TripTrus.Com - Pemukiman Tionghoa atau biasa disebut Pecinan (China Town) terdapat hampir di berbagai kota besar di dunia, termasuk Jakarta. Kawasan Pecinan, dalam sejarahnya selalu menjadi penopang sekaligus jantung yang menggerakan detak perekonomian. Diantara denyut kehidupan, kawasan pecinan bernama Glodok di Jakarta Barat, terdapat jejak sejarah warga etnis Tionghoa yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kota Jakarta.
Glodok biasa warga Jakarta mengenalnya. Pada siang hari daerah ini menjadi pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan, sedangkan pada malam hari berubah menjadi pusat hiburan baik legal maupun ilegal. Konon nama Glodok bermula dari bunyi air “grojok-grojok” di daerah itu karena semula merupakan tempat pemberhentian dan pemberian minum kuda–kuda penarik beban. Namun menurut Mariah Waworuntu, seorang pemerhati sejarah dari Universitas Indonesia, nama Glodok berasal dari kata grobak, tempat membawa dan menjual air dari pancoran, yaitu glodok.
[Baca juga : Melihat Sisi Sejarah Dari Jembatan Kota Intan]
Dalam sejarahnya, jauh sebelum Belanda membangun Batavia tahun 1619, orang-orang Tiongkok sudah tinggal di sebelah timur muara Ciliwung tidak jauh dari pelabuhan. Mereka menjual arak, beras dan kebutuhan lainnya termasuk air minum bagi para pendatang yang singgah di pelabuhan. Namun, ketika Belanda membangun loji di tempat itu, mereka pun diusir. Baru, setelah terjadinya pembantaian orang Tionghoa di Batavia pada 9 Oktober 1740, orang-orang Tionghoa ditempatkan di kawasan Glodok.
Dikawasan Glodok inilah terdapat beberapa bukti sejarah perjalanannya seperti, De Groot Kanaal (Kali Besar), Toko Merah, Jalan Perniagaan, Gang Kali Mati, Toko Obat Lay An Tong, SMUN 19, Rumah Keluarga Souw, gedung kantor Harian Indonesia, Kelenteng Toa Se Bio (Hong San Bio) dan Gereja Santa Maria Fatima.
Located in the Chinatown of Jakarta - Glodok. This temple is originally named Kim Tek Ie (金德院) was completed in 1650 (368 years as of 2018), making it the oldest temple in Jakarta. . Fun fact: The Indonesian word for temple (“klenteng”) originated from one of the hall in this temple, the Kwan Im Teng (观音亭).
A post shared by Tommy 🐻 (@hwangtommy) onMay 10, 2018 at 10:25am PDT
Yang pertama adalah De Groot Kanaal (Kali Besar). Sekitar tahun 1950-an sebelum air sungai tercemar seperti sekarang, digunakan sebagai tempat mencuci dan mandi. Kedua adalah Toko Merah. Tidak jauh dari Kali Besar, di salah satu sisinya terdapat bangunan dengan bata merah. Orang mengenalnya dengan sebutan “Toko Merah” yang dibangun oleh Gustaff Baron Van Imhoff tahun 1730. Sepuluh tahun kemudian, bangunan ini menjadi saksi peristiwa pembantaian semua keturunan Tionghoa beserta keluarga, bayi, pasien rumah sakit dan lanjut usia atas perintah Gubenur Jendral Adrian Valckenier. Ketiga adalah Jalan Perniagaan. Sebelum bernama Jalan Perniagaan, jalan ini dikenal juga dengan sebutan Patekoan. Patekoan berarti delapan buah poci. Konon, dahulu ada seorang Kapiten Tionghoa bernama Gan Djie yang mempunyai istri orang Bali yang sangat baik hati. Tiap hari dia menyediakan delapan poci berisi air teh di jalanan itu, agar masyarakat yang melintas dapat mereguk air dengan gratis apabila mereka kehausan. Angka delapan merupakan angka keberuntungan masyarakat Tionghoa.
Keempat adalah Gang Kali Mati, sekarang bernama Pancoran V banyak terdapat pedagang yang menjual makanan khas Tionghoa. Kelima adalah Toko Obat Lay An Tong. Meskipun bangunan ini sudah tidak digunakan sebagai toko obat lagi, namun bangunan tua ini masih terjaga keasliannya dari lantai sampai dinding dan atapnya yang belum mengalami perubahan dari bentuk aslinya. Keenam adalah SMUN 19. Bangunan ini merupakan tempat pertama kali berdirinya sebuah organisasi Tionghoa bernama Tionghoa Hwee Kuan (THHK) atau Perhimpunan Tionghoa pada 17 Maret 1900. Satu tahun kemudian, THHK mendirikan sekolah modern pertama yang disebut Tiong Hoa Hak Tong. Gedung ini kini ditempati oleh SMUN 19.
Ketujuh adalah Rumah Keluarga Souw. Tidak jauh dari SMUN 19, rumah ini dibangun tahun 1816 dan hingga kini masih menjadi milik keluarga tersebut. Rumah milik keluarga kaya raya ini masih terjaga keasliannya, meskipun sudah terlihat kusam dan tua. Kedelapan adalah gedung kantor Harian Indonesia. Gedung yang terletak di Toko Tiga Seberang adalah kantor harian berbahasa mandarin pertama di Indonesia, yaitu Harian Indonesia. Saat ini gedung kantor itu tidak difungsikan dan dipagar tinggi karena sekarang kegiatan kantor harian ini dipindahkan ke daerah Gajah Mada, satu gedung dengan harian kantor Republika
Kesembilan adalah Kelenteng Toa Se Bio (Hong San Bio), disebut juga dengan Kelenteng Duta Besar, untuk menghormati dewa yang dipuja yaitu Toa Se Kong atau Paduka Duta Besar. Kesepuluh adalah Gereja Santa Maria Fatima, letaknya tidak jauh dari Kelenteng Toa Se Bio. Gereja ini khusus bagi warga Tionghoa. Awalnya gereja ini merupakan kediaman seorang Luitenant der Chinezenbermarga Tjioe. Oleh karena itu gereja ini kental dengan arsitektur yang diperuntukkan bagi pejabat Tionghoa masa pemerintahan Hindia-Belanda.
Untuk menjangkau kawsan Glodok dapat menggunakan bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M – Kota dan turun di halte Glodok. (Sumber: Artikel jakarta.panduanwisata.id, Foto flickr.com)
...moreTripTrus.Com - Bicara soal pariwisata, Indonesia memiliki segudang potensi berupa kekayaan alam, budaya, suku, hingga ras di yang tidak akan pernah ada habisnya dan tersebar di berbagai penjuru wilayah Tanah Air yang bisa jadi daya tarik wisatawan. Menyadari hal tersebut, saat ini banyak desa-desa di Indonesia yang terus mengembangkan potensi parekraf mereka untuk menarik minat turis berkunjung dan mendapat pengakuan pemerintah.
Hal itu dibuktikan oleh 3 desa wisata di Indonesia ini yang berhasil terpilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang 'UNWTO Best Tourism Villages 2021', yang juga menyabet predikat 50 desa wisata terbaik di Indonesia dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Ketiga desa wisata tersebut yaitu Desa Wisata Nglanggeran yang terletak di Gunung Kidul, DIY Yogyakarta; Desa Wisata Tetebatu, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat; dan Desa Wae Rebo yang berada di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Ketiga desa ini siap beradu keindahan dengan desa wisata di berbagai belahan dunia lainnya yang sudah terkenal secara global seperti misal Murcia (Cehegin), Spanyol; Alonissos, Westerb Samos, dan Soufli yang mewakili Yunani; serta desa wisata dari Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, Thailand, Malaysia, Kamboja, dan masih banyak lagi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno meapresiasi setinggi-tingginya kepada ketiga desa yang berhasil mewakili Indonesia di ajang UNWTO Best Tourism Villages 2021.
“Mudah-mudahan ini menjadi langkah kita bersama dalam menjadikan desa wisata di Indonesia sebagai pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” katanya dalam siaran pers yang diterima MNC Portal Indonesia. Lomba desa wisata bertaraf internasional ini tentunya memberikan kebanggaan tersendiri untuk bangsa Indonesia, sekaligus sebagai salah satu upaya mempromosikan pariwisata Indonesia di kancah global. Selanjutnya, Sandiaga mengajak wisatawan menelusuri keunggulan dari ketiga desa wisata tersebut. Berikut ulasannya.
1. Desa Wisata Nglanggeran, Gunung Kidul, DIY
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh The GUNUNGKIDULike (@the_gunungkidulike)
Desa ini terletak di Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, DIY, tepatnya di kawasan Gunung Api Purba yang menjadi daya tarik terbesar dari desa wisata ini. Gunung Api Purba sendiri adalah bagian dari Geopark Gunung Sewu yang telah diakui oleh dunia.
Untuk menikmati kemegahan Gunung Api Purba, wisatawan bisa tracking dengan menaiki 100 anak tangga. Setibanya di atas, Anda bisa melihat gunung api purba yang membentang luas dengan keunikan bongkahan-bongkahan batu. Pengunjung juga akan disuguhkan pemandangan utuh geosite serta melihat keunikan Kampung Pitu, yakni satu kampung yang hanya boleh diisi 7 keluarga. Selain itu, terdapat pula Embung Nglanggeran. Objek wisata yang merupakan tampungan air seluas 0,34 hektare ini digunakan sebagai pengairan kebun warga.2. Desa Wisata Tetebatu, NTB
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh Desa wisata tetebatu (@inside_tetebatu)
Desa Wisata Tetebatu memiliki magnet pemikat berupa wisata alam bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi kawasan yang berada lembah Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Desa Wisata Nglanggeran juga kaya akan potensi seni dan budaya yang masih tetap terjaga kelestariannya. Diantaranya Tarian Reog Nglanggeran, GejogLesung, Jathilan, Kenduri, Karawitan, dan Festival Kirab Budaya. Selain itu, ada pula potensi ekonomi kreatif seperti kerajinan batik topeng, olahan spa, dan deretan kuliner. Desa Wisata Nglanggeran juga memiliki batik tulis motif gunung Api Purba dan cokelat, batik jumputan menggunakan kelereng dan batu, serta batik eco print yang memanfaatkan daun jati, papaya, singkong, dan kenikir.Dari Desa Wisata Tetebatu, wisatawan bisa melihat pemandangan Gunung Sangkareang dan Gunung Rinjani. Selain indahnya hamparan sawah terasering, yang paling menggoda dari desa ini adalah dua air terjunnya, yakni air terjun Sarang Walet atau Bat Cave dan air terjun Kokok Duren. Kemudian wisatawan juga bisa mengunjungi Hutan Monyet, di mana pengunjung bisa melihat monyet hitam endemik asli Tetebatu.
Bagi yang hobi tracking, Desa Wisata Tetebatu juga mempunyai tempat jalan-jalan yang menyehatkan jiwa dan raga yakni di kebun kopi, cokelat, vanili, dan cengkeh milik masyarakat. Bahkan wisatawan pun bisa ikut menanam bibitnya jika musim tanam sedang berlangsung. Dengan mengunjungi Tetebatu, pengunjung juga bisa mendapatkan pengalaman berwisata religi dengan melihat peninggalan bersejarah berupa Alquran kuno yang sudah berusia 200 tahun. Kitab suci umat Islam itu terbuat dari bahan kayu dan kulit onta dan konon katanya merupakan asli tulisan tangan.Alquran kuno itu disimpan di sebuah rumah yang disebut bale kemaliq di Dusun Tete Batu Lingsar, Kecamatan Sikur. Alquran tersebut kini diwariskan kepada Jinarim alias Sukirman yang mengaku mendapatkan benda bersejarah itu dari kakeknya secara turun-temurun.
3. Desa Wae Rebo, Flores, NTT
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh LABUAN BAJO | KOMODO | SUMBA (@jelajahnusa.id)
Desa Wae Rebo yang terletak di Manggarai, Nusa Tenggara Timur ini disebut juga sebagai 'surga di atas awan' lantaran lokasinya yang berada di atas ketinggian 1.000 mdpl. Tak heran jika pemandangan yang disuguhkan begitu memukau layaknya lukisan. Untuk bisa sampai ke tempat ini memang tidaklah mudah karena posisinya yang berada di atas gunung. Pengunjung perlu tracking menyusuri jalan setapak, membelah hutan hingga menyusuri sungai sejauh 6 kilometer. Wisatawan harus mempersiapkan kondisi tubuh yang bugar, karena di mulai awal pendakian, langsung disuguhkan dengan tanjakan yang tiada henti. Namun, setibanya di Desa Wae Rebo, rasa lelah itu akan terbayar!Hal pertama yang menjadi perhatian wisatawan adalah tujuh rumah adat yang menjadi ikon dari Desa Wae Rebo, yakni Mbaru Niang yang berbentuk kerucut. Selain itu, hamparan rumput hijau yang dikelilingi pegunungan lengkap dengan kabut juga menjadi pesona wisata tersendiri sehingga memberikan kesan magis namun damai, tenang, dan sejahtera. Berbagai acara adat yang dilakukan setiap tahunnya juga menjadi satu keunggulan wisata tersendiri.
[Baca juga : "Kembali Pasarkan Wisata Indonesia Di Kancah Dunia"]
Salah satunya adalah upacara persembahan untuk roh yang menghuni tempat Wae Rebo yang dilakukan dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Juni dan Oktober. Selain itu, ada pula upacara pernikahan dan upacara kelahiran masyarakat setempat yang menarik untuk disaksikan secara langsung. Dengan eksotisme alam dan budaya Desa Wae Rebo, maka tak heran jika mereka mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada Agustus 2012 silam. (Sumber: Artikel travel.okezone.com Foto @ntt_travelingservices)
...moreTripTrus.Com - Tak terasa sebentar lagi 2022 akan segera usai. Dengan semakin dekatnya liburan akhir tahun, semakin besar pula antusias masyarakat untuk melepas penat setelah bergelut dengan persoalan di tahun 2022 belakangan. Rencana dan list liburan kamu sudah siap? Yuk persiapkan. Liburan bisa menyegarkan kembali pikiranmu untuk mempersiapkan tahun depan, lho.
Tren Wisata Akhir Tahun yang Murah Meriah
Liburan akhir tahun tidak harus selalu mahal. Ada beberapa opsi liburan bagi kamu serta keluarga dan kerabat yang tetap menyenangkan tapi juga ramah di kantong.
1. Wisata Alam
Untuk menenangkan pikiran, membersihkan hati, seperti suasana alam yang asri akan menjadi tujuan yang cocok untuk kamu. Indonesia yang kaya akan limpahan alamnya memiliki sangat banyak destinasi asri yang worth untuk dijelajahi.
Dari jejeran pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga kepulauan Maluku dan Papua serta pulau-pulau besar lainnya, kamu bisa kunjungi dari puncak gunung hingga pantai berpasir putih.
2. Wisata Budaya dan Sejarah
Selain alam, Indonesia juga dikaruniai oleh keragaman budaya serta bahasa. Tidak ada salahnya kamu liburan melepas penat sembari belajar kebudayaan dan menambah pengetahuan baru.
Kamu bisa mengunjungi museum-museum yang memamerkan kebudayaan Indonesia dari zaman kerajaan-kerajaan kuno seperti Museum Gajah di Jakarta. Selain itu, kamu juga bisa pergi langsung ke tempat-tempat bersejarah seperti lokasi-lokasi bekas peninggalan penjajah, candi-candi, bangunan keraton, kampung adat, dan lain-lain.
3. Piknik
Liburan yang paling aman untuk budget di kantong adalah piknik di taman. Sekarang ini sudah banyak fasilitas kota yang ditingkatkan oleh pemerintah, salah satunya adalah taman kota. Lahan hijau dengan bunga-bunga cantik biasanya menjadi tempat yang cocok untuk duduk-duduk dan mengobrol bersama keluarga serta kerabat. Kamu bisa bawa kudapan sendiri dari rumah, atau membeli dari penjual terdekat.
Tren Wisata Akhir Tahun untuk Anak-anak Muda
Anak muda zaman sekarang biasanya memiliki prefensi tersindiri untuk pilihan liburan akhir tahun. Sudah lelah bekerja dan kuliah, rasanya ingin sekali menggila dan menikmati momen yang datang setahun sekali, liburan akhir tahun. Untuk itu, kamu bisa memilih beberapa opsi berikut untuk tujuan liburan kamu:
1. Wellness Tourism
Istilah ini kerap mengundang tanda tanya bagi sebagian orang. Namun, seiring dengan terbukanya masyarakat saat ini dengan kesehatan mental, maka muncullah satu tren ini.
Singkatnya, wellness tourism adalah destinasi wisata yang menawarkan kedamaian jiwa dan raga. Misalnya seperti yoga, meditasi, dan spa.
2. Staycation
Tren staycation hingga saat ini masih menjadi tren tertinggi dikalangan anak-anak muda usia di bawah 30 tahun. Apalagi semenjak wabah COVID-19 menyerang Indonesia, villa dan hotel banyak menjadi sasaran anak muda yang ingin healing dari kepentan sehari-hari. Staycation sendiri merujuk pada liburan dalam kota atau sekedar di sekitar tempat tinggal. Jadi kamu bisa memangkah biaya transportasi dengan liburan di hotel atau villa.
Untuk kamu yang masih harus kerja, kamu juga bisa memanfaatkan jadwal work from home kamu dengan staycation.
3. Wisata Kuliner
Wisata kuliner tradisional, ada Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang dan masih banyak lagi. Untuk kamu yang ingin mencoba menu-menu yang berbeda, saat ini sudah banyak beredah café-café yang menyediakanhidangan-hidangan internasional seperti dari Italia, Prancis, Turki, serta negara lainnya. Selain menikmati hidagan yang ada, kamu juga bisa foto-foto di café yang instagramable untuk kenang-kenangan.
[Baca juga : "Liburan Akhir Tahun? Ini Dia Rekomendasi Tempat Wisata Manado Terbaik"]
4. Menonton Konser
Belakangan ini ada banyak konser-konser musik yang digelar oleh artis-artis baik luar negri maupun dalam negri untuk memeriahkan akhir tahun 2022 di Indonesia. Apalagi dengan meredanya pandemi COVID-19 dan orang-orang sudah mulai berkumpul bersama lagi, tentunya hal ini menjadi tren baru untuk bersukaria dengan musik yang keras. Beberapa konser mendatang yang akan digelar di Indonesia di Desember 2022.
Semakin memuncaknya penghujung tahun 2022, akan semakin banyak pula akomodasi liburan yang akan memakan banyak biaya. Untuk itu, kamu harus cepat-cepat ambil kesempatan untuk mendapat tiket liburan yang murah sebelum spot kamu diambil orang. (Sumber: Artikel radarpekalongan.co.id/ Foto @hsnaamliaa_)
...moreSetiap tahun, Tanah Lot dikunjungi oleh sekitar satu juta wisatawan domestik dan mancanegara. Bisa dikatakan tempat ini menjadi salah satu ikon kepariwisataan Provinsi Bali. Erosi yang disebabkan oleh air laut telah membentuk sejumlah gua di sekitarnya, yang menjadi tempat hidup ular-ular laut. Masyarakat setempat percaya kalau ular-ular itu merupakan hewan milik Dewa yang mendiami Pura Tanah Lot sehingga tidak boleh diganggu.Yang membuat tempat ini semakin indah tentu saja dengan adanya bangunan pura yang terletak di bibir pantai yang curam, bernama Pura Tanah Lot. Ketika air laut pasang, Pura Tanah Lot akan terlihat seperti daratan yang mengambang di tengah pantai. Para wisatawan baru bisa menginjakkan kaki di tempat ini saat air laut mulai surut. Pura ini dibangun pada abad ke-15 oleh Danghyang Nirartha atau Pedanda Bawu Rawuh yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Pada masa itu Tanah Lot dikuasai oleh Bendesa Beraben yang konon iri pada kesaktian Danghyang Nirartha yang mampu merebut simpati masyarakat Bali untuk memeluk agama Hindu. Lalu, Bandesa Beraben memaksa Danghyang Nirartha untuk segera meninggalkan Tanah Lot. Namun sebelum pergi, Danghyang Nirartha menggunakan kekuatan serta kesaktiannya untuk memindahkan sebuah batu berukuran sangat besar ke tengah pantai, lalu membangun sebuah pura di atasnya. Danghyang Nirartha juga mengubah selendangnya menjadi ular yang menjadi penjaga pura.Pura Tanah Lot ini sangat disukai oleh para fotografer yang ingin mengabadikan pura dengan latar matahari terbenam. Di dekat Pura Tanah Lot yang sangat indah ini, terdapat juga pura-pura lain yang berukuran lebih kecil, seperti: Pura Pakendungan, Pura Penataran, Pura Penyawang, dan lain-lain. Area wisata Tanah Lot berada di Desa Beraban, berjarak sekitar 13 kilometer dari Tabanan, atau sekitar 22 kilometer dari Kota Denpasar. Sementara dari Bandara Ngurah Rai, lokasi ini berjarak sekitar 25 kilometer dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit.Tarif tiket masuk yang ditetapkan bagi wisatawan domestik yang ingin menikmati keindahan Tanah Lot adalah Rp 5.000,00 untuk anak-anak dan Rp 7.500,00 untuk orang dewasa. Sementara harga tiket masuk untuk wisatawan mancanegara sebesar Rp 10.000 untuk anak-anak dan orang dewasa. Dan biaya parkir kendaraan Rp 2.000,00 untuk motor, Rp 5.000,00 untuk mobil, dan Rp 10.000,00 untuk bus.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com
...moreTripTrus.Com - Gokil, Sumut makin hits nih! Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumatera Utara baru aja ngeluarin Kalender Event 2025 yang bakal seru abis! Tema besarnya, "Discover North Sumatra: The Heart of Indonesia," jadi bukti kalo Sumut itu pusatnya Indonesia banget, cuy.
View this post on Instagram
A post shared by BUMI SIGUPAI ABDYA (@bumi_abdya)
Pj Gubsu, Agus Fatoni, bilang bakal ada 24 event kece yang dihelat sepanjang tahun 2025, dari yang skala nasional sampai internasional. Kata dia, ini pertama kalinya Sumut ngerilis Kalender Event, dan siap-siap aja banyak banget acara dari budaya, seni, sampai alam yang keren banget, bahkan ada desa wisata juga buat para wisatawan lokal dan mancanegara.
Menurut Fatoni, acara ini tuh bakal jadi media buat ngenalin potensi wisata Sumut yang udah terkenal banget, mulai dari alam yang bikin nganga, keberagaman budaya, sampai tradisi yang masih kental. “Sumut tuh emang jantungnya Indonesia. Kami pengen orang-orang makin sadar kalo Sumut itu nggak cuma punya keindahan alam, tapi juga kaya akan budaya,” kata Fatoni di peluncurannya di Pos Bloc Medan.
[Baca juga : "Mataram Bikin 15 Event Kece Buat Tarik Wisatawan 2025!"]
Selain itu, Kadis Budparekraf Sumut, Zumri Sulthony, juga ngejelasin kalo jumlah wisatawan ke Sumut udah naik signifikan. “Wisatawan mancanegara dan domestik udah banyak yang dateng ke sini, bahkan sampai November 2024, kunjungan wisatawan mancanegara tercatat 229.013 orang. Ini udah ngalahin target 200.000,” ungkap Zumri.
Yang lebih keren lagi, Kalender Event 2025 ini bukan cuma hasil kerja keras pemerintah aja, tapi ada sinergi antara Pemprov Sumut, pemerintah daerah, dan para pelaku wisata yang udah barengan bikin acara yang bakal ngeboost ekonomi lokal. Zumri juga percaya, dengan banyaknya event yang digelar, posisi Sumut bakal makin kuat jadi destinasi wisata utama.
“Kalender event ini bakal ngasih lebih dari 50 acara sepanjang tahun 2025, tersebar di seluruh daerah Sumut. Ini bakal jadi momentum buat explore semua pesona yang ada di Sumut, dari alam sampe sejarah yang nggak bakal terlupakan,” tutup Zumri. So, buat lo yang suka traveling, jangan sampe ketinggalan deh! (Sumber Foto @ridhotoyotamedan)
...moreSiapa yang tidak mengetahui Gunung Bromo, pesona tempat wisata di Malang ini sangat memikat wisatawan domestik maupun para penikmat perjalanan dari mancanegara. Apalagi pemandangan matahari terbenam (sunset) diGunung Bromo menjadi daya tarik paling memukau.
Gunung Bromo terletak di Provinsi Jawa Timur dan masuk ke dalam empat teritori pemerintah daerah, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Satu hal yang wajib diketahui adalah suhu udara di puncak Gunung Bromo dapat berkisar antara 2-20 derajat Celcius. Kondisi ini adalah bagian unik yang ada di tempat wisata di Malang ini. Selain itu, di puncak Gunung Bromo, Anda bisa menyaksikan kawah berdiameter 600 m, sebuah pemandangan yang menawan.
Hamparan pasir yang begitu luas seperti gurun terlihat sungguh mengagumkan di Bromo. Gunung Bromo, wisata di Malang ini juga menawarkan kegiatan seperti berkuda di atas hamparan pasir luas. Anda juga bisa menyewa mobil jeep untuk dapat mengunjungi beberapa tempat wisata Gunung Bromo.
Sumber: Foto shop.triptrus.com
Waktu terbaik untuk mengambil perjalanan wisata di Malang yakniGunung Bromo adalah pada medio Juni–Oktober. karena pada periode bulan ini di daerah Gunung Bromo sedang kemarau.
Untuk dapat tiba di Gunung Bromo, maka Anda harus tiba di bandara udara Juanda Surabaya, Jawa Timur. Ini jika Anda memang menempuh perjalanan udara. Dari bandara tersebut, Anda dapat memesan kendaraan yang akan mengantarkan Anda ke kawasanwisata di Malang ini. Anda akan menmpuh rute perjalanan keGunung Bromo, dimulai dari Surabaya – Pasuruan – Wonokitri – Gunung Bromo. Perjalanaan ini membutukan waktu 2–3 jam.
Sumber: Foto shop.triptrus.com
Jika And aingin menghabis beberapa hari untuk berlibur di tempatwisata di Malang ini, kawasan wisata Gunung Bromo telah difasilitasi dengan akomodasi yang baik. Tersedia penginapan, hotel, restoran, dan kios-kios souvenir di sana. Ada sejumlah guesthouse dan hotel murah di seputaran Bromo, tempat wisata Malang.
Sumber: Artikel indonesiana.merahputih.com Foto tasrangsel.blogspot.com
...moreTripTrus.Com - Pernah menikmati pemandangan lembah hijau yang luas membentang? Jika belum, mengunjungi wisata alam Rawa Danau yang terletak di Kampung Panenjoan, Desa Luwuk Kecamatan Gunung Sari kabupaten Serang adalah tempatnya. Dari namanya saja mungkin Anda dapat menebak bahwa objek wisata ini merupakan objek wisata alam berbentuk rawa.
Anda tepat, wisata alam Rawa Danau ini merupakan sebuah tempat wisata alam yang didominasi dengan rawa-rawa dengan sebuah danau. Wisata alam Rawa Danau awalnya merupakan kepundan gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi. Seiring berjalannya waktu, tempat ini berubah menjadi sebuah danau dan akhirnya menjadi rawa-rawa di atas danau.
View this post on Instagram
A post shared by Informasi Banten (@goodbanten) onJan 25, 2020 at 12:47pm PST
Pemandangan lembah Bukit Hijau Rawa Danau dapat dilihat dari Pos Terpadu yang berada di ketinggian 300 meter diatas permukaan laut. Masyarakat sekitar biasa menyebutnya “Paninjauan”. Ditempat ini, anda bisa melihat pemandangan Kawasan Cagar Alam Rawa Danau dari ketinggian. Selain Rawa Danau, dari sini juga terlihat deretan pegunungan yang berada di Kabupaten Pandeglang. Kerap kali dijumpai sekumpulan Monyet Hutan yang berkumpul diatas pohon dan juga hewan lainnya seperti Burung Elang dan juga Musang.
Cagar Alam Rawa Danau mempunyai kawasan konservasi endemis seluas 2.500 hektar. Ini merupakan rawa pegunungan satu-satunya yang masih tersisa di Pulau Jawa. Mengapa disebut Rawa Danau? Rawa atau danau ini merupakan kepundan gunung berapi yang sudah mati kemudian berubah menjadi danau. Lalu Seiring jalannya waktu danau tersebut berubah menjadi rawa-rawa. Oleh karena itulah disebut Rawa Danau.
Pada tanggal 16 November 1921 Gubernur Jenderal Belanda menetapkan kawasan ini sebagai cagar alam sesuai dengan GB Nomor 60 Stbl. Hingga kini Rawa Danau masih dalam pengawasan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah Serang.
Objek wisata Cagar Alam Rawa Danau merupakan tempat yang sering dikunjungi masyarakat Serang, Cilegon dan sekitarnya karena selain untuk menikmati keindahan alam, kasawan ini juga memiliki udara yang segar dan cukup sejuk karena masih banyak ditumbuhi pepohonan rindang.
Kecamatan Mancak terkenal sebagai sentra Kelapa, Melinjo, dan Durian. Dari perkebunan rakyat menghasilkan antara lain Kelapa, Kopi, Cengkeh, Lada dan Jambu Mete. Selain itu daerah ini juga menghasilkan beraneka ragam buah-buahan antara lain Pisang, Mangga, Kecapi, Rambutan, Jambu Air, Jambu Batu, Salak, Nanas, Pepaya, Kacang Tanah, Ubi Jalar, Singkong dan lain-lain.
[Baca juga : "7 Spot Eksotis Di Wisata Pulau Sangiang, Wajib Eksplor!"]
Cagar Alam Rawa Danau memang memikat wisatawan. Selain pemandangannya yang alami serta udaranya yang segar, tidak jarang pengunjung sengaja datang untuk menikmati Durian khas Mancak yang diperoleh langsung dari kebunnya. Di sepanjang jalan di kawasan ini banyak dijumpai durian dengan harga yang murah. Tersedia banyak pilihan tempat karena durian yang dijual tersebut rata-rata berasal dari kebun di sekitar lokasi yang pohonnya dapat anda lihat. Tidak perlu khawatir jika tidak sedang musim durian. Karena durian asal Palembang, Lampung dan wilayah lainnya juga dijual disini. Selain durian, buah rambutan dan kecapi juga populer disini.
Untuk perjalanan pulang, Anda tinggal meneruskan perjalanan sambil mengikuti plang penunjuk jalan ke arah Cilegon untuk menuju ke pintu tol. Anda tidak akan tersesat karena jalan yang dilalui tidak terlalu banyak persimpangan. Disamping itu plang penunjuk jalan pun cukup jelas. Jadi, jangan ragu untuk mampir di Cagar Alam Rawa Danau. Selamat berlibur. (Sumber: Artikel dispar.bantenprov.go.id Foto pesona.travel)
...moreTripTrus.Com - Moseleum Van Motman terletak di kota Bogor dan merupakan salah satu destinasi wisata yang menarik dengan sejarah dan misteri yang menakjubkan. Meskipun terbengkalai dan terabaikan, moseleum ini masih memiliki daya tarik dan pesona yang unik bagi pengunjung yang mencari petualangan dan eksplorasi.
Moseleum Van Motman, yang juga dikenal sebagai Makam Van Motman, adalah kompleks makam yang dibangun pada masa kolonial Belanda. Dahulu, tempat ini digunakan sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi keluarga Van Motman yang berasal dari Belanda. Sayangnya, seiring berjalannya waktu, moseleum ini mengalami pengabaian dan kondisinya semakin memprihatinkan.
View this post on Instagram
A post shared by ꫀρ 🍒 (@wandaepi15)
Meskipun terbengkalai, Moseleum Van Motman tetap menawarkan daya tarik yang memikat. Bangunan kolonial Belanda yang menjulang tinggi dengan arsitektur klasiknya memberikan kesan yang megah dan misterius. Meskipun terdapat kerusakan dan kurangnya pemeliharaan, bangunan ini masih mampu memberikan gambaran tentang kejayaan masa lalu dan kehidupan kolonial di Bogor.
Ketika mengunjungi Moseleum Van Motman, pengunjung akan merasakan aura misteri yang mengelilingi tempat ini. Suasana hening dan terbengkalai menciptakan atmosfer yang menarik bagi para petualang dan pecinta sejarah. Menelusuri setiap sudut moseleum yang berdebu dan berkerut adalah seperti melakukan perjalanan waktu ke masa lalu.
Selain bangunan utama, kompleks moseleum ini juga dilengkapi dengan pemakaman keluarga Van Motman yang memancarkan kesan mistis. Makam-makam yang sudah lapuk dan terlantar memberikan nuansa misteri dan kedamaian yang tak tergantikan. Mengamati setiap detail makam, memahami lambang-lambang dan ornamen-ornamen yang tersisa, akan memberikan pengalaman yang menggetarkan dan menyentuh.
Namun, penting untuk diingat bahwa Moseleum Van Motman adalah tempat yang terbengkalai dan kurang terawat. Kondisinya mungkin tidak memenuhi ekspektasi wisatawan yang mengharapkan fasilitas yang lengkap dan nyaman. Pengunjung harus siap menghadapi bangunan yang rapuh dan terabaikan.
[Baca juga : "Menyaksikan Keindahan Alam Di Wisata PLTA Kracak Leuwiliang"]
Bagi para petualang dan pecinta sejarah, Moseleum Van Motman adalah destinasi wisata yang menarik untuk dijelajahi. Pengalaman unik dan eksplorasi di tengah kondisi terbengkalai akan memberikan perspektif yang berbeda tentang sejarah dan kehidupan di masa lalu. Namun, tetaplah berhati-hati dan menghormati tempat yang telah terlupakan ini.
Jika Anda tertarik untuk mengunjungi Moseleum Van Motman, pastikan untuk membawa perlengkapan yang sesuai, seperti alas kaki yang nyaman dan pakaian yang sesuai dengan cuaca. Selain itu, jangan lupa membawa air minum dan makanan ringan. Tetaplah menjaga kebersihan dan tidak merusak lingkungan sekitar.
Moseleum Van Motman di Bogor adalah destinasi wisata yang menarik dan sarat misteri. Meskipun terbengkalai, keindahannya yang memikat dan sejarah yang terkandung di dalamnya masih dapat dinikmati oleh para petualang yang berani. Jadi, jangan ragu untuk memasuki dunia misterius Moseleum Van Motman dan temukan keajaiban yang tersembunyi di dalamnya. (Sumber Foto @raynardthanpontoh)
...moreTripTrus.Com - Memasuki tahun 2018, Banyuwangi merilis 'Top 77 Calender of Event Banyuwangi Indonesia Festival 2018’ di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
Udah check long weekend di tahun 2018 ??! ・ ・ #banyuwangi #majesticbanyuwangi #sunriseofjava #wonderfulindonesia #pesonaindonesia #indonesia #tourism #travel #destination #banyuwangifestival #banyuwangiethnocarnival #tourdeijen #gandrungsewu
A post shared by RickhadPradana #RP (@uncleicad) onFeb 1, 2018 at 4:01am PST
Berbagai acara tersebut akan menjadi wisata atraktif yang mengeksplorasi seni budaya, keindahan alam, olahraga hingga beragam potensi daerah yang bisa jadi pilihan menarik untuk wisatawan. Calender of Event tersebut dilaunching langsung oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Menpar mengapresiasi konsistensi Banyuwangi yang aktif mengemas acara dalam rangka mempromosikan dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi, tiap tahunnya.
"Banyuwangi jadi kota kecil yang diambil paling banyak event-nya buat jadi 100 event terbaik Indonesia. Dua masuk top 100, dan satu masuk top 10 yaitu Banyuwang Etno Carnival," tuturnya saat pidato pembukaan acara.
Anas mengatakan 77 acara tersebut diharapkan akan mendongkrak kunjungan pariwisata di Kota Banyuwangi. Selain itu juga untuk mendukung program Kemenpar Visit Indonesia Wonderfull Indonesia, dengan target 17 juta wisatawan mancanegara di 2018.
Menurutnya agenda Banyuwangi Festival yang telah digelar rutin sejak 2012 bisa menjadi panduan bagi wisatawan yang ingin menikmati beragam potensi wisata Banyuwangi.
”Banyuwangi Festival kami yakini sebagai cara ampuh untuk meningkatkan awareness orang pada Banyuwangi. Dan sudah terbukti, banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara menikmati aneka atraksi wisata di Banyuwangi Festival,” kata Anas.
Ia juga menambahkan, Banyuwangi Festival tahun ini lebih istimewa dengan berbagai atraksi wisata baru berbasis potensi dan kearifan lokal.
Atraksi primadona wisatawan juga bakal dikemas lebih menarik, seperti Festival Banyuwangi Kuliner dan Art Week (12-15 April), Jazz Pantai Banyuwangi, (12-13 Mei), Banyuwangi Ethno Carnival (29 Juli), Ijen Summer Jazz (22 September), dan Festival Gandrung Sewu (20 Oktober).
Sejumlah atraksi baru dihadirkan, seperti Festival Tahu-Tempe (9-13 Februari) untuk memperkenalkan kampung pembuatan tahu dan tempe di Banyuwangi dan Festival Imlek yang akan menampilkan tradisi khas warga Tionghoa (17 Maret).
Selain itu, ada Festival Karya Tari (31 Maret), Fishing Festival (7 April), Festival Cokelat (12 Mei), dan Festival Kuntulan (3-6 Oktober).
”Atraksi-atraksi baru kami harapkan semakin memperkaya dan memperkuat posisi Banyuwangi dalam peta persaingan pariwisata. Seperti Fishing Festival, akan kami padukan dengan paket-paket wisata memancing yang kini sedang tren. Juga Festival Cokelat untuk mengangkat kakao kami yang sudah rutin diekspor ke berbagai negara,” kata Anas.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda menambahkan, pendekatan sport tourism tetap mewarnai pergelaran Banyuwangi Festival 2018. Mulai dari Banyuwangi Underwater Festival (4-6 April), International Ijen Green Run (8 April), Banyuwangi International BMX (30 Juni), dan Tour de Ijen (26-29 September).
”Khusus sport tourism ini memang kami mengambil pasar yang sangat segmented, tak banyak tergarap daerah lain. Secara konsisten ini mulai membuahkan hasil, di mana komunitas-komunitas BMX se-Indonesia, misalnya, rutin berlatih di Banyuwangi karena kami punya sirkut berstandar internasional,” ujarnya di sela acara Bramuda.
Ada juga berbagai atraksi fesyen, seperti Green and Recycle Fashion Week (24 Maret), Banyuwangi Fashion Festival (14 Juli), Banyuwangi Batik Festival (17 November), dan Festival Kebaya (5 Desember). “Kini aja juga festival untuk menumbuhkan empati sosial masyarakat seperti Festival Anak Berkebutuhan Khusus (10 Februari) dan Festival Anak Yatim (13-15 September),” tutup Bramuda. (Sumber: Artikel kompas.com, Foto flickr.com/miftaharjo)
...more