shop-triptrus

Trips n Tips

5 Tempat Wisata Indonesia yang Jadi Destinasi Favorit Wisatawan Asing

TripTrus.Com, DKI Jakarta

TripTrus.Com - Hamparan lebih dari 17000 pulau di Indonesia tentunya menjadi surga bagi para pecinta travelling. Bukan hanya di telinga wisatawan lokal, kekayaan tempat wisata Indonesia juga menjadi perbincangan di antara wisatawan dunia dan menjadi destinasi wajib mereka. Ingin tahu mana sajakah daerah yang masuk ke dalam daftar tempat wisata Indonesia yang menjadi favorit wisatawan asing? Temukan inspirasi bagi perjalanan Anda dari daftar berikut, yuk!

1. Raja Ampat

 

#rajaampat #indonesia ▫️”Viajar sirve para ajustar la imaginación a la realidad, y para ver las cosas como son en vez de pensar cómo serán” (Samuel Johnson). No sabéis la cantidad de veces que nos imaginamos este momento y aún así la emoción de estar allí superó nuestras expectativas de largo 💙 • ▪️”The use of travelling is to regulate imagination by reality, and instead of thinking how things may be, to see them as they are” (Samuel Johnson). We dreamed with this moment several times, but we have to confess that the reality was more exciting than we expected 💙 • #asia #travelasia #southeastasia #travel #luxurytravel #beautifulseasia #beautifuldestinations #bali #nowdiscovering #instagood #travelblogger #thetraveltag #speechlessplaces #indonesia_photography #passionpassport #iamtb #lugaresimperdibles #backpackerstory #lifestyleblogger #wonderful_places #travelcouple #intravelist #picoftheday #darlingescapes #exploreindonesia #visitindonesia #travelandleisureasia #iatiporelmundo

A post shared by Marta & Juanjo | Travel Couple (@justwotravel) onAug 20, 2018 at 12:30pm PDT

Bagian timur Indonesia memiliki caranya sendiri untuk memikat hati para wisatawan. Hamparan kepulauan hijau nan memukau menjadi sebuah tempat wisata Indonesia yang bukan hanya menarik untuk dikunjungi, tetapi juga sulit untuk dilupakan. Ya, Kepulauan Raja Ampat memang menjadi sebuah tempat wisata Indonesia yang menjadi destinasi berlibur kelas dunia.

Manjakanlah mata Anda dengan pemandangan gugusan pulau karang yang kecil dan ditumbuhi pepohonan di Kepulauan Wayag yang terletak di Desa Waigeo Barat. Setelah itu, kunjungi Pulau Misool, satu dari empat pulau terbesar di Raja Ampat yang berbatasan dengan Laut Seram dan perairan lepas dan menjadi jalur lintas hewan besar seperti ikan paus. Berbicara mengenai biota laut, Anda pun dapat menyapa pari manta, hewan cantik yang senang bersolek. Sebagai sebuah tempat wisata Indonesia yang menghadirkan paket lengkap mulai dari pemandangan eksotis dan juga kuliner yang menarik, sebaiknya Anda tidak pulang sebelum menikmati makanan khas di sana yang dapat dibilang cukup ekstrem. Penduduk di Raja Ampat dapat menyajikan Anda hidangan dengan ulat sagu yang dibakar seperti sate atau bahkan mengajak Anda untuk ngemil insonem (cacing laut). Seru, bukan? 2. Bali

 

Might be one of the best beaches in Bali, what do you think guys? What's your favorite beach? @balilife @dekdeoka ⠀ ⠀ Follow -@balilifefood - Best places to eat in Bali 🍰 -@balilifeliving - Best places to stay in Bali 🏠 ⠀ ⠀ ⠀ #Balilife #bali #Бали #bali2018 #balimodel #balibeach #semester #balangan #baliisland #baliearthquake #baliswing #balanganbeach #canggu #giliislands #seminyak #balivlog #explorebali #reisen #lembongan #ubud #lombokearthquake #beautifuldestinations #bestvacations

A post shared by Bali Life - The Best Life (@balilife) onAug 22, 2018 at 12:42pm PDT

Menyebutkan tempat wisata Indonesia yang sering dikunjungi oleh wisatawan asing, Bali adalah tempat yang harus masuk ke dalam daftar Anda. Bagaimana tidak? Keindahan Pulau Dewata telah terkenal hingga ke penjuru dunia dan keberadaannya menjadi destinasti wajib yang harus dikunjungi oleh wisatawan asing. Sebagai sebuah pulau yang terbilang lebih kecil dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia, Bali menghadirkan sebuah wisata yang lengkap.

Mulailah perjalanan Anda dari gunung yang indah seperti keberadaan Gunung Batur dengan kalderanya yang memikat. Lalu, nikmati juga kehidupan dataran tinggi nan menenangkan di Ubud dan beri makna perjalanan Anda dengan wisata religi, historis, dan budaya di tempat wisata Indonesia, Bali. Setelah itu, manjakan mata Anda dengan sunset menawan di puluhan pantai di Bali yang masih cukup sepi dikunjungi wisatawan. Jangan lupa menyertakan wisata kuliner dan rasakan spa khas ala Bali yang dapat menenangkan. Tidak perlu khawatir dengan biayanya, berbagai pilihan harga ditawarkan di sana. Bahkan, wisatawan asing pun kerap mengunjungi tempat wisata Indonesia ini dengan cara backpacking, lho!

3. Wakatobi

 

🐚 #tomia#sunset#wakatobi#tomiaisland

A post shared by Aulia Imam (@auliaimam) onAug 22, 2018 at 6:31am PDT

Bagi Anda yang minat dengan desir ombak dan lautan nan cantik, Wakatobi adalah destinasi yang dapat menghadirkan pengalaman bahari yang menyenangkan. Anda dapat mengisi waktu liburan di Wakatobi dengan kegiatan-kegiatan seru seperti berenang, snorkeling, memancing, dan tentunya menikmati keindahan bawah laut dengan diving. Tempat wisata Indonesia yang satu ini terdiri dari 141 pulau eksotis dengan empat pulau utama yakni Wangi Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Dengan keindahan kehidupan bawah lautnya, Wakatobi akrab dikenal sebagai oleh para penyelam kelas dunia. Saat berada di sana, sempatkanlah berkunjung ke Taman Laut Nasional Kepulauan Wakatobi, spot taman laut yang mempunyai beragam spesies dari 25 gugusan terumbu karang yang tersebar di seluruh daerah Wakatobi. Meskipun pesona bawah lautnya yang terkenal, Anda pun akan disajikan dengan seni dan budaya yang kaya, misalnya berbagai tarian seperti tarian perang suku Buton. Tinggal di Desa suku Bajo, yakni perumahan di atas laut juga akan menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

[Baca juga : "Cara Menghindari Penipuan Berkedok Open Trip Dan Tour Leader"] Terletak di daerah yang jauh dari kota besar, bukan berarti Anda harus kesulitan mengunjungi destinasi yang terkenal dengan Pantai Seratus Mata Air atau Molii Sahatu dan Pantai Wakatobi ini. Untuk mencapainya, berbagai moda transportasi bisa menjadi pilihan Anda. Jika memiliki waktu yang cukup lama, alternatif transportasi laut dengan kapal cepat dari Makassar atau Kendari menuju Wangi Wangi. Sementara itu, jika waktu yang dimiliki cukup terbatas, sejumlah maskapai penerbangan telah menyediakan perjalanan udara dengan rute menuju Makassar atau Kendari yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan pesawat perintis menuju Wangi Wangi. Jangan lupa, saat mengunjungi daerah seperti Wakatobi ini, kenyamanan dalam berwisata tetap menjadi prioritas. 4. Kalimantan

 

🐚 #tomia#sunset#wakatobi#tomiaisland

A post shared by Aulia Imam (@auliaimam) onAug 22, 2018 at 6:31am PDT

Pulau terbesar di Indonesia ini punya caranya sendiri untuk memikat para wisatawan. Kunjungan Anda ke sana justru akan memakan waktu yang cukup lama, sebab kekayaan alam dan budaya yang sangat banyak jumlahnya menarik untuk dinikmati satu per satu. Pada bagian barat Kalimantan, Danau Sentarum misalnya, menjadi tempat yang perlu dikunjungi. Bagaimana tidak? Danau ini memiliki kekhasan yakni tampak seperti kumpulan air yang merendam hutan. Namun, cobalah datang di musim kemarau, danau tidak Anda temukan. Justru, hutan dan padanglah yang akan terlihat.

Dengan berkunjung ke Kalimantan, Anda pun akan mulai menghargai alam dengan melihat konservasi orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Selain itu, rasakan juga seurnya berbelanja di atas jukung atau perahu di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Berbicara mengenai tempat wisata Indonesia, tidak lengkap tanpa menyebutkan pantai-pantai cantik. Kalimantan pun memiliki berbagai destinasi pantai yang tentunya tidak ingin Anda lewatkan seperti Pulau Beras Basah, Pantai Tanah Merah Samboja, dan Kepulauan Derawan. Jangan lupa, ambil juga gambar terbaik dari liburan Anda di danau nan cantik di Danau Labuan Cermin, Biduk Biduk.

5. Yogyakarta

 

More temples to explore #prambanan #yogyakarta #java #indonesia #asia #travel #temple #hinduism #culture

A post shared by Arne (@arne_on_bali) onAug 22, 2018 at 8:14pm PDT

Sebuah kota di selatan Pulau Jawa ini begitu ramai dikunjungi oleh wisatawan asing setiap harinya. Keramahan Yogyakarta yang juga dikenal dengan nama pendeknya, Jogja, ini selalu menjanjikan wisata yang menyenangkan bagi para wisatawan. Mungkin, bagi Anda yang belum tahu, liburan di Yogyakarta adalah wisata kuliner dan berbelanja di sepanjang Jalan Malioboro. Namun, bukan hanya itu. Yogyakarta pun menyajikan berbagai keindahan seperti pantai-pantai yang memukau di selatan dan daerah Gunung Kidul dan juga dataran tinggi serta gunung yang memukau.

Sebagai kota yang penuh dengan budaya, kesenian, dan anak muda, berbagai festival pun kerap dilaksanakan di kota ini seperti Festival Kesenian Yogyakarta dan juga Artjog setiap tahunnya. Jangan bersedih bila Anda berkunjung saat tidak ada festival, sebab berbagai tempat wisata Indonesia yang merupakan peninggalan sejarah seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan serta museum-museum yang menyajikan edukasi juga bisa menjadi destinasi Anda  berlibur.  (Sumber: Artikel dbs.com Foto flickr.com)

...more

Cara Menghindari Penipuan Berkedok Open Trip dan Tour Leader

TripTrus.Com, DKI Jakarta

TripTrus.Com - Beberapa kasus penipuan di dunia wisata berkedok sebagai operator open trip atau tour leader penyelenggara wisata. Untuk terhindar dari operator open trip dan tour leader bermasalah, ada berbagai upaya pencegahan yang dapat dilakukan. "Untuk open trip, bisa mencari referensi dari teman yang sudah pernah menggunakan jasa open trip itu, biasanya memang dari word of mouth (kabar langsung dari orang dekat)," kata CEO Triptrus.com, platform marketplace digital yang menaungi operator tur independen, Bramantyo Sakti dihubungi KompasTravel. Wisatawan yang rajin juga biasanya akan melakukan cek terhadap situs, media sosial, komentar para pengguna jasa operator open trip.

[Baca juga : Ini Arti "Open Trip" Sesungguhnya]

Bram menyebutkan, operator open trip yang memiliki jejak buruk, biasanya akan dibicarakan di forum wisatawan online. Bisnis open trip dengan jejak buruk bisnisnya juga akan lesu dan tak digunakan lagi. Sayangnya masih ada beberapa oknum yang akhirnya hanya mengganti nama operatornya. Inilah yang patut diwaspadai. 

Selain operator open trip, perorangan yakni tour leader juga dapat membuka jasa perjalanan wisata. Untuk menghindari kasus penipuan berkedok tour leader, Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Tour Leader Indonesia, Rudiana mengatakan ada berbagai upaya pencegahan.

"Jangan gunakan jasa tour leader dari travel agent abal-abal," kata Rudiana dihubungi KompasTravel. Jika pada akhirnya memilih menggunakan jasa tour leader yang tidak bernaung dalam agen perjalanan, Rudiana menyarankan agar wisatawan melihat jejak kerja sang tour leader. "Bisa tanya rekomendasi orang-orang, minimal sudah bawa 10 kali dan kualitasnya memang bagus," jelas Rudiana.

Alternatif lain adalah melihat apakah tour leader tersebut termasuk dalam Asosiasi Tour Leader Indonesia.Tour leader yang tergabung dalam asosiasi menurut Rudiana biasanya telah memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Selain itu, akan lebih mudah jika ada pengaduan atas kerja tour leader yang kurang memuaskan. "Teliti sebelum membeli. Artinya jangan mudah percaya untuk penawaran open trip yang sumbernya tidak jelas, apalagi tanpa menggunakan travel agent yang terpercaya, fatal akibatnya," jelas Rudiana.  Baru-baru ini terjadi kasus tour leader meninggalkan sekelompok turis Indonesia saat berwisata di Maroko. Sekelompok turis Indonesia ditinggalkan saat ingin menyeberang dari Maroko ke Spanyol. (Sumber: Artikel travel.kompas.com Foto vakansinesia.com)

...more

Ini Arti "Open Trip" Sesungguhnya

TripTrus.Com, DKI Jakarta

TripTrus.Com - Berkembangnya era internet di Indonesia semakin memperkenalkan istilah open trip. Bentuk wisata satu ini juga digemari oleh generasi muda, khususnya generasi milenial. Apa sebenarnya open trip ini? " Open trip adalah perjalanan oleh orang yang mem-booking destinasi sendiri, tetapi tiket dan akomodasinya sudah ada. Jadi tidak tergantung grup," kata Ketua Dewan Penasehat Indonesia Tour Leader Association, Rudiana saat dihubungi KompasTravel. Rudiana mencontohkan, misal A memesan tur wisata selama di Thailand, tetapi tiket penerbangan dan hotel sudah membeli sebelumnya.

Menurut Rudiana, open trip juga dapat diselenggarakan atas inisiatif agen perjalanan atau perorangan. Misalnya sebuah agen perjalanan menyelenggarakan perjalanan dengan destinasi, jadwal, dan rute yang telah ditentukan. "Biasanya harga open trip memang lebih murah karena memutuskan sendiri dan menyesuaikan bujet. Makanya banyak diambil oleh anak muda," jelas Rudiana.

[Baca juga : 4 Kuliner Khas Cianjur Yang Unik Dengan Rasa Menggigit]

Senada dengan Rudiana, CEO Triptrus.com yang merupakan platform marketplace digital yang menaungi operator tur independen, Bramantyo Sakti, mengatakan open trip lebih digandrungi oleh anak muda yang tidak mengutamakan kenyamanan dan fasilitas saat berwisata. "Kalau dari segi agen perjalanan ini untuk memenuhi kuota peserta, kalau dari segi traveller memudahkan karena tidak perlu cari orang banyak agar bisa wisata," jelas Bram. Sejak 2010, era kemunculan media sosial juga menjadi penanda pertumbuhan open trip. Menurut Bram, wisata ala open trip sangat sesuai untuk menjelajah wilayah Indonesia yang masih minim informasi mengenai transportasi, akomodasi, dan amenitas. (Sumber: Artikel travel.kompas.com Foto vakansinesia.com)

...more

Seru, Mengarak Pengantin Kopi di Keboen Kopi Karanganjar Blitar

Blitar, Jawa Timur

TripTrus.Com -  Barangkali terdengar tak lazim: mengarak pengantin kopi berjenis kelamin lelaki dan perempuan. Namun ini benar-benar terjadi di Keboen Kopi Karanganjar atau De Karanganjar Koffieplantage, Dusun Karanganyar Timur, Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Blitar.

Mengarak temanten —atau pengantin dalam bahasa Indonesia—merupakan ritual yang tiap tahun dilaksanakan pengelola perkebunan. Tujuannya untuk menyambut panen raya. Biasanya digelar pada Juni atau Juli.

 

Halo halo... Ayo... siapa yg penasaran sama yang namanya "manten kopi???" Simak dan baca ya... Slide samping #mantenkopi #blitar #karanganjar #karanganjarkoffieplantageblitar #wisatakaranganjarblitar #keboenkopikaranganjar #ritual #ritualpetikkopi #ritualbudaya #wisatakebun #eksplorblitar #eksplorid #nusantara #indonesia #kopi #coffee #event #eventbudaya #eventtahunan

A post shared by De Karanganjar Koffieplantage (@keboenkopikaranganjar) onJun 21, 2018 at 10:42pm PDT

“Sebagai wujud syukur sekaligus doa supaya kegiatan memanen kopi berjalan lancar,” kata pemilik De Karanganjar Koffieplantage kepada Tempo pada Minggu, 21 Januari 2017 di Blitar.

Ritual mengarak temanten diawali dengan memetik biji kopi di kebun. Biji kopi yang dipilih sebagai pengantin adalah yang tumbuh di pohon paling subur. Para tokoh masyarakat yang dianggap sesepuh akan memotong dua batang kayu di pohon itu.

[Baca juga : 4 Kuliner Khas Cianjur Yang Unik Dengan Rasa Menggigit]

Kemudian, para sesepuh mengidentifikasi mana batang dengan biji yang dianggap berjenis perempuan atau wadon dan laki-laki atau lanang. “Yang tahu mana lanang mana wadon cuma sesepuhnya,” tutur Herry.

Lepas dipetik, kopi lanang dan wadon dibungkus kain mori dan diarak keliling perkebunan serta keliling kampung. Nama arak-arakan ini ngunduh manten. Biasanya diikuti oleh semua karyawan perkebunan. Masing-masing membawa sesajen yang juga berisi biji-biji kopi. Pengaraknya berkostum adat Jawa, seperti blangkon untuk laki-laki dan kebaya lurik untuk perempuan.

Tak cuma diikuti rombongan yang membawa sesajen, ngunduh manten diikuti oleh iringan gending gamelan. Seperti pengantin sesungguhnya, biji-biji kopi itu kemudian dibawa ke pendopo untuk diletakkan di “pelaminan” seusai diarak.

Kalau sudah sampai di pendopo, ritual dianggap kelar. Para karyawan perkebunan dan masyarakat sekitar lantas mengadakan kenduri atau selamatan. Mereka berkumpul  melingkar dan mengudap makanan bersama-sama, selayaknya pesta.

Ritual mengarak temanten ini terbuka untuk umum. Wisatawan dari luar daerah pun boleh mengikuti proses upacaranya tanpa dipungut biaya khusus. Sebagai syarat, bila ingin ikut ritual, wisatawan hanya perlu datang mengenakan sandangan adat Jawa.

Ritual ini biasanya digelar pagi-pagi. Bila tak ingin ketinggalan momentum, wisatawan bisa menginap di homestay yang disediakan pengelola perkebunan di kawasan De Karanganjar Koffieplantage. Biayanya berkisar Rp 150 ribu per kamar.

Adapun akses menuju De Karanganjar Koffieplantage terbilang gampang-gampang susah. Letaknya memang tak jauh-jauh amat dari Stasiun Blitar. Jaraknya berkisar 16 kilometer. Namun tak ada angkutan umum yang khusus mengantar pengunjung ke sana. Jadi, perlu menyewa kendaraan pribadi. 

Biaya untuk sewa mobil berkisar mulai Rp 100 ribu. Sedangkan sewa motor rata-rata Rp 75 ribu. Bisa juga naik ojek online dengan tarif Rp 30-40 ribu atau ojek konvensional dengan tarif sesuai dengan negosiasi. (Sumber: Artikel-Foto tempo.co)

...more

4 Kuliner Khas Cianjur yang Unik dengan Rasa Menggigit

Cianjur, Jawa Barat

TripTrus.Com - Ibarat gula tanpa garam, liburan tak sekalian jelajah kuliner terasa kurang. Apalagi jika kulinernya nikmat dan susah ditemukan di tempat lain. Seperti di Cianjur yang memiliki kuliner unik dan tak mudah ditemukan di tempat lain. Beberapa di antaranya juga menjadi oleh-oleh yang diincar banyak wisatawan. Lalu, apa saja kuliner khas Cianjur yang unik dengan rasa menggigit ini? Yuk, simak daftarnya.

1. Tauco Cap Meong  

Tauco cap meong #tauco #taucocapmeong #cianjur #food #traditional

A post shared by Cynthia.Vienna (@viennathepooh) onSep 30, 2016 at 7:57pm PDT

Liburan ke Cianjur, terasa kurang jika belum mampir ke Toko Tauco Cap Meong. Tempat ini memang tidak menyediakan menu makanan siap saji. Namun, ada sebotol tauco atau bumbu dari kedelai yang siap dibawa pulang. Kemasannya juga beragam, dari botol kecil hingga ukuran besar. Meski banyak sekali bumbu cepat saji yang lebih kekinian, tauco ini tetap bertahan. Bahkan difavoritkan karena rasanya tak berubah. Hal ini tidak lain karena proses memasaknya yang tak pernah berubah sejak pertama dibuat di tahun 1880-an.

2. Geco  

Asiknya makan GECO, makanan khas Cianjur yg diminati berbagai kalangan. Yu makan GECO, mumpung masih weekend. Seperti apa rasanya... Simak videonya di channel youtube cianjur on "GECO MAKANAN KHAS CIANJUR BELINYA NGANTRI" #geco #gecocianjur #tauco #taucocianjur #cianjuron #cianjuronesia #cianjurnyakitakita #makanankhascianjur #makanankhasnusantara #makanantradisional #makananjadul #oleh-olehcianjur #makanandicianjur #kulinercianjur #makananorangcianjur #katuanganurangcianjur

A post shared by infocipunjur (@infocipunjur) onMar 17, 2018 at 8:30pm PDT

Jika tak sabar untuk menikmati tauco khas Cianjur di rumah, cobalah menyantap geco. Makanan ini terdiri dari tauco, tauge segar yang direbus setengah matang, ketupat, kentang potong, telur rebus potong, serta mie aci yang terbuat dari kanji. Tak hanya itu, ada tambahan cuka lahang (fermentasi pohon enau), kecap manis serta sambal agar rasanya semakin spesial. Penjual geco kini tak sebanyak zaman dulu. Bahkan, bisa dihitung yang masih bertahan. Jika bisa menemukan penjualnya, kamu pasti beruntung sekali.

[Baca juga : Candra Naya, Cagar Budaya Yang Terhimpit Gedung Pencakar Langit]

3. Moci Cianjur  

#mochi #moci #mochicianjur #mocicianjur #kuliner #kulinercianjur #kulinerlegendaris #kulinerlegendariscianjur #oleholehcianjur #vanilla #manisanmuliasari #tokomanisanmuliasari

A post shared by Limited Edition 'kuliner' (@kulinerlimitededition) onJun 17, 2018 at 8:26pm PDT

Siapa yang tak doyan dengan mochi. Jajanan asal Jepang ini memiliki tekstur kenyal serta lembut yang bikin lidah tak berhenti bergoyang. Di Cianjur sendiri, ternyata juga ada mochi. Tak jauh beda dengan lainnya, camilan ini berisikan kacang tanah manis yang ditumbuk. Selain itu, ada varian lain yang tak kalah menggoda. Kamu pun juga bisa menikmati es mochi, paduan jajanan kenyal dengan es. Rasanya tak perlu diragukan lagi.

4. Roti Manis Tan Keng Cu  

#tankengcu #rotitankengcu #roti #bread #kuliner #kulinercianjur #kulinerlegendaris #kulinerlegendariscianjur

A post shared by Limited Edition 'kuliner' (@kulinerlimitededition) onDec 24, 2017 at 1:35am PST

Selain toko Tauco Cap Meong, ternyata Cianjur juga memiliki toko roti legendaris. Namanya Roti Manis Tan Keng Cu. Berdiri sejak tahun 1926, toko ini menyediakan aneka roti empuk dengan cita rasa gurih. Tidak hanya soal rasanya yang enak, roti inni juga terkenal murah. Tak heran, hampir seabad masih tetap dicintai oleh warga Cianjur.

Nah, itulah kuliner khas Cianjur yang tak hanya bisa dimakan di tempat tapi juga dijadikan oleh-oleh. Jadi, kapan nih liburan ke Cianjur? (Sumber: Artikel travelingyuk.com, Foto flickr.com)

...more

Candra Naya, Cagar Budaya yang Terhimpit Gedung Pencakar Langit

DKI Jakarta

TripTrus.Com - Ada sekelumit cerita bangsa Tiongkok di rumah ini. Candra Naya namanya. Bangunan yang terletak di Jakarta Barat ini merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang dimiliki Indonesia. Ada yang menarik dari bangunan ini. Siapa saja akan terdiam sesaat ketika pertama kali melihatnya. Penasaran, mari kita cari tahu apa yang membuat pengunjung itu tak mampu berkata-kata.

 

ini yg namanya harmonis. kekunoan bersatu dgn kekinian, perbedaan yg tajam ini bersanding keren di #chandranaya jalan gajah mada, #jakarta barat. . met #imlek2018 buat sahabat yang merayakan.. semoga berbahagia dan doa serta harapannya bisa terwujud.. Aamiin

A post shared by si yepe (@kuncir.dua.tanpa.pita) onFeb 15, 2018 at 6:31pm PST

Candra Naya begitu ia dikenal, merupakan bekas kediaman Mayor Khouw Kim An. Ia adalah Mayor Tionghoa yang terakhir di Batavia, pada pemerintahan tahun 1910-1918 dan diangkat kembali pada tahun 1927-1942. Tidak ada catatan pasti yang menandakan tahun pendiriannya, tapi diperkirakan Candra Naya didirikan sekitar tahun Dingmao (kelinci api), yaitu tahun 1807 oleh Khouw Tian Sek dalam rangka menyambut kelahiran anaknya yang bernama Khouw Tjeng Tjoan setahun kemudian. Namun adapula versi lainnya yang menceritakan bahwa yang membangun Candra Naya ini adalah Khouw Tjeng Tjoan pada tahun 1867 dan masih masuk kedalam tahun Dingmao.

[Baca juga : Menelusuri Kawasan Glodok Sebagai Kota Pecinan]

Khouw Tian Sek adalah seorang tuan tanah yang memiliki tiga orang putra dan masing-masing diberikan satu buah gedung. Salah satunya adalah Khouw Tjeng Tjoan yang mendapatkan gedung Candra Naya di Jalan Gajah Mada 188 Jakarta Barat. Ia menggunakan Candra Naya sebagai kantor sekaligus tempat tinggalnya. Rumah itu kemudian diwariskan kepada salah satu anaknya yang bernama Khouw Kim An yang lahir di Batavia pada 5 Juni 1876. Sejak diangkatnya Khouw Kim An sebagai Mayor Tionghoa, maka rumah itu dikenal juga dengan sebutan Rumah Mayor. Khouw Kim An mulai menempati gedung Candra Naya pada tahun 1934, setelah sebelumnya tinggal di Bogor.

Desain arsitektur rumah Candra Naya sangat kental dengan budaya Tiongkok. Pada bagian atapnya melengkung yang kedua ujungnya terbelah dua. Bentuk seperti ini disebut “Yanwei” atau ekor walet. Struktur atap yang melengkung ini juga terdapat pada bangunan kelenteng yang menandakan status sosial penghuninya. Kemudian, pada pemisah antara halaman depan dan halaman samping terdapat jendela penghubung yang disebut jendela bulan atau moon gate. Secara keseluruhan bangunan Candra Naya ini terdiri dari ruang tamu, ruang semi pribadi, ruang pribadi, ruang pelayan dan halaman. Sedangkan untuk ornamennya yang menempel ada Ba Gua (Delapan Diagram) yang berupa pengetuk pintu berbentuk segi delapan untuk penolak bala, hiasan berupa jamur lingzhipada pintu masuk utama yang melambangkan umur panjang dan ragam hias bergambar buku, papan catur, kecapi serta gulungan lukisan di bagian atas teras depan yang melambangkan sang pemilik rumah adalah seorang cendekiawan (scholar) juga seorang hartawan.

Candra Naya terletak di Jl Gajah Mada No 188, Jakarta Barat. Rumah Mayor ini kini diapit oleh gedung-gedung pencakar langit di komplek bangunan Green Central City. Ada Hotel Novotel yang menjulang tinggi disebelah kiri dan waralaba 711 di sebelah kanan. Dilihat dari bagian depan, Candra Naya tampak begitu kecil di antara bangunan-bangunan raksasa yang berada di sekelilingnya. Meskipun ukurannya tidak begitu besar, tapi Candra Naya seperti magnet bagi siapa saja yang melihatnya. Dengan gaya arsitektur tiongkok kuno, rumah ini begitu terlihat mencolok diantara yang lain. Terlebih lagi dengan gaya arsitekturnya yang manawan. Kondisi inilah yang membuat siapa saja yang melihatnya seakan terdiam sesaat. Siapa sangka di antara kompleks hotel bintang lima, terselip bangunan bersejarah.

Jika Anda ingin berkunjung ke Candra Naya dapat menggunakan bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M – Kota.  (Sumber: Artikel jakarta.panduanwisata.id, Foto flickr.com)

...more

Menelusuri Kawasan Glodok Sebagai Kota Pecinan

DKI Jakarta

TripTrus.Com - Pemukiman Tionghoa atau biasa disebut Pecinan (China Town) terdapat hampir di berbagai kota besar di dunia, termasuk Jakarta. Kawasan Pecinan, dalam sejarahnya selalu menjadi penopang sekaligus jantung yang menggerakan detak perekonomian. Diantara denyut kehidupan, kawasan pecinan bernama Glodok di Jakarta Barat, terdapat jejak sejarah warga etnis Tionghoa yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kota Jakarta.

Glodok biasa warga Jakarta mengenalnya. Pada siang hari daerah ini menjadi pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan, sedangkan pada malam hari berubah menjadi pusat hiburan baik legal maupun ilegal. Konon nama Glodok bermula dari bunyi air “grojok-grojok” di daerah itu karena semula merupakan tempat pemberhentian dan pemberian minum kuda–kuda penarik beban. Namun menurut Mariah Waworuntu, seorang pemerhati sejarah dari Universitas Indonesia, nama Glodok berasal dari kata grobak, tempat membawa dan menjual air dari pancoran, yaitu glodok.

[Baca juga : Melihat Sisi Sejarah Dari Jembatan Kota Intan]

Dalam sejarahnya, jauh sebelum Belanda membangun Batavia tahun 1619, orang-orang Tiongkok sudah tinggal di sebelah timur muara Ciliwung tidak jauh dari pelabuhan. Mereka menjual arak, beras dan kebutuhan lainnya termasuk air minum bagi para pendatang yang singgah di pelabuhan. Namun, ketika Belanda membangun loji di tempat itu, mereka pun diusir. Baru, setelah terjadinya pembantaian orang Tionghoa di Batavia pada 9 Oktober 1740, orang-orang Tionghoa ditempatkan di kawasan Glodok.

Dikawasan Glodok inilah terdapat beberapa bukti sejarah perjalanannya seperti, De Groot Kanaal (Kali Besar), Toko Merah, Jalan Perniagaan, Gang Kali Mati, Toko Obat Lay An Tong, SMUN 19, Rumah Keluarga Souw, gedung kantor Harian Indonesia, Kelenteng Toa Se Bio (Hong San Bio) dan Gereja Santa Maria Fatima.

 

Located in the Chinatown of Jakarta - Glodok. This temple is originally named Kim Tek Ie (金德院) was completed in 1650 (368 years as of 2018), making it the oldest temple in Jakarta. . Fun fact: The Indonesian word for temple (“klenteng”) originated from one of the hall in this temple, the Kwan Im Teng (观音亭).

A post shared by Tommy 🐻 (@hwangtommy) onMay 10, 2018 at 10:25am PDT

Yang pertama adalah De Groot Kanaal (Kali Besar). Sekitar tahun 1950-an sebelum air sungai tercemar seperti sekarang, digunakan sebagai tempat mencuci dan mandi. Kedua adalah Toko Merah. Tidak jauh dari Kali Besar, di salah satu sisinya terdapat bangunan dengan bata merah. Orang mengenalnya dengan sebutan “Toko Merah” yang dibangun oleh Gustaff Baron Van Imhoff tahun 1730. Sepuluh tahun kemudian, bangunan ini menjadi saksi peristiwa pembantaian semua keturunan Tionghoa beserta keluarga, bayi, pasien rumah sakit dan lanjut usia atas perintah Gubenur Jendral Adrian Valckenier. Ketiga adalah Jalan Perniagaan. Sebelum bernama Jalan Perniagaan, jalan ini dikenal juga dengan sebutan Patekoan. Patekoan berarti delapan buah poci. Konon, dahulu ada seorang Kapiten Tionghoa bernama Gan Djie yang mempunyai istri orang Bali yang sangat baik hati. Tiap hari dia menyediakan delapan poci berisi air teh di jalanan itu, agar masyarakat yang melintas dapat mereguk air dengan gratis apabila mereka kehausan. Angka delapan merupakan angka keberuntungan masyarakat Tionghoa.

Keempat adalah Gang Kali Mati, sekarang bernama Pancoran V banyak terdapat pedagang yang menjual makanan khas Tionghoa. Kelima adalah Toko Obat Lay An Tong. Meskipun bangunan ini sudah tidak digunakan sebagai toko obat lagi, namun bangunan tua ini masih terjaga keasliannya dari lantai sampai dinding dan atapnya yang belum mengalami perubahan dari bentuk aslinya. Keenam adalah SMUN 19. Bangunan ini merupakan tempat pertama kali berdirinya sebuah organisasi Tionghoa bernama Tionghoa Hwee Kuan (THHK) atau Perhimpunan Tionghoa pada 17 Maret 1900. Satu tahun kemudian, THHK mendirikan sekolah modern pertama yang disebut Tiong Hoa Hak Tong. Gedung ini kini ditempati oleh SMUN 19.

Ketujuh adalah Rumah Keluarga Souw. Tidak jauh dari SMUN 19, rumah ini dibangun tahun 1816 dan hingga kini masih menjadi milik keluarga tersebut. Rumah milik keluarga kaya raya ini masih terjaga keasliannya, meskipun sudah terlihat kusam dan tua. Kedelapan adalah gedung kantor Harian Indonesia. Gedung yang terletak di Toko Tiga Seberang adalah kantor harian berbahasa mandarin pertama di Indonesia, yaitu Harian Indonesia. Saat ini gedung kantor itu tidak difungsikan dan dipagar tinggi karena sekarang kegiatan kantor harian ini dipindahkan ke daerah Gajah Mada, satu gedung dengan harian kantor Republika

Kesembilan adalah Kelenteng Toa Se Bio (Hong San Bio), disebut juga dengan Kelenteng Duta Besar, untuk menghormati dewa yang dipuja yaitu Toa Se Kong atau Paduka Duta Besar. Kesepuluh adalah Gereja Santa Maria Fatima, letaknya tidak jauh dari Kelenteng Toa Se Bio. Gereja ini khusus bagi warga Tionghoa. Awalnya gereja ini merupakan kediaman seorang Luitenant der Chinezenbermarga Tjioe. Oleh karena itu gereja ini kental dengan arsitektur yang diperuntukkan bagi pejabat Tionghoa masa pemerintahan Hindia-Belanda.

Untuk menjangkau kawsan Glodok dapat menggunakan bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M – Kota dan turun di halte Glodok. (Sumber: Artikel jakarta.panduanwisata.id, Foto flickr.com)

...more

Melihat Sisi Sejarah Dari Jembatan Kota Intan

DKI Jakarta

TripTrus.Com - Masih berada di kawasan wisata Kota Tua, tidak jauh dari gedung Fatahillah ada sebuah jembatan yang berwarna merah marun. Sangat kontras dilihat dengan kondisi di sekelilingnya. Jembatan ini kini dikenal dengan nama Jembatan Kota Intan. Dahulu jembatan ini berfungsi sebagai penghubung antara benteng Belanda dengan benteng Inggris, tapi kini menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Termasuk Anda!

Jalan-jalan ke Kota Tua memang menyenangkan, ada banyak bangunan bersejarah di sini seperti Jembatan Kota Intan. Diberikan nama demikian karena letaknya dekat dengan salah satu Bastion Kastil Batavia bernama Bastion Diamont (intan). Mungkin tidak banyak yang mengetahui jika sebenarnya nama jembatan ini sempat berganti-ganti.

[Baca juga : 6 Tujuan Wisata Kota Tua Jakarta]

Jembatan Kota Intan ini awalnya adalah jembatan biasa yang dibangun pada tahun 1628 yang bernama Jembatan Engelse Brug atau Jembatan Inggris. Jembatan kayu ini memiliki panjang 30 meter dan lebar 4,43 meter. Jembatan tersebut berfungsi sebagai penghubung antara benteng Belanda (VOC) dan Inggris (IEC) yang saat itu berseberangan dan dibatasi oleh Kali Besar. Setahun kemudian tepatnya tahun 1629, jembatan ini sempat mengalami rusak parah akibat serangan Kerajaan Banten dan Mataram yang menyerang Benteng Batavia.

Kondisi yang memprihatinkan itu segera dipulihkan oleh Belanda, mengingat fungsi jembatan yang sangat vital dan berganti nama menjadi jembatan De Hoenderpasar Brig atau Jembatan Pasar Ayam. Disebut demikian karena lokasinya yang berdekatan dengan pasar ayam. Dua puluh lima tahun kemudian atau tepatnya tahun 1655, jembatan ini lagi-lagi mengalami kerusakan dan perbaikan. Tapi kerusakan kali ini bukan karena peperangan melainkan karena bencana banjir dan korosi air asin yang berasal dari laut. Setelah pasca perbaikan, namanya pun kembali berganti menjadi Jembatan Het Middelpunt Brug yang berarti Jembatan Pusat.

Pada 1938 fungsi jembatan diubah menjadi jembatan gantung. Tujuannya agar dapat diangkat untuk lalu lintas perahu dan mencegah kerusakan akibat banjir, namun bentuk dan gayanya tidak pernah diubah. Nama jembatan inipun kembali berubah menjadi Jembatan Phalsbrug Juliana atau Juliana Bernhard, karena waktu itu Ratu Juliana yang menjadi ratu di Belanda. Sebelumnya, jembatan juga diberi nama Jembatan Wilhemina (Wilhemina brug), ibu dari Juliana.

 

Jembatan Kayu Ini Memiliki Panjang 30 Meter dan Lebar 4,43 Meter. Jembatan Kota Intan adalah sebuah jembatan ‘jungkit’ yang berwarna merah marun warisan Belanda dengan konstruksi besi dan kayu yang terletak di Kawasan Kota Tua Jakarta [Berbagai Sumber] . . . 📸 June 16, 2018 . . . #oldtown #bridge #jembatankotaintan #kotatuajakarta #jakartaoldtown #historical #heritage #underconstruction #visitjakarta #wheninjakarta #enjoyjakarta #holiday #cityexplore #walkingtour #citysightseeing #architecture #publicarea #trip #travel #traveling #adventure #tourism #jakarta #wisatakotatua

A post shared by Fransiska Tan (@fransiskatan) onJun 16, 2018 at 3:43am PDT

Kemudian pasca proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, nama jembatan inipun lagi-lagi diubah menjadi seperti yang kita kenal hingga kini yakni Jembatan Kota Intan. Nama ini disesuaikan dengan nama lokasinya yang berdekatan dengan bastion Kastil Batavia yang diberi nama Bastin Diamont (Intan). Selama perjalanan Jembatan Kota Intan ini Belanda sempat membangun beberapa jembatan serupa di Batavia atau yang sekarang menjadi Jakarta. Namun jembatan-jembatan itu sudah tidak ada lagi, yang tersisa hanyalah Jembatan Kota Intan. Untuk melestarikan keberadaannya, maka pada tahun 1972 Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, menetapkan Jembatan Kota Intan sebagai benda cagar budaya.

Saat ini Jembatan Kota Intan menjadi salah satu objek wisata sejarah yang banyak dikunjungi wisatawan. Tak sedikit pula yang menjadikan Jembatan Kota Intan ini sebagai objek foto untuk prewedding atau pra-menikah. Selain karena nilai historisnya, jembatan ini memiliki keunikan pada bangunannya.

Untuk mengunjungi Jembatan Kota Intan ini, Anda tidak dipungut biaya tiket, hanya saja dimintai biaya untuk kebersihan dan parkir. Jembatan Kota Intan terletak di Ancol, Pademangan, Jakarta Barat. Untuk menjangkaunya dapat menggunakan bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M – Kota. (Sumber: Artikel jakarta.panduanwisata.id, Foto flickr.com)

...more

6 Tujuan Wisata Kota Tua Jakarta

DKI Jakarta

TripTrus.Com - Kota Tua sebagai salah satu landmark kota Jakarta menyimpan sejuta pesona bagi siapa saja yang mengunjunginya. Setiap akhir pekan, kawasan ini selalu saja ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Bangunan-bangunan tempo dulu zaman Kolonial Belanda adalah salah satu suguhan wisata yang enak dipandang. Selain itu, ternyata Kota Tua masih memiliki objek wisata lainnya yang siap mencuri perhatian banyak wisatawan. Berikut adalah 6 tujuan wisata Kota Tua yang sayang jika Anda lewatkan!

1. Museum Fatahillah

 

Ber #commuterline kita ke #museumfatahillah #kotatuajakarta #museumwayangjakarta 😍😍

A post shared by @ bettyardi onJun 13, 2018 at 3:12am PDT

Museum Fatahillah ini dikenal juga dengan Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia. Pada zaman pendudukan Belanda, gedung ini merupakan balai kota, pengadilan, sekaligus penjara bawah tanah. Tapi kini, bangunan berwarna putih yang terlihat klasik ini beralih fungsi menjadi sebuah museum yang menyimpan beragam barang antik, mulai dari furnitur antik zaman Belanda, prasasti dan arca, hingga alat musik Gambang Kromong. Sedangkan pada bagian luar gedung terhampar sebuah lapangan yang dikenal dengan Lapangan Fatahillah. Pada akhir pekan lokasi ini ramai pengunjung. Biasanya mereka melakukan aktifitas bersepeda ontel, fotografi atau duduk santai sambil menikmati WiFi gratis.

Jam operasional : Hari Selasa – Minggu mulai pukul 09.00 – 15.00 WIB

Harga : Rp. 2.000,- untuk dewasa dan Rp. 1.000,- untuk anak

Alamat : Jalan Taman Fatahillah No 2, Jakarta Barat.

Untuk menjangkau tempat ini dari terminal Blok M naik bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M – Kota dan turun di halte Kota kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki hingga Museum Fatahillah.

2. Museum Bank Indonesia

 

JalanJalanZeru🤩 #museumbankindonesia

A post shared by @ anugrah.christine onJun 23, 2018 at 6:02am PDT

Di masa Indonesia baru merdeka, Museum Bank Indonesia menjadi pusat pengendali ekonomi dan moneter. Awalnya bangunan ini adalah sebuah rumah sakit bernama Binnen Hospital. Kemudian dalam perjalanannya dialihfungsikan menjadi sebuah bank yang bernama De Javasche Bank pada tahun 1828. Kemudian sejak tahun 1962, bangunan ini sudah tidak lagi difungsikan menjadi kantor pusat Bank Indonesia dan beralihfungsi menjadi sebuah museum. Meskipun demikian, kondisi bangunannya hingga kini masih terlihat sangat kokoh dengan perpaduan antara bangunan klasik dan modern. Museum Bank Indonesia menggunakan teknologi multimedia, panel statistik, display elektronik, dan diorama untuk mengisahkan peranan Bank Indonesia dalam perekonomian bangsa. Selain itu, pengunjung dapat juga melihat berbagai koleksi menarik seperti uang rupiah dari masa ke masa.

Jam operasional : Selasa-Kamis 08.30-14.30, Sabtu-Minggu 09.00-16.00, Jumat 08.30-11.00 WIB

Harga : Gratis

Alamat : Jalan Pintu Besar Utara No.4, Kota Jakarta Barat

Untuk menjangkau tempat ini dari terminal Blok M naik bus Transjakarta koridor 12 jurusan Pluit – Tanjung Priok dan turun di halte Kali Besar Barat.

[Baca juga : Menyusuri Budaya Tionghoa Tangerang]

3. Museum Seni Rupa dan Keramik

 

Museum Seni Rupa dan Keramik. 2007 #wonderfulindonesia #museum #museumsenirupadankeramik #arsitekturphotography #jakarta #streetphotographyindonesia #streetphotographerscommunity #streetphotographyinternational #aboutstreetphotography #lensculture #visionofpictures #bnw_demand #bnwphotography #noiretblancphotographie #blackandwhitephotography #magnumphotos #maklumfoto #architecture #jakarta

A post shared by Aran Kulow (@arankulow) onJun 6, 2018 at 2:40pm PDT

Tampak luar, Museum Seni Rupa dan Keramik terlihat mewah dengan corak arsitektur Eropa yang dilengkapi dengan pilar-pilar besar. Dan ketika memasuki bagian dalam, keindahan museum semakin bertambah. Pengunjung dapat menyaksikan sekitar 350 lukisan dan 1350 jenis keramik, baik dari nusantara, Asia, hingga Eropa. Bagi Anda yang menyukai karya seni lukis dan kerajinan tangan berbentuk keramik, tempat ini menjadi pilihan yang tepat untuk menambah pengetahuan. Di tempat ini, pengunjung juga dapat mempelajari tentang cara membuat keramik.

Jam operasional : Selasa – Minggu mulai pukul 9.00 – 15.00 WIB

Harga : Rp. 2.000,- untuk dewasa, Rp. 1.000,- Mahasiswa, Rp. 600,- anak dan pelajar

Alamat : Jalan Pos Kota No.2, Jakarta Barat

Untuk menjangkau tempat ini dari terminal Blok M naik bus Transjakarta koridor 12 jurusan Pluit – Tanjung Priok dan turun di halte Museum Fatahillah.

4. Toko Merah

 

Hei! serunya di jakarta.. ada banyak cerita.. macet dienakin aja.. • • • #tokomerah #kotatua #jakarta #indonesia #whpgetlost

A post shared by Aditya Dharma Putranto (@aditjaws) onJun 23, 2018 at 3:09am PDT

Jika sedang berada di wilayah Kali Besar, tidak jauh dari tempat itu ada sebuah bangunan yang berwarna merah yang dikenal dengan sebutan Toko Merah. Warnanya yang merah menyala memang menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang melewati tepi sungai Ciliwung. Tapi sayangnya, Toko Merah adalah salah satu tempat di kawasan wisata Kota Tua yang tidak terbuka untuk publik luas. Pengunjung yang ingin bertandang ke tempat ini diharuskan mengurus perizinan yang diperlukan terlebih dahulu.

Alamat : Jalan Kali Besar Barat 17, Jakarta Barat

Untuk menjangkau tempat ini dari terminal Blok M naik bus Transjakarta koridor 12 jurusan Pluit – Tanjung Priok dan turun di halte Kali Besar Barat.

5. Jembatan Kota Intan

 

Minggu ini traveling ku gak jauh jauh cukup di ibu kota yang kata orang sangat bising dan macet. Tapi nyata nya ada juga tempat yang sepi dan nyaman buat bersantai. Sudah bertahun tahun aku di Jakarta tapi baru sekali ini aku bisa main ke tempat ini. Dan keturutan juga keinginan ku berfoto di tempat ini. Ada yang bertanya foto dimana itu? Nah aku kasih tau sekarang, itu lokasinya di kota tua dan tempat itu nama nya Jembatan Kota Intan Sunda Kelapa. Sejarahnya Jembatan ini sebenarnya sering mengalami pergantian nama sesuai pergantian zaman. Dan yang terakhir ini setelah Kemerdekaan nama nya Jembatan Kota Intan. Photo by @siska_endarwati #jakarta #wisatajakarta #kotatua #jembatankotaintan #traveling #traveler #instagram #tourismindonesia #like4like

A post shared by TRAVEL AND LEISURE (@veronika.desi) onMar 18, 2018 at 4:48am PDT

Jembatan yang satu ini merupakan satu-satunya jembatan sisa peninggalan zaman Kolonial Belanda yang ada di Jakarta. Jembatan Kota Intan ini awalnya adalah jembatan biasa yang dibangun pada tahun 1628 yang bernama Jembatan Engelse Brug atau Jembatan Inggris. Jembatan kayu ini memiliki panjang 30 meter dan lebar 4,43 meter. Jembatan tersebut berfungsi sebagai penghubung antara benteng Belanda (VOC) dan Inggris (IEC) yang saat itu berseberangan dan dibatasi oleh Kali Besar. Singkat cerita, pada tahun 1938 fungsi jembatan inipun diubah menjadi jembatan gantung. Tujuannya agar dapat diangkat untuk lalu lintas perahu dan mencegah kerusakan akibat banjir, namun bentuk dan gayanya tidak pernah diubah. Hingga kini Jembatan Kota Intan masih berdiri dengan kokoh dan berfungsi sebagai objek wisata. Jika akhir pekan, tempat ini banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.

Harga : Gratis

Alamat : Ancol, Pademangan, Jakarta Barat

Untuk menjangkau tempat ini dari terminal Blok M naik bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok m – Kota.

6. Pelabuhan Sunda Kelapa

 

The fisherman. • • • • #pelabuhansundakelapa #fisherman #sundakelapaharbour #harbour #boat #ship #instagram

A post shared by Buddy Trisatyo (@buddy.trisatyo) onJun 24, 2018 at 7:48pm PDT

Pelabuhan Sunda Kelapa usianya lebih tua dari kota Jakarta. Pelabuhan ini sudah ada jauh sebelum Kota Jakarta terbentuk. Karena tempatnya yang strategis, sejak abad ke-12 pelabuhan ini sudah digunakan sebagai tempat persinggahan banyak kapal mancanegara yang datang untuk perdagangan. Selain itu, karena usianya inilah, Pelabuhan Sunda Kelapa udah mengalami lintas penguasa, mulai dari kerajaan Pajajaran, Portugis, Kerajaan Demak, dan Belanda. Sore hari ketika matahari mulai tenggelam adalah saat dimana pelabuhan ini terlihat begitu indah dan cantik. Tergambar jelas siluet kapal-kapal yang sedang bersandar di bibir dermaga.

Harga : Gratis

Alamat : kelurahan Penjaringan, kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara

Untuk menjangkau tempat ini dari terminal Blok M naik bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok m – Kota dan dilanjutkan dengan menggunakan taxi. (Sumber: Artikel jakarta.panduanwisata.id, Foto vakansinesia.com)

...more

Menyusuri Budaya Tionghoa Tangerang

Tangerang

TripTrus.Com - Kebudayaan Tionghoa memang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Tangerang. Kultur yang berasal dari tanah Tiongkok itu dapat dijumpai dalam berbagai segi kehidupan masyarakat mulai dari bangunan hingga kebudayaan. Berkut beberapa hal khas Tangerang yang kental dengan nuansa Cina.

Yang pertama adalah Festival Cisadane. Festival tersebut merupakan bagian dari perayaan Peh Cun yang dilakukan warga keturunan Cina di Tangerang. Dalam acara yang berlangsung di Sungai Cisadane itu digelar banyak kegiatan seperti lomba perahu naga, pertunjukan kembang api dan sinar laser, lomba dayung nasional, lomba perahu hias, dan tentu saja menabur bacang di sungai. Dalam event tahunan ini juga ditampilkan kesenian lokal seperti gambang kromong.

 

A post shared by Farrah D. Soegianto (@farrahdiso13) onJun 17, 2018 at 4:56pm PDT

[Baca juga : Liburan Dengan Wisata Sejarah Prasasti Ciaruteun]

Perkembangan budaya Tionghoa juga tersimpan di Museum China Benteng. Tempan menyimpan artefak sejarah tersebut terletak di Jalan Cilame nomor 20, kawasan Pasar Lama. Bangunan yang dipergunakan sebagai museum diperkirakan dibangun pada abad ke-17 dan merupakan bangunan berarsitektur Cina tertua di Kota Tangerang. Artefak tertua di sana berasal dari masa pendaratan Laksamana Ceng Ho. Selain peninggalan bernuansa Tionghoa, Museum Benteng Heritage juga menyimpan berbagai kamera lawas dan piringan hitam.

Menyusuri budaya Tionghoa di Tangerang tentu tidak lengkap jika tidak berkunjung ke klenteng atau wiharanya. Setidaknya ada lima klenteng tua yang dapat Anda temui saat menelusuri daerah Tangerang mulai dari Klenteng Tanjung Kait di pesisir utara hingga Klenteng Boen Hay Bio di Kota Tangerang Selatan. Anda juga bisa mengunjungi Klenteng Sampo Tay Jin yang memuja Laksamana Ceng Ho.

 

selamat hari raya iedul fitri 1439 H "mohon maaf lahir dan batin" #lebaran2018 #wisatareligi #masjidkalipasir #kotatangerang #wisatacagarbudaya #ayowisatakekotatangerang #tangerangayo✊ #pesonatangerang #wonderfultangerang #exicitingbanten #genpikotatangerang #genpibanten #genpi #genwi #pesonaindonesia #wonderfulindonesia

A post shared by rizal babas rido (@rizal_babas_rido) onJun 14, 2018 at 8:55am PDT

Nuansa budaya Cina juga tampak pada bangunan Masjid Kalipasir. Masjid yang dibangun pada abad ke-17 itu merupakan bukti akulturasi dan toleransi masyarakat lokal muslim dengan warga pendatang Cina. Masjid yang berlokasi di Kampung Kalipasir, Pasar Lama, Sukasari, Kota Tangerang ini memiliki menara dengan bentuk mirip pagoda Cina. Pemilihan warna pada kubah masjid juga dipengaruhi oleh kultur Tionghoa sehingga digunakan warna emas karena dianggap bertuah.

Bila ingin melihat secara langsung kebudayaan masyarakat Cina Benteng, Anda bisa datang langsung ke Tangerang.  Bila menggunakan kendaran pribadi, Anda dapat melewati Jalan Tol Jakarta-Tangerang. Sedangkan angkutan publik yang dapat diakses adalah kereta ekonomi dan komuter dari Stasiun Jakarta Kota. Selanjutnya Anda tinggal turun di Stasiun Tangerang untuk mulai menelusuri budaya Tionghoa-nya. (Sumber: Artikel jakarta.panduanwisata.id, Foto vakansinesia.com)

...more
ButikTrip.com
remen-vintagephotography
×

...