TripTrus.Com - Helatan Jakarta International BNI Java Jazz Festival kembali hadir pada 2-4 Juni 2023 mendatang, festival musik jazz terbesar di Indonesia yang akan diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Selama tiga hari, kamu bakal disuguhkan penampilan musisi ternama baik lokal maupun internasional dengan 11 panggung dan puluhan musisi serta tiga pertunjukan spesial setiap harinya.
Di tahun ini, festival musik yang sudah ada sejak 2005 siap mengobati kerinduan para pecinta musik dengan mengangkat tema Let Music Lead Your Memories. “Kami ingin membuat festival yang dinikmati semua kalangan dengan suka cita, dimana pengunjung bisa membuat kenangan baru ataupun mengingat kenangan masa lalu,” ujar Dewi Gontha, Direktur Utama PT Java Festival Production, pada konferensi pers Rabu, 8 Maret 2023 kemarin.
Para musisi ternama yang akan hadir di antaranya ada The Chicago Experience feat Danny Seraphine & Jeff Coffey, Corry Wong, MAX, Ginger Root, Jazzmeia Horn, Jesus Molina, José James, Makaya Mccraven, Mario Biondi, Matt Johnson, Nate Smith + Kinfolk, Peter Cincotti, Workshy, Stacey Ryan, dan Sezairi, yang wajib ditonton bagi penggemar musik dari semua genre usia. Selain itu, akan hadir juga musisi Indonesia yaitu Alonzo Brata, Deredia, Jordan Susanto, Manna Trio, Nial Djuliarso, Nona Ria Feat Tetty Kady, Oslo Ibrahim, Paul Partohap, Romantic Echoes, Sequioa Project & Titi DJ.
[Baca juga : "Dieng Orienteering Race"]
Festival yang sudah hadir selama 18 tahun ini telah menyiapkan beberapa program kolaborasi spesial antara penyanyi dari genre musik non-jazz yang akan tampil secara jazz di panggung. Project kolaborasi spesial ini secara eksklusif ada di Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2023. Buat kamu yang nggak mau ketinggalan penampilan spesial dari musisi-musisi lokal maupun internasional di Java Jazz 2023, tiket sudah bisa dibeli di www.javajazzfestival.com dengan harga harian Rp625.000. (Sumber Foto: @dry_sandjaja)
Nov/29 | Perang Topat 2025
TripTrus.Com - Bro‑sis traveler, lo siap buat pengalaman liburan yang beda banget di Lombok? Gak cuma jalan‑jalan santai, tapi lo bakal ngerasain tradisi Perang Topat yang unik dan seru abis. Di Desa Lingsar, Lombok Barat, masyarakat muslim dan hindu bareng‑bareng lempar ketupat dalam suasana penuh tawa tapi juga sarat makna, simbol persatuan dan toleransi. Bayangin deh, lo berdiri di tengah kerumunan, ikut vibe lokal, ketawa bareng orang lain dari agama beda, sambil lihat topat beterbangan. Ini bukan cuma soal hiburan, tapi juga pengalaman budaya yang bakal nempel di memori lo, bro‑sis!
View this post on Instagram
A post shared by ading kuswara (@adingkuswara)
Jadi, Perang Topat tuh sebenernya bukan perang beneran, tapi tradisi lempar‑ketupat yang super khas. Masyarakat muslim dari suku Sasak dan masyarakat hindu dari suku Bali lempar‑lempar ketupat di area Pura Lingsar, sebagai simbol syukur panen dan persaudaraan. Ketupat yang dilempar punya makna keberuntungan dan kesuburan tanah, jadi acara ini fun tapi tetep sarat filosofi. Lo bisa lihat orang dewasa, remaja, bahkan anak‑anak ikutan, suasananya jadi rame banget tapi hangat, cocok banget buat lo yang pengen liburan sambil dapet pengalaman budaya autentik.
[Baca juga : "International Mask Festival 2025"]
Event ini biasanya diadakan di area Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, bertepatan dengan kalender lokal Sasak atau Bali, sekitar bulan November‑Desember. Jadi, kalo lo mau dateng, harus siapin waktu pas puncaknya supaya gak ketinggalan momen epic lempar‑topat. Jangan lupa bawa outfit casual yang nyaman karena kemungkinan lo juga bakal kena cipratan ketupat atau air dari sesajen. Biar makin seru, ajak temen lo atau squad lo, biar bisa barengan ngerasain vibe lokal sekaligus foto‑in moment yang instagrammable.
Kenapa Perang Topat wajib lo datengin? Selain unik dan fun, acara ini nunjukin toleransi yang juara antara muslim dan hindu, bikin lo liat langsung gimana keberagaman bisa jadi alasan buat bareng‑bareng senang. Lo gak cuma jadi penonton, tapi bisa ikut langsung, jadi bagian dari tradisi yang udah berlangsung turun‑temurun. Sensasinya beda banget dibanding festival lain, karena lo bisa ketawa, ikutan lempar topat, sambil belajar tentang nilai kebersamaan. Serius, pengalaman kayak gini bakal lo inget terus dan bisa lo ceritain ke semua orang setelah pulang.
Jadi bro‑sis traveler, siapkan diri lo buat liburan anti mainstream di Lombok Barat. Perang Topat bukan cuma lempar ketupat doang, tapi juga momen seru penuh makna tentang perdamaian, toleransi, dan persatuan. Lo bakal bawa pulang pengalaman yang gak cuma bikin senyum tapi juga bikin lo ngerasa lebih dekat sama budaya lokal. Jadi, kapan lagi lo bisa “berperang” tapi damai, sambil menikmati budaya yang lebih besar dari diri lo sendiri? Siapin kamera, outfit nyaman, dan hati yang siap seru‑seruan, karena Perang Topat nungguin lo, bro‑sis! (Sumber Foto @officialputeraputerikebudayaan)...
more.