Di Desa Cepit, Kecamatan Bokoharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, terdapat sebuah candi unik bernama candi Banyunibo. Menurut epistemologi, nama Banyunibo mempunyai makna air yang tertumpah atau air yang menetes. Tak ada penjelasan lebih jauh mengenai apa arti dari nama candi tersebut. Namun candi Banyunibo mempunyai sisi menarik dibanding dengan candi lainnya, yaitu letak candi-nya yang terselip di antara hutan dan persawahan. Sejak dulu warga sekitar sering menyebut candi ini dengan sebutan candi "Si Sebatang Kara Banyunibo" karena letaknya yang terpisah dengan candi-candi yang lain. Bila dilihat dari kejauhan, Candi Banyunibo terlihat kokoh dan lengkap. Namun, dari segi ukurannya, candi ini sangat kecil jika dibandingkan dengan Candi Borobudur atau Prambanan. Walaupun kecil, Candi Banyunibo memiliki ornamen yang kaya di setiap sisinya. Ukiran relief kala-makara dan bentuk relief lainnya turut mempercantik ornamen candi ini. Di sebelah barat candi terdapat pintu masuk. Sebelah kanan dan kiri tangga candi tersebut terdapat singa yang melambangkan penjaga candi. Susunan candi Banyunibo secara keseluruhan adalah satu candi induk dengan dilengkapi candi perwara dalam bentuk stupa-stupa.Memasuki candi, kita akan menemukan ruang yang tidak begitu luas. Dari dalam candi kita dapat melihat pemandangan persawahan yang hijau lewat jendela atau bilik pada sisi bagian selatan. Di candi yang diyakini sebagai salah satu bangunan suci oleh umat Budha ini, terdapat relief yang menceritakan tentang Dewa Kurawa atau dewa kekayaan. Namun sayangnya, relief ini sebagian sudah rusak.Lokasinya yang dikelilingi oleh persawahan menjadikan candi Banyunibo sebagai salah satu alternatif tempat wisata yang wajib dikunjungi. Karena selain udara di sekitar candi yang masih alami, pengunjung juga bisa mempelajari tentang kekayaan keyakinan manusia Indonesia di masa lampau.
Suber: http://www.indonesiakaya.com
...moreTripTrus.Com - Bara api mulai membakar tungku kayu ketika Anas Salim sibuk meracik ragam rempah sebagai bumbu utama bubur India. Rambutnya yang mulai memutih tak menyurutkan semangat pria berusia 76 tahun ini menyiapkan bubur India sebagai sajian utama berbuka puasa di Masjid Jami Pekojan, Kampung Petolongan, Semarang.
"Ini resep masakan turun-temurun sejak dari kakek saya yang asalnya dari Negara Bagian Gujarat, India," kata Anas. Anas merupakan pewaris bubur India ketiga setelah mendapat resep dari sang kakek, bernama Harus Rofii dan Salim Harun yang tak lain ayahandanya.
Keluarga besar Anas secara teguh menggunakan bumbu kaya rempah sebagai penguat rasa bubur India. "Kakek saya seorang mubalig yang kerap mensyiarkan agama Islam dari perbatasan India-Pakistan. Kemudian lambat laun memilih berdagang dengan komunitas orang Koja dan masuk Indonesia sejak 1800 silam atau sekitar 120 tahun lalu," tuturnya.
Perjalanan komunitas Koja pun berlanjut sampai ke tepi Pantai Semaran dan tiba di salah satu sudut kawasan Mataram yang kini dikenal dengan Kampung Petolongan.
Setiap hari, Masjid Pekojan Semarang memasak tak kurang dari 200 hingga 300 mangkok Bubur India bagi para jemaah yang berbuka puasa. Bubur itu dibagikan secara gratis pada pukul 17.00 WIB atau menjelang berbuka puasa. Selain dibagikan gratis, pengurus Masjid Pekojan juga mempersilakan warga membawa pulang bubur ke rumah masing-masing. Bubur tersebut biasanya dijadikan makanan untuk berbuka puasa dan kerap dirindukan oleh orang yang sudah tak tinggal lagi di Semarang. Tradisi kuliner tersebut diketahui sudah menjadi peninggalan lintas generasi selama 80 tahun. Seperti namanya, bubur India merupakan kuliner asli India, tepatnya makanan di wilayah Koja yang merupakan perbatasan Pakistan dan India. Namun, dengan adanya perdagangan pada zaman dahulu, warga India yang datang ke Semarang akhirnya memutuskan tinggal dan menetap. Hal itu menginspirasikan lahirnya kampung Pekojan yakni kampung Muslim di tengah kota Semarang. Sejak awal ada di Semarang, bubur India sudah menjadi makanan khusus berbuka puasa. Meski menunya sederhana, akan tetapi bubur India ini memiliki rasa yang asli dan terjaga dengan perpaduan bubur berisi daging cincang, labu, telur serta kuah santan yang khas. @prast.wd @jatengpos #buburindia #kuliner #kulinersemarang #kulinerramadan #bukapuasa #masjidpekojan #pekojan #ngabuburit #exploresemarang #ramadan2016
A post shared by JATENG NEWS (@jatengnews) onJun 12, 2016 at 4:18am PDT
"Di sinilah, awal mula orang-orang Koja berdagang sarung, tasbih sampai beragam rempah yang dibawa langsung dari tanah kelahirannya. Lalu karena punya resep bubur India yang sangat khas itu, maka dikenalkan kepada penduduk pribumi lokal," tambahnya.
Dari semula hanya ada 10-15 orang, kini jumlah orang Koja yang mendiami kampung tersebut mencapai ratusan jiwa. Rumah-rumahnya bercorak khas campuran Pakistan-Melayu dengan dinding berwarna hijau muda.
[Baca juga : Wisata Seru Yang Bisa Kamu Kunjungi Saat Ramadhan]
Bubur India juga semakin melekat di hati masyarakat setempat. "Sekarang tiap Ramadan disediakan 200 sampai 300 porsi bubur India. Sebagai variasinya juga ada campuran kuah gulai, sambal goreng, ungkep dan teri," tuturnya. Bubur India dibuat selama tiga jam. Sejak bakda Zuhur sampai selepas salat Ashar, Anas mengaku dibantu tiga warga keturunan Koja lainnya untuk mengolah bubur India.
Kemudian tepat pukul 15.30 WIB sajian khas warga Koja ini pun siap dihidangkan dalam mangkuk-mangkuk kecil bersama segelas susu atau teh ditambah beberapa bungkus kurma. "Dulunya ada tambahan zam-zam. Tapi karena pasokannya disetop sama Pemerintah Arab Saudi maka diganti susu," ujarnya.
Dia menyebutkan hidangan bubur India kala buka puasa punya arti mendalam bagi warga sekitar. Sesuai hadist Rasulullah SAW, katanya, barang siapa yang memberikan makanan buka puasa maka ganjarannya di akhirat bertambah banyak. "Dan barang siapa yang senang dengan datangnya Ramadan maka diharamkan jasadnya di neraka. Makanya, di sini selalu dibagikan bubur gratis selama 30 hari Ramadan," ujar Anas. (Sumber: Artikel bisnis.com, Foto tribun.jateng.com)
...moreMau lihat langsung keindahan bawah laut Gorontalo? Klik di: http://triptr.us/Bl
TRIPTRUS - Di bagian utara Sulawesi, banyak sekali keindahan yang bawah laut untuk dinikmati. Contoh saja Taman Laut Bunaken, Wakatobi, atau Togean yang keindahannya sudah dikenal oleh dunia. Di provinsi Gorontalo, ada dua taman laut yang tidak kalah indahnya dengan nama-nama itu.
Taman Laut Olele dan Taman Laut Bilitia, adalah gerbang tersembunyi yang menyimpan pemandangan bawah air yang menakjubkan. Kedua taman laut ini terletak di Teluk Tomini, di arah selatan Gorontalo. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kedua taman laut ini punya pemandangan bawah air yang sama indahnya.
Taman Laut Olele terletak di Desa Olele, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango. Dengan menempuh sekitar kurang lebih 1 jam dari Gorontalo dengan kendaraan darat, atau sekitar 30 menit jika menaiki speedboat dari Gorontalo. Sebelum menceburkan diri ke Taman Laut Olele, kita sudah bisa menghela nafas lega melihat sebaran pasir putih dan pemandangan birunya air laut yang seakan-akan mengundang kita untuk segera mengenakan tabung oksigen atau snorkel dan segera melihat pemandangan bawah air yang bisa membuat love at first sight.
Salah satu hal yang unik yang bisa ditemui di Taman Laut Olele adalah banyakknya bunga karang besar bernama Salvador Dali sponge (Petrosia lignosa) yang tersebar di sekitar Taman Laut Olele. Spon itu diberi nama karena bentuknya yang mengingatkan orang pada lukisan maestro aliran surealisme, Salvador Dali.
Jajaran berbagai jenis terumbu karang dengan beragam warna, ratusan spesies laut yang berenang di antara para penyelam. Ada sembilan dive spot di Olele yang punya keunggulan dan keunikan masing-masing. Bagi penyelam pemula Taman Laut Olele adalah tempat yang pas untuk belajar menyelam atau snorkeling. Suasana pantai yang sepi dan air laut yang tenang sangat ideal untuk belajar menguasai peralatan olahraga bawah air.
Pesona Taman Laut Olele membuat banyak penyelam yang lebih senang terdiam menikmati pemandangan di depan mereka, sehingga seringkali terjadi kemacetan karena serombongan penyelam akan terhambat oleh penyelam lain yang sedang asyik menikmati pemandangan di hadapan mereka.
Pemerintah Gorontalo menetapkan kawasan Olele sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) sejak tahun 2006, setelah setahun sebelumnya menetapkan Desa Olele sebagai kawasan wisata. Di Olele juga mulai banyak muncul rumah-rumah penduduk yang ditawarkan sebagai tempat menginap bagi para pengunjung.
Sementara itu, di seberang Pantai Botuhuwato, Desa Kramat, Kecamatan Managgu, terdapat Pulau Bitilia - dengan Taman Laut Bitilia - yang secara pesat mulai dijadikan incaran para wisatawan nusantara dan mancanegara sebagai destinasi olahraga menyelam dan snorkeling. Untuk mencapai Pulau Bitilia diperlukan waktu sekitar 30 menit dengan perahu motor dari Botuhuwato atau dari Pantai Boleamo Indah.
Sama seperti Olele, Taman Laut Bitilia juga memiliki daya tarik yang tidak henti-hentinya membuat para penyelam berdecak kagum. Tapi tidak seperti Olele, Ombak di Bitilia sedikit lebih besar, tapi relatif tidak akan menyulitkan kegiatan menyelam atau snorkeling.
Membayangkan keindahan bawah air Taman Laut Olele dan Taman Laut Bitilia rasanya tidak cukup jika tidak merencanakan untuk suatu hari, kalau bisa dalam waktu dekat, mengunjungi keduanya.
Photos courtesy of: indonesia.travel, fllickr.com, vivanews.co.id, murexdive.com
...moreTripTrus.Com - Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari kegiatan konsumsi. Konsumsi erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan.. Suatu konsumsi melewati suatu transaksi antara penjual dan pembeli. Berbelanja adalah cara pemenuhan kebutuhan.
Pasar merupakan salah satu tempat untuk berbelanja. Akan tetapi, bagaimana rasanya ketika berbelanja di tempat yang unik? Tentu sensasinya akan berbeda. Tempat wisata Pasar Papringan Temanggung merupakan destinasi yang pantas untuk dikunjungi. Keunikan pasarnya sangat berkesan.
Pasar Papringan merupakan tempat yang menarik di Temanggung. Sebagian besar wisatawan tertarik mengunjungi tempat ini, terbukti dengan suasana pasar yang tak pernah lengang. Sesuai dengan namanya yaitu Papringan, yang berasal dari kata “pring” yang berarti bambu, pasar ini berada di sebuah kebun bambu.
Ojo lali tiap minggu wage karo pon dolan rene yaaa 😆😆 sing ketemu mimin tak jajake wes . 🌿 Pasar Papringan, Ngadimulyo . #Temanggungku #pasarpapringan #jateng #eksplorejateng #explorejateng
A post shared by temanggungku (@temanggungku) onOct 1, 2017 at 4:20am PDT
Pepohonan bambu di pasar ini cukup rimbun. Tepatnya, pasar ini berada di Dusun Banaran Kelingan, Caroban, Kandangan, Temanggung. Lokasinya bisa ditemukan disini melalui google map : Peta Pasar Papringan
Pasar ini buka setiap hari Minggu Wage. Suasana pasar pada umumnya akan terasa panas dan sesak saat siang hari. Lain lagi dengan suasana Pasar Papringan. Teduhnya pasar diperoleh dengan adanya rerimbunan pohon bambu di sekitarnya.
Pasar dengan luas 300 meter persegi ini dipadati oleh para pedagang dengan varian barang dagangannya masing-masing. Pasar ini menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman tradisional. Nama setiap produknya juga unik.
Makanan tradisional yang dijajakan adalah samiler (keripik singkong), glanggem, manggleng (olahan dari singkong), rondo royal, nasi megono, ketan lupis, dan lain sebagainya.
Minuman khas yang dijual adalah kelapa muda, jamu, adon-adon, dll. Terdapat aturan khusus bagi pedangang makanan dan minuman, yaitu harus memakai bahan yang ramah lingkungan dan sehat.
Masakan tidak boleh mengandung MSG dan dilarang menggunakan plastik, serta mengganti plastik dengan besek. Kesehatan tubuh Anda dapat terjaga dengan sajian lezat yang ada di pasar unik daerah Temanggung ini.
Bagi Anda penyuka kerajinan, dapat menemukan beragam keunikan produk kerajinan dan beragam fungsinya. Di Pasar Papringan dapat ditemukan aneka kerajinan yang terbuat dari bambu, meliputi topi, radio yang dilapisi dengan bahan kayu, hingga sepeda yang sebagian rangkanya terbuat dari bambu. Semua kerajinan mempunyai desain yang penuh varian, baik itu ukuran, warna, maupun coraknya.
Alat Pembayaran yang Unik
Selamat siang Temanggung! Mungkin ada yang belum tau apa itu Pasar Papringan? Adalah semacam pasar pagi gitu yg diadakan tiap hari minggu wage. Pasar papringan bertempat di Dusun Kelingan, Desa Caruban, Kandangan. Disini dijual berbagai makanan dan jajanan, kerajinan, batik, dan ada juga Magno Radio yg mendunia itu lho! Uniknya, sistem transaksi di pasar papringan menggunakan uang pring. Jadi uang kalian ditukarkan pada saat dateng. 1 pring = 1000 rupiah. Jangan khawatir kalo kalian udah terlanjur menukarkan uang banyak tapi gk habis bisa dirupiahkan lagi kok. Yuk yg mau kesana next #PasarPapringan5 akan berlangsung 29 mei 2016. Photo source: @metrotv #exploretemanggung for #pasarpapringan
A post shared by TEMANGGUNG BERSENYUM (@exploretemanggung) onApr 25, 2016 at 11:40pm PDT
Uang adalah suatu alat pembayaran yang sah dan digunakan sebagai alat tukar dalam suatu transaksi jual beli. Inilah letak keunikan selanjutnya dari Pasar Papringan. Para pembeli dan pedagang tidak diperbolehkan bertransaksi menggunakan mata uang Rupiah.
Pihak penjual dan pembeli harus bertransaksi dengan koin bambu, dengan cara menukarkan uang Rupiah dengan koin bambu. Koin ini ada yang berbentuk bulat dan kotak.
Nilai yang tertulis dalam koin bambu tersebut ada empat macam, yaitu “1”,”5”,”10”, dan “50”. Nilai “1” tersebut senilai dengan Rp 1000,00, nilai “5” setara dengan Rp 5000.00, nilai “10” sebanding dengan Rp 10.000,00, dan nilai “50” mempunyai nilai yang sama dengan Rp 50.000,00.
Penukaran uang Rupiah dengan koin bambu tersebut dapat dilakukan di petugas pasar yang ada di area pasar.
Alat pembayaran yang tergolong unik ini merupakan suatu inovasi yang dapat menarik kunjungan dari wisatawan maupun pengunjung yang ingin menikmati sensasi berbelanja di Pasar Papringan yang terkenal dengan keunikannya.
Berbelanja sekaligus wisata adalah paket manfaat saat berkunjung ke pasar ini. Kegiatan berbelanja dengan koin bambu menyimpan kesan tersendiri. (Sumber: Artikel wisatane.com, Foto jateng.tribunnews.com)
...moreTripTrus.Com - Dalam melakukan perjalanan wisata, umumnya akan memakan biaya sedikit lebih mahal apabila dilakukan seorang diri. Namun, tidak demikian jika dilakukan bersama rombongan.
Hal tersebut menjadi salah satu alasan Dhayan Amiey membentuk JKTjalanjalan pada 29 Maret 2012, bersama seorang teman semasa masih duduk di bangku sekolah menengah. “Kami bentuk komunitas supaya jika mau ke mana-mana itu sudah terjadwal. Tujuannya jelas, bisa arrange sendiri atau kalau pakai trip operator tidak bingung memilihnya, dan budget bisa ditekan,” kata Dhayan. Saat ini, JKTjalanjalan (Triple-J) telah memiliki 50-an anggota yang kebanyakan berasal dari kaum pekerja. Syarat untuk menjadi anggota sangatlah mudah. Dalam setahun, Triple-J memiliki agenda empat kali trip. Dengan ikut minimal dua kali saja, maka sudah dianggap sebagai anggota. “Kalau sekarang cukup dengan sering ikut kegiatan selain jalan-jalan, seperti ngopi bareng atau kegiatan charity sudah bisa dianggap anggota,” kata pria lajang kelahiran Jakarta, 3 Oktober 1990 itu. Dhayan menjelaskan, dalam satu kali trip terdapat kuota minimal sebanyak 5-10 orang. Setiap trip bersifat terbuka, tidak hanya untuk member . Ada beberapa partisipan non-member yang rajin mengikuti trip Triple-J. Tak hanya itu, Triple-J juga aktif dalam kegiatan #1Traveler1Book , sebuah kampanye sosial di mana para traveler membawa minimal satu buah buku untuk dibagikan ke masyarakat sekitar destinasi wisata mereka. Buku-buku tersebut tentu saja buku bertema edukasi dengan target usia taman kanakkanak hingga SMP. Ada misi penting yang dibawa oleh komunitas ini. Mereka ingin mengajak masyarakat bukan hanya mengenal potensi wisata di Indonesia, juga memberi arti di setiap destinasi yang dikunjungi. “Tidak sekadar foto-foto lalu upload di media sosial,” kata Dhayan.
Sumber: Artikel dan Foto infonitas.com
...moreTripTrus.Com - Bro-sis traveler, lo lagi pengen liburan yang beda, anti-mainstream, tapi tetep nggak jauh dari Jakarta? Tenang aja, Banten punya deretan pulau kece yang wajib banget lo jelajahi. Dari Pulau Dua yang jadi surga burung migran, Pulau Tiga yang Instagramable banget, sampai Pulau Tunda yang masih alami dan sepi, semua bakal bikin feed IG lo makin hype. Nggak cuma sekadar liburan, bro-sis, tapi pengalaman alam yang bikin hati adem dan pikiran fresh. Jadi, siapin kamera, sunscreen, dan temen-temen lo, karena pulau-pulau ini bakal bikin lo betah berlama-lama!
1. Pulau Dua: Surga Burung Migran & Cagar Alam Kekinian
View this post on Instagram
A post shared by Viriya Singgih (@viriyasinggih)
Bro-sis, Pulau Dua tuh bener-bener unik! Lokasinya di Teluk Banten, Desa Sawah Luhur, Kota Serang, jadi rumah lebih dari 100 jenis burung migran dari Asia, Australia, bahkan Afrika. Lo bisa dateng Maret-Agustus buat liat atraksi burungnya yang super keren. Selain buat foto-foto kece, pulau ini juga jadi penahan abrasi dan gelombang tsunami. Vegetasinya masih asli, ada pepohonan hijau, satwa liar, sama pantai alami. Jadi, sambil liburan, lo bisa belajar soal ekosistem burung yang unik. Jangan cuma lewat, nikmati tiap sudutnya karena scenery-nya bikin mata refreshing abis!
2. Pulau Tiga & Pamujan Besar: Spot Foto & Aktivitas Seru
Pulau Tiga alias Pulau Pamujan Besar cuma sekitar 37,5 km dari Serang, bro-sis, dan bisa dicapai 1 jam naik kapal dari Pelabuhan Karangantu. Sesampainya di sana, lo bakal disambut jembatan kayu estetik, saung minimalis, sama air laut super bening. Cocok banget buat selfie, OOTD, atau chill vibes tropis. Banyak aktivitas seru kayak snorkeling, banana boat, atau nongkrong di jembatan cinta yang hits. Medannya banyak karang, jadi alas kaki nyaman wajib, bro-sis. Dijamin liburan lo penuh momen seru dan pengalaman nggak bakal terlupakan!
3. Pulau Tunda: Surga Tersembunyi & Destinasi Anti-Mainstream
Bro-sis, Pulau Tunda nggak kalah kece! Pulau kecil di Laut Jawa ini letaknya utara Teluk Banten, luasnya sekitar 300 hektare, dihuni sekitar 3.000 jiwa. Lo bisa snorkeling, diving, susur pantai, jungle trekking, bahkan ikut program konservasi mangrove dan terumbu karang. Suasananya tenang banget, cocok buat lo yang pengen jauh dari keramaian. Homestay lokal ada, tapi listrik terbatas cuma jam 6-10 malam. Jadi siapin perlengkapan, kamera, dan power bank cadangan, bro-sis, biar liburan makin nyaman!
4. Pulau Panjang: Santai & Instagramable
Pulau Panjang cocok banget buat lo yang pengen liburan santai tapi tetap fotoable. Pantainya masih alami, pasir putih lembut, sama air yang jernih banget. Lo bisa sekadar jalan santai sambil nikmatin sunset, atau snorkeling di spot-spot terumbu karang. Pulau ini juga sepi, jadi cocok buat lo yang pengen me time atau quality time bareng temen-temen. Dijamin vibesnya chill dan bikin lo betah berlama-lama di pulau ini, bro-sis!
[Baca juga : "Jelajah Pulau-Pulau Kece Di Kepulauan Seribu: Snorkeling, Sunset & Island Hopping Kekinian!"]
5. Pulau Lima: Surga Alam & Spot Selfie
Pulau Lima punya vibe tropis yang bikin feed IG lo makin kece. Vegetasi hijau dan pantai bersih jadi spot selfie yang wajib. Lo bisa camping, piknik santai, atau sekadar jalan-jalan keliling pulau. Selain itu, pulau ini juga punya spot snorkeling yang oke buat liat ikan-ikan warna-warni. Buat lo yang suka eksplor alam tapi tetep pengen vibe santai, Pulau Lima tuh pilihan pas banget, bro-sis!
6. Pulau Sangiang: Eksplor Alam & Petualangan Seru
Pulau Sangiang masih alami banget, bro-sis. Di sini lo bisa trekking keliling hutan kecil, main di pantai sepi, atau snorkeling di perairan jernihnya. Pulau ini cocok buat lo yang suka adventure dan pengen liburan beda dari yang lain. Bawa alas kaki nyaman, kamera, dan semangat jelajah, karena tiap sudut pulau ini punya pemandangan yang Instagramable abis dan pastinya bikin pengalaman liburan lo makin epic.
7. Pulau Pamujan Kecil & Besar: Kombinasi Kece & Aktivitas Seru
Selain Pulau Tiga (Pamujan Besar), ada juga Pamujan Kecil yang nggak kalah menarik. Lo bisa hopping antar pulau, snorkeling, atau sekadar duduk santai di pantai berpasir putih. Pamujan Kecil lebih sepi, cocok buat me time, sementara Pamujan Besar punya semua spot foto kece dan fasilitas minimalis yang bikin liburan lo gampang dan seru. Gabungin keduanya, lo bakal dapet pengalaman liburan yang lengkap, bro-sis!
8. Pulau Kalih: Hidden Gem yang Instagramable
Pulau Kalih masih jarang dikunjungi, tapi punya potensi wisata yang keren. Pantainya bersih, air jernih, dan spot sunset-nya bikin mata lo adem. Lo bisa snorkeling atau sekadar foto-foto dengan background alam yang natural banget. Cocok buat lo yang pengen jauh dari keramaian tapi tetap pengen vibe tropis ala pulau. Ini destinasi yang pas buat lo yang pengen liburan anti-mainstream, bro-sis!
Tips Liburan Kece ke Pulau-Pulau Banten
Transportasi: Sewa kapal dari Pelabuhan Karangantu buat ke semua pulau.
Waktu Terbaik: Pulau Dua, Maret-Agustus; Pulau Tunda saat musim kemarau.
Perlengkapan: Sunscreen, topi, alas kaki nyaman, kamera wajib, power bank cadangan.
Aktivitas: Snorkeling, diving, foto OOTD, camping, atau ikut program konservasi.
Ikutin tips ini dijamin liburan lo aman, seru, dan tetap kece abis!
Bro-sis traveler, dari Pulau Dua yang jadi surga burung migran, Pulau Tiga & Pamujan Besar yang penuh spot foto dan aktivitas seru, Pulau Tunda yang sepi dan alami, sampai Pulau Panjang, Lima, Sangiang, dan Kalih yang hidden gem banget, semua pulau ini wajib masuk bucket list lo. Jadi siapin temen, kamera, dan semangat jelajah keindahan pulau-pulau Banten yang masih alami ini. Dijamin liburan lo bakal epic, beda dari yang lain, dan feed IG lo makin hype, bro-sis! (Sumber Foto @aychoty)
...moreTripTrus.Com - Jika kalian berkunjung ke Provinsi Banten, tidak ada salahnya untuk mencoba berlibur di Pulau Tunda. Pulau kecil yang terletak di Laut Jawa ini terletak di sebelah utara Teluk Banten dan secara administratif dalam wilayah Kabupaten Serang. Dengan luas sekitar 300 hektare, Pulau Tunda terdapat 1 Desa (Desa Wargasara) dan terbagi dalam 2 Dusun (Kampung Barat dan Kampung Timur).
Sumber: Foto Amieykha
Dulu, Pulau Tunda lebih dikenal sebagi lokasi untuk memancing. Tapi beberapa tahun terkahir, Pulau Tunda mulai dikenal di kalangan Backpacker sebagai destinasi wisata. Potensi keindahan pantai dan bawah lautnya, Wisatawan bisa mengeksplore dengan snorkeling ataupun diving. Bagian timur hingga tenggara Pulau Tunda memiliki kondisi arus yang besar sehingga terkenal dengan Drift Diving-nya.
Sumber: Foto Komar Uchiha
Menurut berbagaii informasi dari Nelayan sekitar, Pulau ini merupakan lintasan Lumba-lumba, jadi jangan heran bila nanti suatu saat kalian bisa melihat kawanan Lumba-lumba di perairan Pulau Tunda. Seperti namanya, Pulau Tunda ini memiliki berbagai fasilitas yang tertunda sepeti: Listrik dan Sinyal. Tetapi kalian akan sedikit terbantukan oleh listrik tenaga surya yang beroperasional dari pukul 18.00 hingga 22.00.
Kalian bisa menuju Pulau Tunda dari Pelabuhan Karangantu, Serang. Perjalanan yang dibutuhkan 1,5 hingga 2 jam. Alangkah baiknya jika kalian menuju Pulau Tunda di pagi hari, bukan tanpa alasan. Selain udaranya yang dapat memanjakan tubuh, mata kalian juga akan dimanjakan oleh kemilau sunrise di atas laut. Jadi tunggu apalagi? Jangan Tunda ke Pulau Tunda! (Sumber: Artikel-Foto Amieykha)
...moreTripTrus.Com - Wih, Yogya kece abis! Ada ratusan event keren bakal digelar sepanjang 2024 nih buat nge-boost pariwisata. Total ada 123 event budaya yang bakal bikin tahun depan makin seru di Kota Gudeg ini, dan 14 di antaranya jadi andalan.
Kabar gembira buat pencinta budaya, Pemkot Yogya meluncurkan jadwal event-event keren itu dalam acara seru, Launching Kalender Semarak Event Pariwisata Yogyakarta 2024. Kepala Dinas Pariwisata, Wahyu Hendratmoko, bilang kalo ini langkah strategis buat nge-promote pariwisata lewat event yang kece.
View this post on Instagram
A post shared by Chanifah (@chanifah616)
Nih, 14 event andalan yang bikin mata melek: Pekan Budaya Tionghoa, Jogja Cross Culture, Art Jog, Prambanan Jazz, Kotabaru Heritage Festival, Festival Kebudayaan Yogyakarta, Pasar Kangen Jogja, Sumonar, Pasar Lawasan Mataram, JogjaRockarta, Land of Leisures Jogja, Kustomfest, Wayang Jogja Night Carnival, dan Ngayogjazz.
Semoga dengan rangkaian event ini bisa jadi daya tarik buat para wisatawan mampir ke Yogya. Udah kebayang kan, serunya kayak apa!
Btw, jumlah kunjungan wisatawan ke Yogya sepanjang Januari sampe September 2023 udah mencapai 3.147.527 orang, lho. Lumayan banget kan! Wahyu, si kepala dinpar, juga ngomong kalo lama tinggal rata-rata wisatawan di Yogya sekitar 1,81 hari dan belanjanya sekitar Rp 2.132.906 per orang. Gak main-main nih Yogya!
Laksmita ini juga diharapkan bisa jadi sarana biar masyarakat dan wisatawan pada tahu event-event keren yang bakal digelar di Yogya tahun depan. Jadi, bisa nyiapin jadwal buat mampir ke Yogya. Keren, kan?
[Baca juga : "5 Event Seru Dari November Sampe Desember Bikin Gebrakan Di Tangerang"]
Acara peluncurannya kemarin juga asik banget. Konsep vintage klasik yang dipadu dengan pop art berhasil menciptakan suasana yang beda. Visualisasi venue, grafis, ornamen, dan kalender event-nya keren abis. Dalam acara itu juga ditampilin cuplikan 14 event andalan dari total 123 event di Yogya tahun 2024. Asik banget pokoknya!
Penjabat Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo, juga sambut baik gelaran ini. Menurut dia, pariwisata jadi andalan buat perekonomian Yogya, dan semakin banyak event berkualitas, semakin oke buat gerakin perekonomian daerah.
Menghadapi tahun politik, Yogya tetap siapkan 123 event seru buat tarik perhatian wisatawan. Meski ada Pemilu dan Pilkada, optimisnya kunjungan wisata bakal tetap tinggi. Keren, semoga bisa jadi inspirasi buat daerah lain juga nih! (Sumber Foto @mariaartharini)
...moreBila Anda berada di pusat Kota Yogyakarta, dan hendak menempuh perjalanan ke arah Magelang menuju Candi Borobudur, maka sebelum sampai ke Candi Borobudur Anda akan disajikan pemandangan candi yang terlihat tidak utuh. Candi tersebut bernama Candi Mendut. Candi yang bercorak Budha ini biasa digunakan sebagai tempat upacara-upacara pemujaan.Dilihat dari sejarahnya, berdasarkan Prasasti Karangtengah berangka tahun 824 Masehi, nama Candi Mendut berasal dari kata venu vana mandira yang memiliki arti candi yang berada di tengah hutan bambu. Namun beberapa peneliti masih meragukan nama itu, yang sebenarnya lebih cocok diberikan kepada Candi Ngawen.Pintu Candi Mendut menghadap ke barat. Pada bagian luarnya terdapat relief-relief yang menceritakan kisah-kisah Dewa Budha. Sebelah utara candi, terdapat relief Dewi Tara yang diyakini sebagai sakti Budha. Di sebelah timur, terdapat relief Awalokiteswara. Di sebelah selatan, terdapat kisah Manjusri. Sementara, di bagian lainnya terdapat relief raja-raja dari Dinasti Sailendra.Pada dinding tangga tergambar relief cerita Jetaka. Cerita yang juga dikenal dengan nama cerita Tantri ini mengisahkan tentang makhluk-mahkluk khayangan seperti burung berkepala dua dan bidadari-bidadari. Memasuki ruangan dalam candi, pengunjung akan menemukan sebuah patung Budha Cakyamuni. Patung itu terlihat duduk dengan posisi tangan dalam sikap Dharmacakraprawartana Mudra. Salah satu yang menarik dari Candi Mendut adalah jika dilihat dari kejauhan bentuk candi ini seperti kubus yang bagian atasnya sudah tidak utuh. Bagian atas Candi ini sempat runtuh dan tidak diperbaiki kembali. Beberapa bagian candi juga pernah runtuh dan mengalami pemugaran. Dasar Candi Mendut kini terbuat dari batu bata kemudian dilapisi dengan batu asli seperti yang bisa dilihat pengunjung saat ini.Di sekitar Candi Mendut terdapat berbagai penjual pernak-pernik khas Yogyakarta. Bagi pengunjung yang suka dengan wisata belanja, mengunjungi Candi Mendut bukanlah suatu hal membosankan. Apalagi suasana sekitar candi yang nyaman dan asri membuat pengunjung makin betah berlama-lama di tempat ini.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com
...more