2018!

TripTrus.Com - Earth Hour, kampanye terbesar World Wild Fund (WWF), sekali lagi diselenggarakan untuk mengumpulkan jutaan orang di seluruh dunia untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap planet bumi.  "Keanekaragaman hayati dan alam telah mendukung kehidupan, ekonomi, kesehatan, kesejahteraan, serta kebahagiaan kita. Saat kita telah mengeksploitasi bumi dan sistem alaminya sampai ambang batas. Earth Hour adalah kesempatan untuk menggunakan kekuatan kita, sebagai individu atau kolektif, untuk menuntut dan mengambil tindakan melindungi jaring kehidupan," kata Direktur Jenderal, WWF International, Marco Lambertini.   #EarthHour has always been about the power of individuals. When we stand together, protecting nature and securing a better future is possible! What do you do as an individual to #Connect2Earth and help our planet, our home? Join fellow earthlings across the globe and share your story🙂 Link in bio! A post shared by Earth Hour (@earthhourofficial) onMar 8, 2018 at 12:30am PST Diawali sebagai sebuah gerakan simbolis mematikan lampu selama satu jam di Sidney, Australia pada 2007, Earth Hour kini diselenggarakan di lebih dari 180 negara dan wilayah, sebagai momen solidaritas global untuk planet bumi. Dalam jaringan, tagar #EarthHour dan berbagai tagar lainnya yang relevan, tercatat 3,5 miliar impresi menjelang momen Earth Hour, menjadi topik paling trend di sedikitnya 30 negara.  Pada 2018 ini, tim WWF dan Earth Hour di seluruh dunia akan menyoroti masalah lingkungan yang paling relevan di negara atau wilayah masing-masing.  Di Kolombia, misalnya, orang-orang akan menyerukan agar negara tersebut menargetkan zero deforestasi pada 2020. Polinesia Prancis diperkirakan akan bergerak untuk melindungi 5 juta kilometer persegi lautnya untuk melestarikan ekosistem laut. Di Guatemala, seluruh warga akan mengangkat suara mereka mengenai pentingnya konservasi air tawar dan di India, orang akan berjanji untuk beralih ke gaya hidup yang berkelanjutan.  Dalam satu dekade sejak diinisiasi pada 2009, Earth Hour di Indonesia didukung oleh 67 kota, digerakkan oleh 1500 relawan aktif yang tersebar di 31 kota, dan mencatat 2 juta pendukung melalui aktivasi digital.  Pelaksanaan Earth Hour 2018 di Indonesia akan berfokus pada empat isu utama, yaitu menginisiasi kampanye kawasan bebas sampah di 31 kota, melakukan penanaman mangrove sebanyak 26.000 bibit di lebih dari 15 wilayah seluruh Indonesia, menginisiasi komitmen 9 kampus di 9 kota untuk program pembangunan kesadaran konsumen akan pola konsumsi yang berkelanjutan, serta menggerakkan kampanye pembangunan kesadaran terkait keanekaragaman hayati dan kampanye anti perdagangan satwa liar yang dilindungi pada 310 sekolah di 31 kota seluruh Indonesia. “Earth Hour di Indonesia dikenal dunia sebagai gerakan komunitas terbesar. Selama 3 tahun kedepan Komunitas Earth Hour bersama WWF-Indonesia akan mendukung pemerintah Indonesia untuk pencapaian komitmen pengurangan emisi sebanyak 26% pada 2020 melalui gerakan reforestasi,” ujar Manajer Kampanye WWF-Indonesia, Dewi Satriani. Mulai hari ini, para pendukung dapat mengunjungi connect2earth.org untuk berbagi apa arti keanekaragaman hayati dan alam bagi mereka, dan di tempat mereka tinggal serta mencari tahu lebih banyak tentang hal itu. Sebagai bagian dari kerjasama dengan sekretariat United Nation Convention of Biological Diversity, platform ini bertujuan untuk membangun kesadaran massal mengenai nilai-nilai keanekaragaman hayati dan alam dengan memulai percakapan global mengenai isu-isu lingkungan. "Earth Hour adalah bukti kekuatan serta gagasan sederhana untuk menginspirasi orang mengambil tindakan untuk melindungi bumi," sebut Sekretaris Eksekutif Convention on Biological Diversity (CBD), Cristiana PaÅŸca Palmer. (Sumber: Artikel gatra.com, Foto connect2earth.org)
...more

Tempat Wisata Religi Yang Populer di Jawa Tengah Untuk Libur Lebaran: 3 Masjid Yang Harus Dikunjungi

TripTrus.Com - Menjelang libur Lebaran 2023, ada banyak tempat wisata yang dapat dikunjungi bersama keluarga, salah satunya adalah wisata religi ke masjid. Di Jawa Tengah, terdapat beberapa masjid ikonik yang memiliki ciri khas dan menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang ingin melakukan wisata religi.       View this post on Instagram A post shared by Avicenna NA (@cennavi) Beberapa masjid populer di Jawa Tengah yang sangat cocok untuk dijadikan sebagai tempat wisata religi saat libur Lebaran 2023 antara lain: 1. Masjid Agung Jawa Tengah Masjid Agung yang berada di Semarang ini memiliki arsitektur yang menarik karena merupakan campuran dari Jawa, Romawi, dan Islam. Ada 25 pilar di pelataran masjid yang menjadi daya tarik karena merupakan peninggalan bangsa Romawi. Masjid ini juga memiliki payung hidrolik raksaksa yang dapat terbuka dan tertutup secara otomatis. 2. Masjid Agung Surakarta Sebelumnya bernama Masjid Ageng Keraton, masjid ini dibangun oleh Pakubuwono III. Arsitekturnya mengadaptasi dari bangunan Jawa Kuno. Interior masjid ini berbasis kayu jati yang diisi dengan berbagai prasasti bertuliskan Jawa Kuno di dinding ruang utama. Masjid ini dapat menampung 2.000 jemaah dan sangat cocok untuk salat tarawih dan idulfitri saat libur Lebaran 2023. [Baca juga : "Mengenal 5 Fakta Menarik Tentang Alas Purwo, Hutan Keramat Di Jawa Timur"] 3. Masjid Agung Demak Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Indonesia dan merupakan peninggalan dari Raden Patah yang sebelumnya merupakan tempat singgah Wali Songo. Atap masjid berbentuk limas tiga susun yang bermakna tiga akidah Islam, yakni Iman, Islam, dan Ihsan. Bagi para wisatawan religi yang ingin mengunjungi masjid bersejarah, Masjid Agung Demak sangat direkomendasikan. Jadi, itulah tiga masjid populer di Jawa Tengah yang wajib dikunjungi sebagai tempat wisata religi saat libur Lebaran 2023. (Sumber Foto @aulliawidya) 
...more

ButikTrip.id
remen-vintagephotography
×

...