Makam Syekh Abdul Manan
Keistimewaan
Di kompleks Makam Syekh Abdul Manan digelar acara rutin yang berupa ritual keagamaan pada waktu-waktu tertentu, salah satunya ketika perayaan Maulid Nabi. Jika Anda berkunjung ke kompleks Makam Syekh Abdul Manan ketika bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi, Anda akan menemukan sesuatu yang unik. Kompleks makam Syekh Abdul Manan akan dipadati oleh pengunjung yang datang dari berbagai daerah dan membawa beberapa jenis barang tertentu sebagai ciri khas dari perayaan Maulid Nabi.
Sebelum acara peringatan Maulid Nabi dimulai, diadakan khataman Al Qur’an oleh siswa-siswa usia sekolah dasar. Acara ini dipusatkan di sebuah masjid bersejarah yang dinamakan Masjid Purbakala atau Masjid Tua Salabose oleh penduduk setempat. Menurut kepercayaan warga sekitar, masjid ini didirikan oleh Syekh Abdul Manan sebagai pusat pengajaran agama Islam di Majene. Di masjid ini pula, masyarakat yang datang pada perayaan Maulid Nabi biasanya melakukan ibadah Shalat Taubat.
Setelah acara khataman Al Qur’an selesai dilaksanakan, anak-anak yang menjadi peserta acara tersebut kemudian diarak dengan menaiki kuda menuju lokasi Makam Syekh Abdul Manan. Ritual berkuda ini oleh penduduk Majene dikenal dengan istilah Saiang Pattu'du. Di lokasi makam, anak-anak tadi diajak untuk membaca doa. Prosesi ini dilakukan secara rutin setiap tahunnya agar generasi muda senantiasa mengenang Syekh Abdul Manan sebagai orang yang pertama kali mengajarkan Islam di Majene.
Di kompleks Makam Syekh Abdul Manan digelar acara rutin yang berupa ritual keagamaan pada waktu-waktu tertentu, salah satunya ketika perayaan Maulid Nabi. Jika Anda berkunjung ke kompleks Makam Syekh Abdul Manan ketika bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi, Anda akan menemukan sesuatu yang unik. Kompleks makam Syekh Abdul Manan akan dipadati oleh pengunjung yang datang dari berbagai daerah dan membawa beberapa jenis barang tertentu sebagai ciri khas dari perayaan Maulid Nabi.
Sebelum acara peringatan Maulid Nabi dimulai, diadakan khataman Al Qur’an oleh siswa-siswa usia sekolah dasar. Acara ini dipusatkan di sebuah masjid bersejarah yang dinamakan Masjid Purbakala atau Masjid Tua Salabose oleh penduduk setempat. Menurut kepercayaan warga sekitar, masjid ini didirikan oleh Syekh Abdul Manan sebagai pusat pengajaran agama Islam di Majene. Di masjid ini pula, masyarakat yang datang pada perayaan Maulid Nabi biasanya melakukan ibadah Shalat Taubat.
Setelah acara khataman Al Qur’an selesai dilaksanakan, anak-anak yang menjadi peserta acara tersebut kemudian diarak dengan menaiki kuda menuju lokasi Makam Syekh Abdul Manan. Ritual berkuda ini oleh penduduk Majene dikenal dengan istilah Saiang Pattu'du. Di lokasi makam, anak-anak tadi diajak untuk membaca doa. Prosesi ini dilakukan secara rutin setiap tahunnya agar generasi muda senantiasa mengenang Syekh Abdul Manan sebagai orang yang pertama kali mengajarkan Islam di Majene.
