Pemerintah Kabupaten Kerinci pada tahun ini akan kembali menggelar Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) 2018 yang akan diselenggarakan pada tanggal 3 - 7 Oktober 2018 di Kawasan Wisata Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Acara tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-17 kali diselenggarakan dan telah masuk dalam agenda pariwisata nasional.
Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) atau yang lebih dikenal dengan festivalnya masyarakat Kerinci merupakan acara tahunan masyarakat Kota Sungai Penuh dan Masyarakat Kabupaten Kerinci, bahkan masyarakat yang masih memiliki hubungan sejarah dan emosional dengan Kerinci, yang dikenal dengan masyarakat Melayu Kerinci, secara prinsip memiliki makna kesatuan budaya, kesatuan ekologi dan ekonomi.
Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) 2018 diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci dan didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi Jambi dan Kementerian Pariwisata dengan maksud meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan keindahan alam Danau Kerinci dan para stakeholder dalam mengembangkan potensi pariwisata Danau Kerinci. Selain itu, Acara ini juga menjadi ajang promosi untuk memperkenalkan keindahan Danau Kerinci ke seluruh dunia sehingga dapat menjaring lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi Danau Kerinci.
Untuk memeriahkan acara nasional ini, panitia Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) 2018 akan menampilkan pawai budaya, tarian massal, lomba parno adat dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci, stan kuliner serta pertunjukan dan lomba seni. budaya.
Sumber: https://www.pedomanwisata.com/ Foto:
Nov/29 | Perang Topat 2025
TripTrus.Com - Bro‑sis traveler, lo siap buat pengalaman liburan yang beda banget di Lombok? Gak cuma jalan‑jalan santai, tapi lo bakal ngerasain tradisi Perang Topat yang unik dan seru abis. Di Desa Lingsar, Lombok Barat, masyarakat muslim dan hindu bareng‑bareng lempar ketupat dalam suasana penuh tawa tapi juga sarat makna, simbol persatuan dan toleransi. Bayangin deh, lo berdiri di tengah kerumunan, ikut vibe lokal, ketawa bareng orang lain dari agama beda, sambil lihat topat beterbangan. Ini bukan cuma soal hiburan, tapi juga pengalaman budaya yang bakal nempel di memori lo, bro‑sis!
View this post on Instagram
A post shared by ading kuswara (@adingkuswara)
Jadi, Perang Topat tuh sebenernya bukan perang beneran, tapi tradisi lempar‑ketupat yang super khas. Masyarakat muslim dari suku Sasak dan masyarakat hindu dari suku Bali lempar‑lempar ketupat di area Pura Lingsar, sebagai simbol syukur panen dan persaudaraan. Ketupat yang dilempar punya makna keberuntungan dan kesuburan tanah, jadi acara ini fun tapi tetep sarat filosofi. Lo bisa lihat orang dewasa, remaja, bahkan anak‑anak ikutan, suasananya jadi rame banget tapi hangat, cocok banget buat lo yang pengen liburan sambil dapet pengalaman budaya autentik.
[Baca juga : "International Mask Festival 2025"]
Event ini biasanya diadakan di area Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, bertepatan dengan kalender lokal Sasak atau Bali, sekitar bulan November‑Desember. Jadi, kalo lo mau dateng, harus siapin waktu pas puncaknya supaya gak ketinggalan momen epic lempar‑topat. Jangan lupa bawa outfit casual yang nyaman karena kemungkinan lo juga bakal kena cipratan ketupat atau air dari sesajen. Biar makin seru, ajak temen lo atau squad lo, biar bisa barengan ngerasain vibe lokal sekaligus foto‑in moment yang instagrammable.
Kenapa Perang Topat wajib lo datengin? Selain unik dan fun, acara ini nunjukin toleransi yang juara antara muslim dan hindu, bikin lo liat langsung gimana keberagaman bisa jadi alasan buat bareng‑bareng senang. Lo gak cuma jadi penonton, tapi bisa ikut langsung, jadi bagian dari tradisi yang udah berlangsung turun‑temurun. Sensasinya beda banget dibanding festival lain, karena lo bisa ketawa, ikutan lempar topat, sambil belajar tentang nilai kebersamaan. Serius, pengalaman kayak gini bakal lo inget terus dan bisa lo ceritain ke semua orang setelah pulang.
Jadi bro‑sis traveler, siapkan diri lo buat liburan anti mainstream di Lombok Barat. Perang Topat bukan cuma lempar ketupat doang, tapi juga momen seru penuh makna tentang perdamaian, toleransi, dan persatuan. Lo bakal bawa pulang pengalaman yang gak cuma bikin senyum tapi juga bikin lo ngerasa lebih dekat sama budaya lokal. Jadi, kapan lagi lo bisa “berperang” tapi damai, sambil menikmati budaya yang lebih besar dari diri lo sendiri? Siapin kamera, outfit nyaman, dan hati yang siap seru‑seruan, karena Perang Topat nungguin lo, bro‑sis! (Sumber Foto @officialputeraputerikebudayaan)...
more.