shop-triptrus



Candra Naya, Cagar Budaya yang Terhimpit Gedung Pencakar Langit

TripTrus.Com - Ada sekelumit cerita bangsa Tiongkok di rumah ini. Candra Naya namanya. Bangunan yang terletak di Jakarta Barat ini merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang dimiliki Indonesia. Ada yang menarik dari bangunan ini. Siapa saja akan terdiam sesaat ketika pertama kali melihatnya. Penasaran, mari kita cari tahu apa yang membuat pengunjung itu tak mampu berkata-kata.   ini yg namanya harmonis. kekunoan bersatu dgn kekinian, perbedaan yg tajam ini bersanding keren di #chandranaya jalan gajah mada, #jakarta barat. . met #imlek2018 buat sahabat yang merayakan.. semoga berbahagia dan doa serta harapannya bisa terwujud.. Aamiin A post shared by si yepe (@kuncir.dua.tanpa.pita) onFeb 15, 2018 at 6:31pm PST Candra Naya begitu ia dikenal, merupakan bekas kediaman Mayor Khouw Kim An. Ia adalah Mayor Tionghoa yang terakhir di Batavia, pada pemerintahan tahun 1910-1918 dan diangkat kembali pada tahun 1927-1942. Tidak ada catatan pasti yang menandakan tahun pendiriannya, tapi diperkirakan Candra Naya didirikan sekitar tahun Dingmao (kelinci api), yaitu tahun 1807 oleh Khouw Tian Sek dalam rangka menyambut kelahiran anaknya yang bernama Khouw Tjeng Tjoan setahun kemudian. Namun adapula versi lainnya yang menceritakan bahwa yang membangun Candra Naya ini adalah Khouw Tjeng Tjoan pada tahun 1867 dan masih masuk kedalam tahun Dingmao. [Baca juga : Menelusuri Kawasan Glodok Sebagai Kota Pecinan] Khouw Tian Sek adalah seorang tuan tanah yang memiliki tiga orang putra dan masing-masing diberikan satu buah gedung. Salah satunya adalah Khouw Tjeng Tjoan yang mendapatkan gedung Candra Naya di Jalan Gajah Mada 188 Jakarta Barat. Ia menggunakan Candra Naya sebagai kantor sekaligus tempat tinggalnya. Rumah itu kemudian diwariskan kepada salah satu anaknya yang bernama Khouw Kim An yang lahir di Batavia pada 5 Juni 1876. Sejak diangkatnya Khouw Kim An sebagai Mayor Tionghoa, maka rumah itu dikenal juga dengan sebutan Rumah Mayor. Khouw Kim An mulai menempati gedung Candra Naya pada tahun 1934, setelah sebelumnya tinggal di Bogor. Desain arsitektur rumah Candra Naya sangat kental dengan budaya Tiongkok. Pada bagian atapnya melengkung yang kedua ujungnya terbelah dua. Bentuk seperti ini disebut “Yanwei” atau ekor walet. Struktur atap yang melengkung ini juga terdapat pada bangunan kelenteng yang menandakan status sosial penghuninya. Kemudian, pada pemisah antara halaman depan dan halaman samping terdapat jendela penghubung yang disebut jendela bulan atau moon gate. Secara keseluruhan bangunan Candra Naya ini terdiri dari ruang tamu, ruang semi pribadi, ruang pribadi, ruang pelayan dan halaman. Sedangkan untuk ornamennya yang menempel ada Ba Gua (Delapan Diagram) yang berupa pengetuk pintu berbentuk segi delapan untuk penolak bala, hiasan berupa jamur lingzhipada pintu masuk utama yang melambangkan umur panjang dan ragam hias bergambar buku, papan catur, kecapi serta gulungan lukisan di bagian atas teras depan yang melambangkan sang pemilik rumah adalah seorang cendekiawan (scholar) juga seorang hartawan. Candra Naya terletak di Jl Gajah Mada No 188, Jakarta Barat. Rumah Mayor ini kini diapit oleh gedung-gedung pencakar langit di komplek bangunan Green Central City. Ada Hotel Novotel yang menjulang tinggi disebelah kiri dan waralaba 711 di sebelah kanan. Dilihat dari bagian depan, Candra Naya tampak begitu kecil di antara bangunan-bangunan raksasa yang berada di sekelilingnya. Meskipun ukurannya tidak begitu besar, tapi Candra Naya seperti magnet bagi siapa saja yang melihatnya. Dengan gaya arsitektur tiongkok kuno, rumah ini begitu terlihat mencolok diantara yang lain. Terlebih lagi dengan gaya arsitekturnya yang manawan. Kondisi inilah yang membuat siapa saja yang melihatnya seakan terdiam sesaat. Siapa sangka di antara kompleks hotel bintang lima, terselip bangunan bersejarah. Jika Anda ingin berkunjung ke Candra Naya dapat menggunakan bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M – Kota.  (Sumber: Artikel jakarta.panduanwisata.id, Foto flickr.com)
...more

6 Objek Wisata Yang Bisa Disinggahi Saat Napak Tilas Banten Lama

TripTrus.Com - Berkunjung ke  Serang  ibukota Provinsi Banten tak lengkap rasanya jika tak menginjakkan kaki ke Banten Lama. Di kawasan situs sejarah di Kecamatan Kasemen ini terdapat destinasi wisata sejarah dan ziarah yang menarik untuk disusuri di  akhir pekan. Bahkan untuk mendukung gagasan Gubernur Banten Wahidin Halim yang akan menjadikan Banten Lama sebagai ikon Provinsi Banten, Dinas Pariwisata  akan melakukan pengembangan destinasi dan atraksi penunjang di sekitar Kawasan Keraton Kesultanan Banten. Saat ini yang tengah dilakukan adalah penataan kembali.  "Revitalisasi melalui  pembangunan fisik masih berlangsung,  belum selesai. Setelah kegiatan hari ulang tahun Banten dan Hari Santri banyak pengunjung yang ingin melihat proses perubahan yang sedang dilaksanakan," kata Kepala Dinas Pariwisata Banten Eneng Nur Cahyati, Sabtu, 10 November 2018. Rampung revitalisasi, ia yakin kunjungan wisatawan pun akan berlipat. Ayo, intip ada objek wisata apa saja di Banten Lama.  1. Keraton  Sorosowan       View this post on Instagram A post shared by Septian Riezsky Adhietya (@septianadhietya) onMar 6, 2019 at 9:17am PST Pada masa jayanya Banten disebut pula Kota Intan. Bukti itu ditunjukan  di Keraton Sorosowan yang  dibangun mirip sebuah benteng Belanda yang kokoh dengan bastion (sudut benteng  berbentuk intan) pada empat sudut bangunannya. Di atas lahan 3 hektar, keraton ini dibangun sekitar 1522-1526  pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin, pendiri  Kesultanan Banten. Saat ini, bangunan di dalam dinding keraton tak ada lagi yang utuh.  Namun, masih ada sisa  reruntuhan dinding dan pondasi kokoh. 2. Istana Kaibon       View this post on Instagram Keraton kaibon didirikan tahun 1815, keraton ini adalah yang kedua di banten setelah keraton surosowan. Penjelasan lengkapnya, cari aja sendiri di gugel Terima Kasih mata kuliah studi kebantenan. karena tugasmu, aku jadi tau tempat-tempat bersejarah kayak gini 😂 #explorebanten #bantenlama #kesultananbanten A post shared by akbar gama refarjan (@akbar_gama) onMar 9, 2019 at 6:14am PST Keraton Kaibon dibangun untuk Ratu Aisyah. Sang ratu merupakan ibunda Sultan Syaifudin. Kaibon artinya keibuan. Kala itu Sang Sultan ke-21 itu masih belia, umurnya baru 5 tahun sehingga belum bisa memegang tampuk pemerintahan. Arsitektur Keraton Kaibon ini unik karena dikelilingi  saluran air. Keraton Kaibon ini dihancurkan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1832, bersamaan dengan keraton Surosowan. Kini, yang masih tersisa hanya lah gerbang dan pintu-pintu besar yang dikenal dengan nama Pintu Paduraksa yang modelnya khas Bugis. 3. Benteng Speelwijk       View this post on Instagram my first "golden-hour" sunset... #exploreserang #banten #indonesia #prayforbanten #bantenbangkit #bentengspeelwijk #pesonaindonesia #wonderfulindonesia A post shared by 🌏 Blogger,Host,Speaker (@rivopahlevi) onDec 28, 2018 at 3:57am PST Benteng Speelwijk  terletak di sisi utara Kesultanan Surosowan. Arsitek yang membangun adalah kepercayaan Sultan Ageng Tirtayasa, seorang keturunan Tionghoa yang kelak bergelar Pangeran Cakradana. Bangunan inilah yang menjadi salah satu alasan Kesultanan Banten memiliki pertahanan yang sulit ditembus dari laut oleh para penjajah dari Eropa yang hendak memasuki nusantara. Berdasarkan situs Kemendikbud,  arsitek Belanda Hendrik Lucaszoon Cardeel juga berperan dalam pembangunan Speelwijk. Lucaszoon membangun Speelwijk pada 1682, lalu dipugar pada 1685 dan 1731. Ia melakukan perubahan atas bangunan yang dirancang arstitek Tionghoa tersebut. Pada  area kawasan Benteng Speelwijk itu terdapat Kerkhoff atau pemakaman  orang-orang Belanda. Salah satu makam yang paling besar dan menarik di antara makam-makam tersebut merupakan makam Komandan Hugo Pieter Faure (1717-1763). [Baca juga : "Jembatan Gantung Situ Gunung Primadona Baru Wisata Sukabumi"] 4. Masjid Agung       View this post on Instagram Melompat dengan penuh harapan semoga kelak bertemu di masa depan dengan keberhasilan menggapai cita-cita bersama para sahabat tercinta.. ❤️ . . Selamat sore menjelang malam Warga Serang, selamat menantikan adzan Maghrib. . . Foto: @anisaput29 . . #infoserang #visitserang #masjidagungbanten #tourism #indonesia #Beautifulview #beautifuldestinations A post shared by Info Serang (@infoserang) onMar 10, 2019 at 4:00am PDT Masjid Agung Banten merupakan satu dari  masjid tertua di Indonesia yang penuh dengan nilai sejarah tinggi. Setiap harinya masjid ini ramai dikunjungi para peziarah yang datang tidak hanya dari Banten dan Jawa Barat, tetapi juga dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Masjid ini dikenali dari bentuk menaranya yang sangat mirip dengan bentuk sebuah bangunan mercusuar. Tempat ibadah ini  dibangun pertama kali pada 1556 oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1562-1557), sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia adalah putra pertama Sunan Gunung Jati. 5. Vihara Avalokitesvara       View this post on Instagram The Kingdom Of Banten -Vihara Avalokitesvara- Lumayan rame yg ibadah 😆 #vihara #viharaavalokitesvara #viharabanten #banten #kingofbanten A post shared by Nadal YJ (@25nadalyj) onFeb 4, 2017 at 4:27am PST Kelenteng tua ini konon dibangun sejak abad ke-16. Pembangunan vihara ini juga tidak bisa dilepaskan dari Sunan Gunung Jati, salah satu dari sembilan wali penyebar agama Islam di Indonesia. Yang menarik gerbang  Vihara Avalokitesvara pada atap berhiaskan dua naga memperebutkan mustika sang penerang (matahari). Gerbang ini seolah menyambut pengunjung di pintu masuk sebelum pengunjung masuk lebih ke dalam vihara yang memiliki nama lain kelentang Tri Darma. 6. Meriam Ki Amuk       View this post on Instagram MERIAM KIAMUK Menurut cerita, Meriam Ki Amuk dipercaya mempunyai kekuatan gaib. Karena kekuatan suara dentumannya bisa membuat ciut hati pasukan musuh yang mendengarnya. Selain itu ketika meledak dapat membuat musuh kocar-kacir. Hal ini dibuktikan ketika melawan armada laut Portugis maupun Belanda yang akan mendarat di Pantai Banten pada abad ke-15 dan abad ke-18 Selain Kiamuk ada juga meriam si Jagur. Konon kedua meriam kembar ini Ki Amuk dan Si Jagur adalah jelmaan dari prajurit Demak yang dikutuk sehingga berubah wujud menjadi meriam. Dikisahkan, pada saat itu wilayah Pelabuhan Banten dikenal sebagai pelabuhan niaga rempah-rempah yang cukup terkenal sampai ke daratan Eropa sehingga banyak menjadi incaran bangsa asing Meriam ki amuk merupakan salah satu benda bersejarah yg berada di kawasan museum situs kepurbakalaan banten lama. Tulisan : https://daerah.sindonews.com/read/1009862/29/legenda-meriam-ki-amuk-jelmaan-prajurit-demak-yang-dikutuk-1433683186 Foto by @napriyani_ ----------- ----------- #meriamkiamuk #bantenlama #jelajah_serang #jelajahareawisata #kotaserang #kesultananbanten #bantenbagus #meriamantibelanda A post shared by Jelajah Serang (@jelajah_serang) onAug 16, 2018 at 5:18am PDT Meriam Ki Amuk terletak di depan Masjid Agung Banten. Meriam  milik Kesultanan Banten ini  konon digunakan untuk menjaga Pelabuhan Karangantu di Teluk  Banten dari serangan musuh. Suaranya yang menggelegar ketika meledak disebut membuat musuh kocar-kacir. Itu  dibuktikan ketika melawan armada laut Portugis maupun Belanda yang akan mendarat di Pantai Banten pada abad ke-15 dan abad ke-18. Selain Ki Amuk, ada kembaran meriam ini yakni Si Jagur. Keduanya dikisahkan adalah jelmaan dari prajurit Demak yang dikutuk sehingga berubah wujud menjadi meriam.  (Sumber: Artikel travel.tempo.co Foto wacana.co)
...more

Tanah Lot

Setiap tahun, Tanah Lot dikunjungi oleh sekitar satu juta wisatawan domestik dan mancanegara. Bisa dikatakan tempat ini menjadi salah satu ikon kepariwisataan Provinsi Bali. Erosi yang disebabkan oleh air laut telah membentuk sejumlah gua di sekitarnya, yang menjadi tempat hidup ular-ular laut. Masyarakat setempat percaya kalau ular-ular itu merupakan hewan milik Dewa yang mendiami Pura Tanah Lot sehingga tidak boleh diganggu.Yang membuat tempat ini semakin indah tentu saja dengan adanya bangunan pura yang terletak di bibir pantai yang curam, bernama Pura Tanah Lot. Ketika air laut pasang, Pura Tanah Lot akan terlihat seperti daratan yang mengambang di tengah pantai. Para wisatawan baru bisa menginjakkan kaki di tempat ini saat air laut mulai surut.  Pura ini dibangun pada abad ke-15 oleh Danghyang Nirartha atau Pedanda Bawu Rawuh yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Pada masa itu Tanah Lot dikuasai oleh Bendesa Beraben yang konon iri pada kesaktian Danghyang Nirartha yang mampu merebut simpati masyarakat Bali untuk memeluk agama Hindu. Lalu, Bandesa Beraben memaksa Danghyang Nirartha untuk segera meninggalkan Tanah Lot. Namun sebelum pergi, Danghyang Nirartha menggunakan kekuatan serta kesaktiannya untuk memindahkan sebuah batu berukuran sangat besar ke tengah pantai, lalu membangun sebuah pura di atasnya. Danghyang Nirartha juga mengubah selendangnya menjadi ular yang menjadi penjaga pura.Pura Tanah Lot ini sangat disukai oleh para fotografer yang ingin mengabadikan pura dengan latar matahari terbenam. Di dekat Pura Tanah Lot yang sangat indah ini, terdapat juga pura-pura lain yang berukuran lebih kecil, seperti: Pura Pakendungan, Pura Penataran, Pura Penyawang, dan lain-lain. Area wisata Tanah Lot berada di Desa Beraban, berjarak sekitar 13 kilometer dari Tabanan, atau sekitar 22 kilometer dari Kota Denpasar. Sementara dari Bandara Ngurah Rai, lokasi ini berjarak sekitar 25 kilometer dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit.Tarif tiket masuk yang ditetapkan bagi wisatawan domestik yang ingin menikmati keindahan Tanah Lot adalah Rp 5.000,00 untuk anak-anak dan Rp 7.500,00 untuk orang dewasa. Sementara harga tiket masuk untuk wisatawan mancanegara sebesar Rp 10.000 untuk anak-anak dan orang dewasa. Dan biaya parkir kendaraan Rp 2.000,00 untuk motor, Rp 5.000,00 untuk mobil, dan Rp 10.000,00 untuk bus. Sumber: http://www.indonesiakaya.com
...more

Gunung Kapur Ciampea, Liburan Alternatif 2024 Di Bogor Yang Makin Kece Dan Low Budget, Bro!

TripTrus.Com - Yow, bro! Ada destinasi keren di Bogor nih, namanya Gunung Kapur Ciampea. Gak kalah seru dari destinasi mainstream, loh! Gunung Kapur Ciampea, di Bogor, punya view keren dari puncaknya. Cek aja, ada tiga puncak, yakni Batu Roti, Lalana, dan Galau. Puncak Batu Roti, misalnya, ngasih lo pemandangan 360 derajat Kota Bogor tanpa ada pohon ngehalangi. Keren, kan?       View this post on Instagram A post shared by indoflashlight (@indoflashlight) Di sekitar gunung, ada gua keren juga katanya, ada 22 gua di sekitar sini, loh, seperti Gua AC. Di situ, lo bisa ngeliat air seru dan kelelawar yang asik banget di dinding gua yang terkenal banget karena pemandangannya keren abis.. Kalau lo mau naik, cukup bawa sepatu, ransel, dan bekal. Cocok buat liburan akhir pekan, nih, bareng teman atau keluarga. Budget juga oke, bro, gak bikin kantong bolong. Plus, deket dari pusat Kota Bogor, mantap! Ada satu lagi, nih, yang keren. Gunung Kapur Ciampea, selain buat trekking, juga punya spot buat camping. Luas tempat campingnya juga oke, bisa muat 15-20 tenda. View-nya? Gak kalah, ada Gunung Salak, Gunung Gede Pangrango, dan Gunung Muara. Cakep banget buat mata lo, bro! [Baca juga : "Jembatan Kaca 120 Meter Jadi Ikon Baru Bromo, Potensi Desa Wisata Yang Heboh!"] Buat yang suka romantisme, kalian bisa nikmatin sunset dan city light dari atas Gunung Kapur Ciampea. Kalau bermalam di sini, paginya bisa dapetin sunrise yang bikin mata lo fresh, ditambah kabut dan udara sejuk. Harganya? Cuma 5 ribu buat masuk, bro! Kalau bawa motor, parkirnya 5 ribu, dan mobil 10 ribu. Fasilitasnya juga lengkap, ada mushola dan toilet. Kalau males bawa tenda, bisa sewa di sana dengan harga ramah di kantong. Satu tips, lebih baik berangkat pagi atau siang, ya. Kalau malem, jalan gelap dan jalan ke sini kurang bagus. Bisa bikin ribet. Oh iya, jangan lupa patuhi protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan. Have fun, bro! (Sumber Foto @lisafauziah617) 
...more

Rumah Tegel Lasem, Saksi Bisu Kejayaan Masa Lampau!

TripTrus.Com - Berkunjung ke Lasem, Anda akan disambut oleh suasana kampung Pecinan dan menarik kita ke abad 16. Sebagai kota yang kerap disebut sebagai “Tiongkok kecil”, Lasem hadir dengan peninggalan kelenteng serta rumah – rumah berarsitektur Tionghoa dan Indis. Salah satu bangunan kuno yang menarik untuk jadi destinasi Anda saat mengunjungi Lasem adalah Rumah Tegel. Bangunan tua di Jalan Raya Lasem ini terletak di samping Masjid Jami Lasem. Untuk masuk ke rumah ini kita harus melalui lorong menuju halaman belakang Rumah Tegel Lasem.  Foto: bayuwinata.wordpress.com Menjejak kaki di rumah ini Anda akan merasakan suasana asri nan rindang dengan taman yang luas. Rumah berarsitektur Indis ini dulunya milik seorang Kapitan Lasem bernama Lie Thiam Kwie, yang merupakan seorang pengusaha tegel. Di halaman belakang terdapat pabrik yang telah berdiri sejak tahun 1910.  Di sisi selasar belakang rumah masih terdapat beberapa contoh tegel yang diproduksi oleh Rumah Tegel serta furnitur – furnitur antik yang mempercantik ruangan. Terpajang juga foto mendiang pemilik pabrik tegel, Lie Thiam Kwie. Semua pernak - pernik yang terpajang di sini seolah menjadi narasi kejayaan pabrik ini. Rumah Tegel Lasem dahulu sangat terkenal dan kerap mengirimkan tegel-tegel ke wilayah Rembang, Juwana, Pati, Blora, Surabaya, Semarang dan Kudus. Stasiun Lasem pun menggunakan pabrik hasil produksi dari Rumah Tegel Lasem. Pabrik tegel ini menggunakan mesin yang didatangkan langsung dari Leipzig, Jerman. Oleh sebab itu, merek dagang dari pabrik Lie Thiam Kwie adalah LZ. Foto: tumblr.com Seiring berjalannya waktu, permintaan untuk tegel kian berkurang. Kondisi pabrik pun kian memprihatinkan. Kini, pabrik tegel legendaris dari Lasem ini harus beralih fungsi menjadi pabrik paving block karena kalah bersaing dengan keramik.  Rumah Tegel Lasem hadir untuk mewakili sisa kejayaannya di masa lampau. (Sumber: Artikel suara.com Foto hellosemarang.com)
...more

Kuliner Enak di Lembah Harau

Tahun 2017 lalu, tim infoSumbar berkesempatan hadir di event Pasa Harau, sebuah event pariwisata yang digagas oleh masyarakat di Lembah Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. Di event ini kita bisa menikmati kuliner, keindahan alam dan pertunjukkan tradisi sekaligus. Untuk urusan kuliner ada satu yang menarik dari Lembah Harau ini. Dan kuliner ini konon hanya ada di dua daerah di Kabupaten Limapuluh Kota, satu di Lembah Harau dan satu lagi di Limposi Tigo Nagari. Kuliner minang yang satu ini adalah Goreng Pucuk Daun Kopi. Sesuai dengan namanya kuliner minang ini terbuat dari pucuk daun kopi. Pucuk Daun Kopi ini kemudian digoreng sampai krenyes bersama cabe halus dengan minyak yang tidak terlalu banyak. Hasilnya adalah pucuk daun kopi yang gurih, krenyes dan sedikit pedas. Cocok untuk jadi cemilan sebenarnya. Tapi di Lembah Harau, goreng pucuk daun kopi disajikan sebagai lauk utama saat makan. Dengan hidangan nasi yang agak lembek atau lambiak dalam bahasa minang. Selain Goreng Pucuk Daun Kopi biasanya juga ada pengganti samba lado, yaitu parutan kelapa yang dicampur lado (cabe) sehingga warnanya menjadi merah.Menikmati kuliner tersebut di tepi persawahan Lembah Harau dengan diapit oleh tebing-tebing yang megah, rasanya sungguh syahdu.  Sumber:http://pasaharau.com/kuliner-enak-di-lembah-harau/ infosumbar.net Foto:pasaharau.com
...more

Liburan Gokil Di Biak! Dispar Siapkan Destinasi Keren Buat Tahun Baru 2024, Ada Yang Baru Nih!

TripTrus.Com - Gais, ada kabar nih buat kalian yang bingung mau liburan tahun baru ke mana. Kabarnya, Dispar Biak Numfor, Papua lagi persiapin tempat seru buat liburan Tahun Baru 2024, loh! Si bos Dispar, Onny Dangeubun, minggu kemarin ngomong kalau berbagai tempat wisata di Biak udah ready buat dicicipin pas Tahun Baru 2024 nanti. Katanya sih, pemerintah udah bangun berbagai destinasi keren, jadi wisatawan bakal betah banget.       View this post on Instagram A post shared by YenNy Raha Idhabalqhissabrina (@yenny_farida) "Ini tahun baru 2024, harapannya kunjungan wisatawan ke Biak Numfor makin naik terus, ya. Kita doain bareng-bareng, guys!" ujar Dangeubun semangat. Tempat-tempat seru yang bakal dibuka buat pengunjung di antaranya pantai Samau yang dulunya jadi lokasi acara Sail Teluk Cenderawasih 2023, pantai Yenyabo Sorido, pantai Nirmala Beach, Pantai Waterbasis Lanal, pantai Segara Indah Bosnik, pantai Anggupi, Tiga Raja Adoki, pantai Anggaduber, pantai Wari, kampung nelayan modern Samber-Binyeri, Tanjung Sarur. [Baca juga : "Kaltara Rilis Kalender Wisata 2024 Dengan 30 Event Keren Yang Bakal Bikin Liburan Makin Seru!"] Nggak cuma itu, buat yang suka sejarah, ada juga tempat keren kayak Goa Jepang, monumen Perang Dunia II, taman Mandouw, taman merah putih, dan taman terbuka hijau di kota Biak. "Nah, target kita, semoga pembangunan ini selesai pertengahan Desember 2023 ya, guys," tambah Kadispar sambil ngasih harapan. Oh iya, pas acara Sail Teluk Cenderawasih 2023 kemarin, jumlah wisatawan yang dateng ke Biak mencapai 6.521 orang, loh. Duit yang berputar di sana juga gila, sekitar Rp78,2 miliar! Luar biasa nih buat perekonomian daerah. Jadi, siapa yang udah excited buat liburan ke Biak tahun baru nanti? Siap-siap aja, guys! (Sumber Foto @reynoldvangobel) 
...more

Komunitas Heritage On Jeep Menawarkan Cara Berwisata yang Beda

TripTrus.Com - Jeep digunakan untuk offroad ataupun wisata alam lainnya adalah hal yang sudah biasa, namun apabila jeep digunakan untuk berwisata di tengah kota dengan mengunjungi objek wisata di tengah kota adalah sesuatu yang baru khususnya di Kota Palembang. Adalah komunitas Heritage On Jeep, sebuah komunitas jeep yang terdiri dari para pemandu wisata yang menawarkan pengalaman mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Kota Palembang dengan mengendarai mobil jeep. Mobil jeepnya pun terhitung lawas dibuat mulai dari tahun 1940 an hingga tahun 1980 an. “Selain mengunjungi heritage, jeep kami juga masuk heritage karena jeep lawas, kurang lebih ada di zaman perang dunia ke dua, rata- rata,” ujar Zaim, Kordinator Komunitas Heritage On Jeep dalam acara Bincang Komunitas.       Lihat postingan ini di Instagram Sebuah kiriman dibagikan oleh HERITAGE ON JEEP (@heritageonjeep) Ia mengatakan salah satu visi komunitas ini dibentuk adalah ingin memberikan alternative wisata kepada orang yang berberwisata di Palembang, namun tidak menutup kemungkinan orang Palembang sendiri ikut menggunakannnya karena banyak orang Palembang sendiri yang tidak mengetahui destinasi wisata heritage di Kota Palembang. “Peserta tour kami justru banyak dari orang Palembang. Kami membuka tour setiap hari, kapanpun mau jalan bisa kontak kami,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa sebetulnya banyak objek-objek wisata di Palembang namun tidak semua terekspose dan juga tidak ada fasilitas untuk mendatangi. “Misalnya orang sering lewat di tugu tentara pelajar di talang semut dan di seberangnya ada museum tekstil, tapi orang lewat saja. Orang banyak penasaran dengan spot tersebut, nah kami akan fasilitasi. Memakai jeep untuk mengakomodir ke spot-spot daripada jalan sendiri. Menggunakan jeep bisa kelihatan kanan dan kiri karena mobil kami terbuka bagian sampingnya sehingga dapat mendapatkan pengalaman empiric,” tukasnya. Ia menjelaskan destinasi wisata yang dikunjungi komunitas Heritage On Jeep terutama adalah destinasi yang memungkinkan mobil bisa parkir. “Kita mulai dari jembatan ampera, masuk ke jalan merdeka dan berhenti di kantor walikota. Kemudian ke lorong Borotan, gedung Jacobson Van den berg, geraja Ayam, SMP negeri 1, jalan HangTuah, kolam renang Garuda yang dibuat tahun 1920-an, kisaran talang semut, tidak jauh-jauh, banyak heritage pemukiman eropa disana. Ke kawasan skanak, jalan merdeka. Jalan merdeka, sangat menarik terutama perang 5 hari 5 malam, di sana banyak laskar yang bermarkas di situ. Ke pasar pempek 26 ilir, rumah A.K. Gani, markas pejuang, tugu tentara pelajar. Jeep dulu digunakan untuk berperang. A.K . Gani punya jeep dan sekarang ada di museum A.K. Gani. Jeep digunakan untuk melawan lupa. Jeep sebagai mesin waktu bukan hanya kendaraan,” ujarnya. [Baca juga : "4 Lokasi Wisata Di Sumbar Ini Ternyata Bekas Tambang Yang Ditinggalkan"] Jeep juga memiliki kesan menarik terutama bagi kaum milenial sebagai objek foto yang instagramable. “Banyak yang Tanya boleh foto di jeepnya tidak?, skalian saja kami ajak jalan-jalan,” tukasnya. Ia menambahkan anak muda banyak yang lupa sejarah, menurutnya sejarah penting sebagai indentitas diri bangsa. "Harapannya semakin banyak tour guide, menyadarkan bahwa sejarah itu penting, minimal sejarah kita sendiri tahu, tidak harus ke kota-kota lain,” ujarnya. (Sumber: Artikel sonora.id Foto @heritageonjeep ) 
...more

Cagar Budaya Tangerang Mendunia

TripTrus.Com - Setiap kota punya ceritanya sendiri-sendiri, termasuk Tangerang yang terkenal sebagai salah satu pusat kebudayaan China-Islam pada masa silam. Untuk melihat perkembangan kebudayaan itu, bisa dilihat dari cagar budaya yang ada. Sedikitnya ada sembilan cagar budaya yang bisa diselamatkan sebagai warisan dunia di kota industri dan jasa itu. Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Rizal Ridolloh mengatakan, dari cagar budaya itu, masyarakat bisa lebih mengenal jati diri orang Tangerang. “Kami punya sembilan cagar budaya yang sudah ditetapkan dan semuanya sudah mendunia,” kata Rizal kepada KORAN SINDO kemarin.  Dia melanjutkan, budaya Tangerang terhubung dengan zaman Belanda, yakni Bendungan Pasar Baru atau Pintu Air 10. Kebudayaan kekukuhan bendungan itu bisa dianalogikan dengan budaya Tangerang dalam menahan terpaan masuknya budaya Barat dari berbagai sisi.  Selain itu, terjadi pula hubungan dengan masyarakat nonmuslim dalam hal ini warga Tionghoa. “Masjid Jami dan Makam Kalipasir ini berada di komunitas masyarakat Tionghoa dan menjadi bukti kerukunan antara komunitas Muslim dan Tionghoa yang ada di Tangerang,” tutur Rizal lagi.       View this post on Instagram Masjid Jami Kali Pasir . Masjid tertua di Kota Tangerang, Peninggalan Kerajaan Pajajaran. Masjid ini berada di sebelah timur bantaran Sungai Cisadane, tepatnya di tengah pemukiman warga Tionghoa kelurahan Sukasari. Bangunannya pun bercorak China. Masjid tertua di Tangerang ini mencerminkan kerukunan umat beragama pada masanya. Hingga kini masjid yang sudah berusia ratusan tahun tersebut masih digunakan sebagai tempat beribadah. Namun, masjid ini tidak lagi digunakan untuk salat Jumat. . 📷 Kodak Signet s35 🎞 Kodak ColorPlus 200 #lugeugu #luguanalog #lugufilm #35mm #indo35mm #35mmphotography #35mmfilm #35analog #35mmstreetphotography #filmphotography #filmisnotdead #ishootfilm #analogcamera #kodak #kodaksignets35 #rollfilm #kodakcolorplus200 #kcp200 #pasarlama #masjidjamikalipasir #analogtangerang A post shared by LUGU (@lugeugu) onJan 11, 2018 at 8:28pm PST Dia menambahkan, pada masa itu Sungai Cisadane menjadi jalur lalu lintas perdagangan rempah-rempah dan tempat bersandar para pedagang Tionghoa di Tangerang. Mereka suka berhenti di Tangerang. “Banyak arsitektur bangunan di Tangerang sangat kental dengan nuansa China, mulai interior yang didominasi warna merah dengan hiasan China, seperti Medalion dan hewan mitologi dan sebagainya,” paparnya. Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, Pemerintah Kota Tangerang mengajak pihak swasta untuk ikut serta menata kawasannya dan menyediakan tempat rekreasi dalam pengembangannya. “Sungai Cisadane yang merupakan persediaan air baku masyarakat Tangerang akan dikelola sebagai objek wisata yang menyerupai di luar negeri hingga menyediakan transportasi air setelah di darat yang terdampak macet,” ujarnya.  Arief R Wismansyah mengatakan, setiap cagar budaya memiliki nilai sejarah untuk dijadikan pelajaran bagi masyarakat luas sekarang maupun yang akan datang. [Baca juga : "Wisata Sejarah Menarik Di Tangerang"] Melalui program Tangerang Layak Dikunjungi, Pemkot Tangerang melakukan penataan cagar budaya dan mengenalkan potensi wisata lain kepada masyarakat luas. Mulai menjadikan taman sebagai tempat rekreasi dan mempromosikan UKM sebagai bekal oleh-oleh bagi wisatawan. “Rekreasi atau liburan menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Karena itu, kita lakukan penataan dengan dasar kreativitas melalui potensi yang ada dengan peran serta masyarakat serta semua pihak. Kami pun mengajak wisatawan untuk datang ke Kota Tangerang dan menggali sejarah yang ada karena sangat menarik,” ujarnya. (Sumber: Artikel sindonews.com Foto republika.co.id)
...more

ButikTrip.id
remen-vintagephotography
×

...