TripTrus.Com - Tangkahan, si ekowisata keren di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Tempat ini tersembunyi di dua desa, Desa Namo Sialang dan Sei Serdang, dan masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Orang Medan pasti langsung kepikiran gajah kalau denger Tangkahan. Soalnya, di sini memang terkenal banget dengan gajah liar dan sungai jernih yang super bersih. Tangkahan itu bener-bener “The Hidden Paradise” deh, panorama alamnya bak surga!
Nah, di Tangkahan, kamu bisa menikmati berbagai daya tarik, nginep di tempat cozy, dan ada banyak rute seru buat kamu eksplor. Berikut ini beberapa highlightnya.
Daya Tarik Tangkahan
Panorama alam dan udara segar di Tangkahan bikin betah siapa aja. Pohon-pohon besar dan vegetasi hutan tropis yang rimbun berpadu dengan bukit-bukit, menjadikan tempat ini nggak cuma buat wisata, tapi juga tempat belajar tentang alam, flora, dan fauna.
View this post on Instagram
A post shared by Tangkahan (@tangkahan_)
Tangkahan punya kekayaan alam yang luar biasa. Mulai dari Hutan Tangkahan yang lebat, sungai jernih, air terjun, air panas, lembah, sampai tumbuhan langka seperti Rafflesia. Topografi berbukit dengan tebing-tebing cocok banget buat yang suka panjat tebing, mendaki, atau berkemah.
Aktivitas Seru di Tangkahan
Jungle Trekking dan River Tubing. Wisatawan bisa keliling hutan dan sungai Tangkahan. Pakai ban di atas air, kamu bakal menyusuri sungai sambil menikmati pemandangan. Biayanya sekitar Rp 75.000 per orang, udah termasuk makanan.
Bermain di Air Terjun. Ada banyak air terjun indah di sini. Kamu bisa main air sambil lihat monyet bergelantungan dari pohon ke pohon. Seru kan?
Berendam di Air Hangat. Di sisi sungai, ada spot air hangat buat kamu berendam.
Foto di Jembatan Gantung. Jembatan gantung yang alami dan unik ini instagramable banget, latar belakangnya eksotis abis.
Memandikan dan Menunggangi Gajah. Wisatawan bisa keliling dan memandikan gajah di sungai. Tenang aja, kegiatan ini diawasi petugas terlatih kok.
Paket Wisata Tangkahan
Buat menikmati wisata di Tangkahan, kamu bisa pilih paket wisata yang ditawarkan pengelola. Mulai dari perjalanan satu hari, dua hari satu malam (2D1N), atau tiga hari dua malam (3D2N). Misalnya, untuk paket dua hari (2D1N), biayanya sekitar Rp 550.000 per orang dengan minimal rombongan lima orang.
[Baca juga : "5 Spot Keren Buat Nonton Satwa Liar Di Indonesia"]
Hari pertama, kamu bakal ke Jembatan Jodoh, amati perilaku gajah (dengan pemandu), dan kunjungi penangkaran gajah (memandikan dan memberi makan). Hari kedua, ada aktivitas arung jeram, air panas, Air Terjun Garut, Air Terjun Kenangan, makan siang di tengah sungai, Pantai Kupu-kupu, dan main jeep.
Biaya paket ini udah termasuk makan tiga kali, buah-buahan selama trekking, tiket masuk semua wisata, pemandu, air mineral, parkir, penginapan, dan coffee break. Lengkap banget deh!
Rute ke Tangkahan
Dari Medan, perjalanan ke Tangkahan sekitar dua jam dengan jarak 67 km lewat Tol Medan-Binjai. Kalau dari Bandara Udara Kuala Namu, waktu tempuh juga sekitar dua jam lewat Tol Belmera, Jalan Medan-Aceh, dan Jalan Sawit Seberang. Jadi, udah siap belum buat petualangan seru di Tangkahan? (Sumber Foto @winnyedikaputri)
...moreMasih ingat heboh penamaan KRI Usman Harun? Tak dinyana si pemberani Harun Thohir yang menuai kontroversi karena namanya dipakai sebagai nama kapal perang itu adalah orang Bawean. Ya, pulau yang berada di Laut Jawa dan termasuk dalam wilayah Kabupaten Gresik Jawa Timur itu memang dikenal luas di Singapura dan Malaysia sebagai tanah asal para pelaut yang bekerja di kapal-kapal mereka. Orang Bawean dan kawasan pemukiman mereka di kedua negara jiran itu mendapat julukan sebagi Orang Boyan dan Kampung Boyan.
Sebagian besar penduduk laki2nya memang melanglang buana untuk bekerja di Malaysia, Australia dan Singapura. Tidak mengherankan jika wajah kemakmuran terlihat hampir di seluruh penjuru pulau karena penghasilan para TKI itu terhitung di atas rata2 penghasilan orang Indonesia.Di sudut2 dusun bangunan rumah megah adalah hal yang lumrah. Luas Bawean sekitar 194 km2 terdiri dari 2 kecamatan yakni Sangkapura dan Tambak dengan jumlah penduduk 70 ribu jiwa yang kebanyakan bekerja sebagai petani dan nelayan. Terdapat dua kecamatan di pulau ini yakni Sangkapura dan Tambak.
Peta Bawean
MENUJU BAWEAN
Pulau yang jaraknya hanya 120 km dari Pelabuhan Gresik itu memiliki kontur daratan yang berbukit-bukit sehingga bisa memandang lepas jauh kelautan. Sangat mempesona berada di ketinggian pulau ini sambi lmemandang cakrawala jingga saat senja. Padahal waktu tempuh menuju pulau yang juga dijuluki sebagai Pulau Putri ini hanya 3,5 jam dengan kapal cepat atau 8 jam dengan kapal ferry dari dermaga Gresik. Harga tiket kapal cepat terhitung murah untuk sekali jalan, kelas ekonomi Rp 130 000, kelas eksekutif Rp 150 000 dan kelas VIP Rp 160 000.
Kapal Cepat Express Bahari - Penyeberangan ke Bawean
Sedangkan menumpang kapal ferry harga tiketnya hanya Rp 70.000 dengan fasilitas tempat tidur di barak tanpa AC. Jika ingin lebih nyaman, bisa bernegosiasi dengan Anak Buah Kapal untuk menempati kamar tidur mereka yang berAC, kamar mandi bersih, sofa dan bunk bed. Mobil pun bisa masuk ke dalam kapal ferry ini dengan membayar Rp 800 000 sekali jalan dari dan ke Bawean. Pelabuhan Lamongan menjadi alternatif untuk keberangkatan dan kedatangan kapal ferry ini, terutama di saat laut bergelombang tinggi menuju atau dari Pelabuhan Gresik.
KEUNIKAN
Gelombang tinggi dan cuaca yang terkadang kurang bersahabat memang menjadi kendala utama untuk menjadikan Bawean sebagai salah satu tujuan wisata utama di Jawa Timur. Kendati pulau tersebut mempunyai potensi wisata yang luar biasa untuk dijadikan tempat berlibur. Pantai pasir putih seperti Pantai Kuta Bali, pemandangan bawah laut yang menakjubkan seperti Bunaken Sulawesi Utara, danau air tawar yang eksotis karena bisa berubah warna sesuai musim, pulau-pulau gosong yang cantik karena hamparan pasir putih dikelilingi air laut jernih, pemandangan sunset yang spektakuler di berbagai sudut pulau, pemandian air panas yang masih alami ala kampung orang kepulauan, air terjun yang masih alami dan yang terpenting adalah bagaimana lidah dan perut kita dimanjakan oleh beragam jenis makanan ala Bawean. Seperti martabak, kocok2 alias fish cake, baso ikan dan sambal Bawean yang sedap luar biasa.
Selain itu pulau Bawean juga dikenal mempunyai jenis rusa asli yakni Rusa Bawean (Axis kuhlii) yang merupakan fauna endemik. Satwa yang dilindungi dalam Cagar Alam Pulau Bawean ini jumlahnya semakin menyusut setiap tahun karena perubahan hutan hujan menjadi hutan jati, sehingga ketersediaan makanan bagi satwa pemakan tanaman semak ini juga semakin berkurang. Saat ini jumlah rusa Bawean yang hidup liar diperkirakan tinggal 400-600 ekor. Belum lama ini pemerintah mengelola sebuah tempat penangkaran rusa di Desa Pudakit Timur, berjarak kira-kira 6 km dari Pelabuhan Bawean. 37 ekor rusa hidup dalam penangkaran yang letaknya terpencil di sebuah lembah. Terpencil karena rusa-rusa tersebut memang sangat peka terhadap suara. Sehingga saat menyambangi penangkaran tersebut pengunjung diminta untuk berbicara pelan, tidak berisik dan memotret tanpa lampu kilat. Lokasi yang tersembunyi dan sunyi menjadi obat tersendiri menyaksikan rusa penghuni asli Pulau Bawean itu.
Rusa Bawean di Penangkaran
Klik rangkaian artikel tentang Pulau Bawean di bawah ini.
Pulau Bawean: Antara Legenda dan Keindahan Alam - 1
Pulau Bawean: Antara Legenda dan Keindahan Alam - 2
Pulau Bawean: Antara Legenda dan Keindahan Alam - 3
...moreTripTrus.Com - Sudah jelas bahwa Bali merupakan sebuah pulau wisata yang keindahannya berada di tiap sudutnya. Mulai dari pantai sampai pura, tempat ibadah umat Hindu yang berdiri di tiap sisi kotanya memberikan keindahan dan ciri khas tersendiri bagi Bali. Sampai-sampai Bali mendapat predikat sebagai museum hidup.
Berikut ini ada tujuh objek wisata religi di Bali yang masing-masing menyajikan suatu aspek spiritual tersendiri. Bagi Anda wisatawan yang ingin mengetahui dan merasakan atmosfirnya, silahkan berkunjung ke objek wisata religi berikut ini, jangan lupa untuk tetap hening, sopan, dan bersikap anggun ya!
1. Klenteng Ling Li Miao
Klenteng merupakan tempat ibadah masyarakat Tionghoa yang menganut kepercayaan Konghucu. Di Bali, ada sebuah klenteng bernama Klenteng Ling Li Miao yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai tempat berkumpul masyarakat Tionghoa di Bali untuk membahas banyak hal. Yang unik, di dalam klenteng ini Anda bisa menjumpai sebuah pura.
Alamat
Tanah Kilap, Pemogan, Denpasar Selatan
Akses
Anda bisa melalui Jl. Griya Anyar sampai ke tujuan Anda di kota Denpasar
2. Pura Paluang
Di Pura Paluang tidak hanya pura sebagai sebuah tempat ibadah yang dapat Anda jumpai. Tapi ada yang istimewa dari pura tersebut, yakni keberadaan pelinggih menyerupai mobil Volkswagen Beetle dan Jimny. Keunikan pelinggih mobil ini mendatangkan rasa ingin tahu di kalangan wisatawan mancanegara seperti Spanyol, Perancis, Australia, Inggris, dan lain-lain. Anda penasaran juga? Segera datangi lokasinya secara langsung.
Alamat
Dusun Karang Dawa, Pulau Nusa Penida, Bali
Akses
Anda harus menyeberang melalui Pelabuhan Pantai Sanur, dengan menggunakan Speed Boat menuju pelabuhan di Nusa Penida
Harga
Menggunakan jukung Rp 40.000,- per orang, atau speed boat berkisar Rp 90.000,- per orang
3. Pura Rambut Siwi
Pura Rambut Siwi juga merupakan pura terbesar di Bali. Pura Rambut Siwi juga tergolong sebagai Pura Puncak karena letaknya pun juga berada di ketinggian yang lebih tinggi dari Pura Segara dan Pura Penataran. Di Pura Rambut Siwi Anda bisa menapaki tangga yang jumlahnya puluhan untuk mencapai pintu gerbangnya, sebelum itu, di sisi kanan dan jalan menuju pintu gerbang, Anda akan disambut oleh patung penjaga yang mirip dengan singa. Mau tahu lebih banyak? Langsung saja meluncur ke Denpasar Bali.
Alamat
Di Jalan Denpasar—Gilimanuk, Desa Yehembang, Kec. Mendoyo, Jembrana
Akses
Anda bisa menjangkaunya dari pelabuhan Gilimanuk, hanya dengan melalui Jalan Denpasar—Gilimanuk, mampirlah sebelum melanjutkan perjalanan ke tempat lain
4. Pura Ulun Mumbul
Pura Ulun Mumbul berada di area Taman Mumbul. Taman tersebut sangat hijau dan asri, udaranya masih bersih dan sejuk. Sedangkan pura berada di tengah danau di antara Taman Mumbul tersebut. Bagi masyarakat sekitar, Taman Mumbul dan Pura Ulun Mumbul merupakan sebuah kawasan suci. Tempat ini memang sering dipergunakan sebagai tempat Upacara Melasti. Selain itu, danau di tengah-tengah taman juga menjadi sumber air bagi masyarakat Desa Sangeh, untuk mengairi sawah dan memenuhi kebutuhan hidup lainnya.
Alamat
Kawasan desa wisata Sangeh, Abiansemal, Badung
Akses
Kurang lebih 1 km dari Desa Sangeh, dapat dijangkau dari kota Denpasar dalam waktu kurang lebih 60 menit
5. Pura Dalem Balingkang
Dengan berkunjung ke Pura Dalem Balingkang, Anda tidak hanya dapat memberi penghormatan pada Ida Dalem Kepogan saja. Anda bisa menyaksikan bangunan-bangunan lain seperti Paruman Agung sebagai stana Ida Bhatara Sami dan melihat pelinggih Ratu Ayu Subandar. Ada juga bangunan peribadatan khas Tionghoa di kompleks Pura Dalem Balingkang. Oleh karena itu, di tempat ini Anda bisa merasakan multikultural yang kental.
Alamat
Desa Pakraman Pinggan, Kec. Kintamani, Kab. Bangli
Akses
Anda bisa menjangkaunya melalui Pura Pucak Penulisan menuju Banjar Paketan di Desa Pakraman Sukawan, Anda akan melalui jalan turun dan naik nan berliku sebelum sampai di Pura Dalem Balingkang
6. Pura Mekah
Mendengar nama Mekah, Anda pasti teringat Makkah yang ada di Arab Saudi ya? Mekah yang satu ini adalah sebuah pura di Bali yang dipergunakan oleh pemeluk agama Islam untuk ibadah. Di depan pura, Anda bisa melihat dua ekor naga berada di sisi kanan dan kiri pura. Bentuknya tinggi menjulang, bernama Ratu Gede Dalem Mekah dan ada Pura Dalem Mekah Kukuh. Ingin tahu seperti apa? Lihat saja langsung wujud akulturasi budaya masyarakat Bali dengan kepercayaan Islam tersebut.
Alamat
Desa Kubutambahan, Buleleng
Akses
Dari terminal Bus Ubung, Anda bisa menjangkau lokasi saat menuju Singaraja. Kedua pura ada di sisi jalan raya, sehingga Anda bisa langsung mampir
7. Pura Catur Lokapala
Pura ini dibangun dengan konsep sebagai pelindung dan menjaga rasa aman dan nyaman bagi empat alam yang dikuasai oleh empat pemuka Dewa. Di sekitar Pura, Anda bisa merasakan sejuknya danau buatan yang berukuran kecil, serta kesejukan wilayah sekitar Pura. Suasana syahdu akan mengantarkan Anda pada kedamaian ditambah lagi pepohonan rindang yang tumbuh di sekeliling pura menambah kenyamanan wisatawan.
Alamat
Desa Besakih, Kec. Rendang, Kab. Karangasem
Akses
Dari Denpasar, lokasi dapat dijangkau melalui Jl. Prof. Ida Bagus Mantra dan Jl. Raya Besakih
Begitu banyak aspek religi yang ada di Pulau Dewata, Anda bisa mengabadikan salah satunya atau semuanya bila waktu liburan mencukupi. Selamat berjalan-jalan! (Sumber: Artikel bali.panduanwisata.id Foto pixabay.com)
...moreTripTrus.Com - Jakarta, ibu kota Indonesia, terkenal banget di seluruh dunia. Dengan luas 6.392 kilometer persegi, Jakarta jadi kota terbesar di Indonesia dan pusat ekonomi, budaya, serta politik yang berpengaruh ke pasar Asia lainnya. Saking padatnya, Jakarta masuk urutan kedua sebagai wilayah urban terpadat di dunia, hanya kalah dari Tokyo.
Nah, selain jadi pusat ekonomi, Jakarta juga punya identitas unik lewat safari-nya yang bikin pengalaman liburan lo makin berkesan. Safari di Jakarta jadi daya tarik utama buat wisatawan yang datang ke Indonesia, terutama yang pengen eksplorasi budaya dan agama.
Ternyata, belakangan ini, jumlah wisatawan ke Jakarta terus meningkat! Selain kuil-kuil kuno, Indonesia juga punya beberapa safari keren yang udah dipromosiin sama pemerintah. Jakarta sering banget jadi tempat persinggahan buat turis yang mau nikmatin safari malam sebelum lanjut ke tujuan wisata lain, kayak Bali, Lombok, Pulau Komodo, dan Yogyakarta.
Jungle safari di Jakarta itu pengalaman yang wajib banget lo coba minimal sekali seumur hidup! Jadi, jangan sampai ketinggalan, yuk ke Jakarta dan kunjungi tempat safari yang kece-kece berikut ini!
1. Puncak Highland
View this post on Instagram
A post shared by Bogor & Jakarta Driver Guide (@bogorprivatetour)
Puncak Highland berlokasi sekitar 68 km dari Jakarta. Tempat ini terkenal buat piknik, camping, dan berbagai kegiatan wisata alam. Puncak adalah safari terbaik di Jakarta, di mana lo bisa menikmati keindahan alam yang hijau banget, cocok banget buat bersantai. Ada kebun teh yang luas yang bikin tempat ini jadi surga buat para wisatawan. Lo bisa habisin seharian di safari park ini dan bawa pulang kenangan yang tak terlupakan! Cuma butuh dua jam berkendara dari Jakarta menuju Bogor. Ada bus reguler yang bisa lo naikin, atau bisa juga sewa mobil.
2. Taman Safari
Taman Safari yang ada di Bogor ini latar belakangnya Gunung Salak yang megah. Tempat ini jadi rumah bagi ribuan spesies flora dan fauna. Luas banget, sekitar 87 hektar, dan ada lebih dari 5.000 spesies pohon di sini. Keren banget, kan? Jangan sampai kelewatan! Dari Jakarta, sekitar satu jam perjalanan. Mobil sewaan gampang banget dicari. Kalau bisa, datang pas weekday biar nggak terlalu ramai.
[Baca juga : "5 Tempat Wisata Kekinian Di Lebak Yang Wajib Lo Kunjungi"]
3. Pulau Rinca
Pulau Rinca, yang juga dikenal sebagai Rindja Island, dekat dengan Pulau Komodo yang terkenal itu. Di sini ada komodo, babi hutan, kerbau, dan berbagai spesies burung. Trekking di Pulau Rinca bisa dimulai dari kantor tiket di Loh Buaya. Terdapat tiga jalur berbeda, dan yang tercepat cuma butuh 30 menit. Naik pesawat ke Bandara Labuan Bajo dari Bali atau Jakarta. Dari bandara, naik taksi ke kota cuma 10 menit.
4. Danau Sano
Danau Sano Nggoang ini ada di ketinggian 757 meter di atas permukaan laut, dan merupakan salah satu danau vulkanik terbesar di Indonesia. Kedalamannya mencapai 500 meter, jadi salah satu yang terdalam di dunia. Cocok banget buat lo yang hobi birdwatching dan menikmati keindahan alam. Tergantung budget dan waktu, lo bisa pilih terbang atau naik kapal ke Danau Sano dari Jakarta. Durasi penerbangan sekitar 90 menit, ada penerbangan setiap hari.
5. Camp Leakey
Camp Leakey ini terletak di tengah hutan hujan Borneo, dan jadi rumah bagi spesies orangutan. Tempat ini jadi lokasi riset yang buka cuma siang hari dengan tiket masuk yang dibatasi. Lo bisa lihat orangutan, tapi jangan kasih makan ya! Lo bisa terbang dari Jakarta ke Pangkalan Bun, terus naik mobil ke pelabuhan di Kumai. Lanjut naik klotok ke Camp Leakey, total perjalanan bisa memakan waktu sekitar 5 jam.
Jakarta itu pusat budaya dan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Provinsi ini dibagi jadi enam wilayah: Tengah, Utara, Selatan, Timur, Barat dan Kepulauan. Lo harus banget nikmatin safari-safari seru di Jakarta buat liburan yang beda dan keren di Indonesia. Selain itu, Jakarta juga kasih kesempatan buat lo menjelajahi keajaiban alam, baik di darat, langit, maupun laut. (Sumber Foto @jakartacityone)
...moreMendengar Nusa Tenggara, sebagian besar orang pasti langsung membayangkan hamparan koral warna-warni, lengkap dengan ragam biota laut yang jarang didapati di tempat lain. Karenanya, meski perairan Nusa Tenggara terbilang berarus kuat, menyelam dan snorkeling tetap jadi agenda wajib.
Namun, eksotisme Nusa Tenggara tak hanya soal panorama memukau di bawah permukaan laut. Berjarak tiga kilometer dari semenanjung Sanggar, Sumbawa, bisa kamu dapati satu lagi keajaiban di bumi Nusa Tenggara. Danau Satonda berada di pulau tak berpenghuni dengan nama yang sama.
Sumber: Foto @nura_jo
Menjejakkan kaki di dermaga Satonda, langsung bisa kamu nikmati hangatnya pasir putih, serta buaian angin laut yang menerpa wajah tanpa ampun. Demi mencapai danau air asin ini, kamu harus trekking selama kurang lebih 20 hingga 30 menit. Lelah selama pendakian terbayar seketika dengan pemandangan kawah berbentuk angka delapan.
Sumber: Foto @adimulato
Terlihat tenang di tengah kaldera yang terkukung pepohonan hijau, godaan untuk mencicip asin air danau menyeruak seketika. Tak punya jalur ke laut, membuat kadar asin di danau ini tetap jadi misteri. Padahal, sudah banyak ilmuwan dalam maupun luar negeri yang singgah untuk meneliti danau bertemperatur air 28 hingga 39 derajat ini.
Satu lagi pemandangan unik yang ada di Satonda. Di tepian danau, bisa kamu temukan pohon dengan "buah" batu. Sengaja digantungkan oleh para pelancong, batu ini dianggap mewakili doa dan harapan yang dipercaya akan terkabul. Kala bertandang ke Nusa Tenggara, tak ada salahnya menjelajah danau purba demi merasakan nuansa berbeda di timur Indonesia.
Sumber: Artikel bintang.com Foto alilapurnama.com
...moreSalah satu candi peninggalan bersejarah agama Hindu dari abad ke-17 terdapat di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Namanya Candi Cangkuang, yang di dalamnya terdapat patung Siwa Hindu. Candi ini berdiri di sebuah pulau kecil yang berada di tengah-tengah Situ Cangkuang. Wisatawan yang akan mengunjungi candi harus menyewa rakit yang tersedia di pinggir situ. Harga sewanya Rp. 4.000,- untuk orang dewasa, dan Rp. 2.000,- untuk anak-anak.
Nama Cangkuang berasal dari nama pohon Cangkuang (Pandanus Furcatus) yang memang banyak tumbuh di sekitar makam Embah Dalem Arif Muhammad, tokoh penyebaran agama Islam di daerah ini. Arif Muhammad adalah seorang tentara Kerajaan Mataram yang pada abad ke-17 datang bersama rombongannya ke daerah ini untuk menyerang Belanda.
Penyerangan itu gagal, namun Arif Muhammad tetap berada di tempat ini untuk menyebarkan agama Islam kepada masyarakat sekitar, tepatnya di Kampung Pulo yang kini menjadi tempat tinggal keturunannya. Jadi, Situ dan Candi Cangkuang menjadi salah satu bagian dari sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia. Konon, menurut cerita masyarakat setempat, Arif Muhammad dan teman-temannya jugalah yang membendung daerah ini hingga menjadi sebuah situ atau danau.
Candi Cangkuang dibangun pada abad ke-8, yang kemudian ditemukan lagi pada tanggal 12 Desember 1966. Setelah ditemukan, candi ini kemudian digali dan diteliti pada tahun 1967 – 1968, dan dipugar pada tahun 1974 – 1976. Obyek wisata ini berada sekitar 16 kilometer ke arah utara Jota Garut atau 48 kilometer dari Bandung.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com
...moreTRIPTRUS - Sepuluh Masjid Bersejarah di Indonesia yang patut dikunjungi di Bulan Ramadhan. Salah satu alternatif wisata Ramadhan untuk para traveller adalah mengunjungi masjid-masjid bersejarah di Indonesia. Meski banyak sekali masjid yang sudah lama berdiri dan penuh dengan sejarah, TripTrus menyajikan sepuluh masjid yang paling terkenal di Indonesia.
1. Masjid Raya Baiturrahman
Masjid yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612. Ada juga yang mengatakan bahwa masjid ini dibangun di tahun 1292 oleh Sultain Alaidin Mahmudsyah. Pada zaman penjajahan Belanda, masjid ini sempat dihancurkan di tahun 1873. Namun Belanda memutuskan untuk membangun kembali masjid ini di tahun 1877, sebagai permintaan maaf atas dirusaknya bangunan masjid yang lama. Pembangunan kembali masjid baru mulai dilaksanakan pada tahun 1879. Masjid ini selesai dibangun pada tahun 1883 dan tetap berdiri hingga sekarang. Pada saat bencana Tsunami di tahun 2004, Masjid Raya Baiturrahman tidak mengalami kerusakan sedikitpun dan jadi tempat mengungsi para korban gelombang Tsunami terbesar di dunia itu.
2. Masjid Raya Medan
Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Al-Mashun ini dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909 oleh Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa Alam. Kemegahan masjid ini memang disengajakan oleh Sultan, yang menganggap masjid ini harus lebih megah dari istananya, Istana Maimun. Sebagian bahan bangunan untuk masjid ini diimpor dari luar negeri, seperti marmer untuk dekorasi diimpor dari Italia dan Jerman, dan kaca patri dari Cina, dan lampu gantung dari Prancis. Arsitek Belanda yang merancang masjid ini, JA Tingdeman merancang bangunan ini dengan corak bangunan Maroko, Eropa, Melayu, dan Timur Tengah.
3. Masjid Raya Ganting
Menurut sejarah, masjid ini awalnya dibangun pada tahun 1700. Namun bangunannya beberapa kali dipindah sampa pada akhirnya berada di daerah Ganting, kota Padang, Sumatra Barat mulai tahun 1805. Atapnya yang berbentuk persegi delapan itu dibuat oleh para pekerja etnis Cina yang membantu mengembangkan bangunan ini, setelah Belanda menambahkan bangunan masjid ini sebagai kompensasi digunakannya tanah wakaf untuk jalur transportasi pabrik semen Indarung ke Pelabuhan Teluk Bayur. Masjid ini juga tetap kokoh dan tidak mengalami kerusakan pada saat dilanda gempa dan Tsunami di tahun 1833. Presiden Pertama Indonesia, Bung Karno, juga pernah mengungsi ke masjid ini sebelum diasingkan ke Bengkulu di tahun 1942.
4. Masjid Istiqlal
Masjid terbesar di Asia Tenggara ini diprakarsai oleh Bung Karno pada tahun 1951. Diarsiteki Frederich Silaban, masjid ini baru mulai dibangun pada tahun 1961 dan merampungkan pembangunannya pada tahun 1978. Nama masjid ini diambil dari bahasa Arab yang berarti “Kemerdekaan.” Bangunan yang ditetapkan sebagai masjid negara Indonesia ini menjadi pusat perayaan berbagai acara agama umat Muslim seperti Iedul Fitri, Iedul Adha, Maulid Nabi Muhammad, dan Isra’ Mi’raj. Masjid ini mampu menampung hingga 200 ribu jamaah yang bisa memenuhi satu lantai dasar dan lima lantai di atasnya. Masjid Istiqlal dibangun di atas reruntuhan bekas benteng Belanda, benteng Prins Frederik – yang didirikan pada tahun 1873.
5. Masjid Agung Banten
Masjid dengan atap bangunan yang menyerupai pagoda ini dibangun oleh arsitek Cina bernama Tjek Ban Tjut pada masa pemerintahan sultan pertama dari Kesultanan Banten, Sultan Maulana Hasanuddin, putra dari Sunan Gunung Jati di tahun 1560. Di sisi utara dan selatan masjid ini terdapat makam kuno para sultan Banten dan keluarganya. Sementara, menara masjid yang tingginya 24 meter, terdapat di sisi timur dan menjadi atraksi bagi para wisatawan karena keunikan bentuk bangunannya. Menara itu dibangun oleh arsitek Belanda, Hendrik Lucasz Cardeel. Cardeel juga membangun bangunan khusus di sisi selatan masjid yang dulu digunakan sebagai tempat bermusyawarah dan berdiskusi.
6. Masjid Agung Cirebon
Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Agung Kasepuhan dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini diprakarsai pembangunannya oleh Sunan Gunung Jati dan diarsiteki oleh Sunan Kalijaga. Masjid ini selesai dibangun pada tahun 1480, di masa penyebaran agama Islam oleh Wali Songo. Berlokasi di kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, masjid ini mempunyai keunikan berupa sembilan pintu untuk masuk ke ruangan utama, yang melambangkan Wali Songo. Di bulan Ramadhan, sumur air Banyu Cis Sang Cipta Rasa selalu ramai dikunjungi oleh peziarah yang meyakini air dari sumur itu mampu mengobati berbagai penyakit. Masjid Agung Cirebon juga dikenal dengan nama Masjid Sunan Gunung Jati.
7. Masjid Menara Kudus
Sunan Kudus mendirikan masjid di kota Kudus pada tahun 1549 dengan menggunakan batu pertama dari Baitul Maqdis, dari Palestina. Bentuk menara yang mirip dengan bentuk candi menunjukkan percampuran pengaruh agama Hindu dan Budha, seperti cara Sunan Kudus menyampaikan ajaran agama Islam agar lebih mudah dimengerti oleh penganut agama Hindu dan Budha pada masa itu. Menara masjid ini dibangun tanpa menggunakan semen sebagai perekatnya dan dihiasi oleh 32 piring biru yang berhiaskan lukisan.
8. Masjid Agung Demak
Raden Patah, raja pertama dari Kesultanan Demak, beserta para Wali Songo mendirikan masjid ini di tahun 1466. Masjid Agung Demak diselesaikan pembangunannya pada tahun 1479. Bangunan induk masjid ini ditopang oleh empat tiang utama yang bernama saka guru. Uniknya, salah satu dari tiang utama tersebut terbuat dari serpihan kayu, dan dinamakan saka latal. Di samping masjid ini terdapat Museum Masjid Agung Demak yang menampilkan berbagai koleksi unik masjid, seperti beduk dan kentongan yang dibuat oleh Wali Songo, kitab tafsir Al-Qur’an Jus 15-30 tulisan tangan Sunan Bonang, sepotong kayu dari saka latal yang diambil oleh Sunan Kalijaga, dan lain-lain.
9. Masjid Sunan Ampel
Di tahun 1421, Sunan Ampel bersama dua sahabatnya, yang dikenal dengan Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, mendirikan Masjid Ampel. Bangunan seluas kurang lebih 2 km persegi itu memiliki keunikan berupa 16 tiang kayu setinggi 17 meter dengan diameter 60 cm. Tiang-tiang dari kayu jati itu tidak terbuat dari sambungan kayu dan sampai sekarang tidak diketahui bagaimana cara mendirikan tiang tersebut. Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel, lokasi Masjid Sunan Ampel, tiap harinya dipenuhi oleh wisatawan yang berziarah ke makam Sunan Ampel di sekitar halaman masjid. Di kompleks pemakaman masjid itu juga terdapat makam salah satu pahlawan nasional, KH Mas Mansyur.
10. Masjid Kotagede
Di Yogyakarta, selain Masjid Agung Kauman, juga terkenal Masjid Kotagede. Masjid Kotagede adalah masjid tertua di Yogyakarta, yang didirikan oleh Sultan Agung, pemimpin kerajaan Mataram, pada tahun 1640. Bangunan ini dikerjakan dengan bergotong-royong melibatkan pekerja beragama Hindu dan Budha, sehingga terlihat pengaruh bangunan Hindu dan Budha pada masjid ini. Awalnya, Masjid Kotagede hanya seluas 100 meter persegi, namun Paku Buwono X memperluas bangunan masjid ini hinga mencapai 1.000 meter persegi. Di bulan Ramadhan, Masjid Kotagede punya keunikan berupa sholat tarawih yang dilakukan pada saat jam 24.00.
...moreTripTrus.Com - Woi, woi, woi! Ada kabar gembira nih buat kamu semua yang suka seru-seruan. Catet ya, Besakih Festival di Kabupaten Karangasem bakal digelar pas minggu ke-3 di bulan September tahun 2023. Nah, jangan kira ini cuma acara biasa, guys. Ini adalah festival keren yang gabungin seni, budaya, dan promosi potensi-potensi hebat di sekitar Desa Besakih. Khususnya, lo bakal nyamperin UMKM-UMKM hits yang ngembangin diri di sekitar Pura Besakih.
View this post on Instagram
A post shared by Prawira Harja (@prawira2016)
Makanya, siap-siap deh buat ngeliat tampilan seni dan budaya yang oke punya. Gak cuman buat hiburan aja, tapi juga bikin kamu pada ngeh tentang segala warisan budaya dan seni yang ada di area sekitar. Jadi, kalo lo emang pengen nambah wawasan tentang kekayaan lokal, jangan sampe kelewatan acara keren ini. Jangan lupa diinget, ya: bulan September, pas minggu ke-3. Tarik nafas dalam-dalam, catet tanggalnya, dan siap-siap buat ngerasain serunya Besakih Festival!
Nih, bro, sambungannya ada acara keren abis nih di Buleleng Creative Movement, Kabupaten Buleleng tanggal 1 Oktober 2023. Gak kalah seru, banyak banget kegiatan keren yang bakal bikin kamu hepi, kayak Color Run, Zumba Party, Lomba Senam Poco-Poco, EXPO, dan yang pasti, Music for Everyone (MFE)!
[Baca juga : "Desa Wisata Religi Astana Cirebon, Potensi Wisata Yang Ngehits Dan Seru Banget!"]
Jadi ceritanya, di acara ini kamu bisa merasakan serunya lari-larian sambil dijejelin oleh warna-warni keren dalam Color Run. Kalo kamu suka joget-joget asik, pastiin dateng ke Zumba Party, dijamin bakal bikin badan kamu bergoyang sampe puas. Gak cuma itu, buat kamu yang punya skill senam ala poco-poco, ada juga lomba seru buat kamu nih.
Dan jangan sampe kelewatan juga, ada EXPO-nya! Bisa liat-liat dan ikutan keren-kerenannya di sana. Trus buat yang suka musik, Music for Everyone (MFE) siap menggoyangin kamu dengan irama-irama yang kece.
Jadi, pastiin kamu dateng dan ikutan euforia kece dari Buleleng Creative Movement ini, bro! Gak bakal nyesel deh, seru abis pokoknya! Jadi, gak ada alasan buat gak merapat, ya! (Sumber Foto lovebali.baliprov.go.id)
...moreTripTrus.Com - Bicara soal pariwisata, Indonesia memiliki segudang potensi berupa kekayaan alam, budaya, suku, hingga ras di yang tidak akan pernah ada habisnya dan tersebar di berbagai penjuru wilayah Tanah Air yang bisa jadi daya tarik wisatawan. Menyadari hal tersebut, saat ini banyak desa-desa di Indonesia yang terus mengembangkan potensi parekraf mereka untuk menarik minat turis berkunjung dan mendapat pengakuan pemerintah.
Hal itu dibuktikan oleh 3 desa wisata di Indonesia ini yang berhasil terpilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang 'UNWTO Best Tourism Villages 2021', yang juga menyabet predikat 50 desa wisata terbaik di Indonesia dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Ketiga desa wisata tersebut yaitu Desa Wisata Nglanggeran yang terletak di Gunung Kidul, DIY Yogyakarta; Desa Wisata Tetebatu, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat; dan Desa Wae Rebo yang berada di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Ketiga desa ini siap beradu keindahan dengan desa wisata di berbagai belahan dunia lainnya yang sudah terkenal secara global seperti misal Murcia (Cehegin), Spanyol; Alonissos, Westerb Samos, dan Soufli yang mewakili Yunani; serta desa wisata dari Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, Thailand, Malaysia, Kamboja, dan masih banyak lagi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno meapresiasi setinggi-tingginya kepada ketiga desa yang berhasil mewakili Indonesia di ajang UNWTO Best Tourism Villages 2021.
“Mudah-mudahan ini menjadi langkah kita bersama dalam menjadikan desa wisata di Indonesia sebagai pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” katanya dalam siaran pers yang diterima MNC Portal Indonesia. Lomba desa wisata bertaraf internasional ini tentunya memberikan kebanggaan tersendiri untuk bangsa Indonesia, sekaligus sebagai salah satu upaya mempromosikan pariwisata Indonesia di kancah global. Selanjutnya, Sandiaga mengajak wisatawan menelusuri keunggulan dari ketiga desa wisata tersebut. Berikut ulasannya.
1. Desa Wisata Nglanggeran, Gunung Kidul, DIY
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh The GUNUNGKIDULike (@the_gunungkidulike)
Desa ini terletak di Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, DIY, tepatnya di kawasan Gunung Api Purba yang menjadi daya tarik terbesar dari desa wisata ini. Gunung Api Purba sendiri adalah bagian dari Geopark Gunung Sewu yang telah diakui oleh dunia.
Untuk menikmati kemegahan Gunung Api Purba, wisatawan bisa tracking dengan menaiki 100 anak tangga. Setibanya di atas, Anda bisa melihat gunung api purba yang membentang luas dengan keunikan bongkahan-bongkahan batu. Pengunjung juga akan disuguhkan pemandangan utuh geosite serta melihat keunikan Kampung Pitu, yakni satu kampung yang hanya boleh diisi 7 keluarga. Selain itu, terdapat pula Embung Nglanggeran. Objek wisata yang merupakan tampungan air seluas 0,34 hektare ini digunakan sebagai pengairan kebun warga.2. Desa Wisata Tetebatu, NTB
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh Desa wisata tetebatu (@inside_tetebatu)
Desa Wisata Tetebatu memiliki magnet pemikat berupa wisata alam bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi kawasan yang berada lembah Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Desa Wisata Nglanggeran juga kaya akan potensi seni dan budaya yang masih tetap terjaga kelestariannya. Diantaranya Tarian Reog Nglanggeran, GejogLesung, Jathilan, Kenduri, Karawitan, dan Festival Kirab Budaya. Selain itu, ada pula potensi ekonomi kreatif seperti kerajinan batik topeng, olahan spa, dan deretan kuliner. Desa Wisata Nglanggeran juga memiliki batik tulis motif gunung Api Purba dan cokelat, batik jumputan menggunakan kelereng dan batu, serta batik eco print yang memanfaatkan daun jati, papaya, singkong, dan kenikir.Dari Desa Wisata Tetebatu, wisatawan bisa melihat pemandangan Gunung Sangkareang dan Gunung Rinjani. Selain indahnya hamparan sawah terasering, yang paling menggoda dari desa ini adalah dua air terjunnya, yakni air terjun Sarang Walet atau Bat Cave dan air terjun Kokok Duren. Kemudian wisatawan juga bisa mengunjungi Hutan Monyet, di mana pengunjung bisa melihat monyet hitam endemik asli Tetebatu.
Bagi yang hobi tracking, Desa Wisata Tetebatu juga mempunyai tempat jalan-jalan yang menyehatkan jiwa dan raga yakni di kebun kopi, cokelat, vanili, dan cengkeh milik masyarakat. Bahkan wisatawan pun bisa ikut menanam bibitnya jika musim tanam sedang berlangsung. Dengan mengunjungi Tetebatu, pengunjung juga bisa mendapatkan pengalaman berwisata religi dengan melihat peninggalan bersejarah berupa Alquran kuno yang sudah berusia 200 tahun. Kitab suci umat Islam itu terbuat dari bahan kayu dan kulit onta dan konon katanya merupakan asli tulisan tangan.Alquran kuno itu disimpan di sebuah rumah yang disebut bale kemaliq di Dusun Tete Batu Lingsar, Kecamatan Sikur. Alquran tersebut kini diwariskan kepada Jinarim alias Sukirman yang mengaku mendapatkan benda bersejarah itu dari kakeknya secara turun-temurun.
3. Desa Wae Rebo, Flores, NTT
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh LABUAN BAJO | KOMODO | SUMBA (@jelajahnusa.id)
Desa Wae Rebo yang terletak di Manggarai, Nusa Tenggara Timur ini disebut juga sebagai 'surga di atas awan' lantaran lokasinya yang berada di atas ketinggian 1.000 mdpl. Tak heran jika pemandangan yang disuguhkan begitu memukau layaknya lukisan. Untuk bisa sampai ke tempat ini memang tidaklah mudah karena posisinya yang berada di atas gunung. Pengunjung perlu tracking menyusuri jalan setapak, membelah hutan hingga menyusuri sungai sejauh 6 kilometer. Wisatawan harus mempersiapkan kondisi tubuh yang bugar, karena di mulai awal pendakian, langsung disuguhkan dengan tanjakan yang tiada henti. Namun, setibanya di Desa Wae Rebo, rasa lelah itu akan terbayar!Hal pertama yang menjadi perhatian wisatawan adalah tujuh rumah adat yang menjadi ikon dari Desa Wae Rebo, yakni Mbaru Niang yang berbentuk kerucut. Selain itu, hamparan rumput hijau yang dikelilingi pegunungan lengkap dengan kabut juga menjadi pesona wisata tersendiri sehingga memberikan kesan magis namun damai, tenang, dan sejahtera. Berbagai acara adat yang dilakukan setiap tahunnya juga menjadi satu keunggulan wisata tersendiri.
[Baca juga : "Kembali Pasarkan Wisata Indonesia Di Kancah Dunia"]
Salah satunya adalah upacara persembahan untuk roh yang menghuni tempat Wae Rebo yang dilakukan dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Juni dan Oktober. Selain itu, ada pula upacara pernikahan dan upacara kelahiran masyarakat setempat yang menarik untuk disaksikan secara langsung. Dengan eksotisme alam dan budaya Desa Wae Rebo, maka tak heran jika mereka mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada Agustus 2012 silam. (Sumber: Artikel travel.okezone.com Foto @ntt_travelingservices)
...more