TripTrus.Com - Berbicara tentang kearifan lokal, Indonesia sudah pasti jadi juaranya. Tak hanya atraksi maupun destinasi wisata, Indonesia juga terkenal akan beragam jenis kain tradisional yang berasal dari seluruh penjuru nusantara. Dari sekian banyak jenis kain yang Indonesia punya, ternyata ada salah satu kain unik yang menjadi ciri khas Gorontalo nih, namanya kain karawo!
Ternyata pembuatan satu kain karawo paling cepat bisa menghabiskan waktu hingga dua minggu, lho! Saking istimewanya, sebagai wujud upaya menjaga melestarikan warisan budaya kain karawo, Dinas Pariwisata Kabupaten Boalemo sampai menggelar kegiatan Gorontalo Karnaval Karawo.
Berawal dari sebuah kain, bisa jadi festival besar-besaran, kok bisa ya? Buat yang penasaran, langsung cari tahu keseruan yang bakal ada di Gorontalo Karnaval Karawo 2022 berikut ini!
Sejak abad ke-17, kain karawo sudah diakui sebagai warisan budaya tanah Gorontalo. Enggak gampang lho buat sehelai kain karawo, soalnya harus punya kesabaran dan ketelitian yang tinggi supaya bisa membentuk ciri khas kain ini, yaitu indahnya hasil sulaman tangan tanpa bantuan mesin sama sekali. Uniknya lagi, ada makna tersendiri di setiap motif kain karawo yang diproduksi. Misalnya motif simpul tali berarti persaudaraan, motif buah pisang untuk menggambarkan semangat sumbangsih dalam hidup, dan motif mahkota mengandung makna agar kita semua dapat berguna bagi orang lain.
[Baca juga : "Festival Tambora"]
Nah, jadi enggak heran kalau kain karawo ini diboyong menjadi sebuah event Gorontalo Karnaval Karawo yang sudah digelar dari tahun 2011, karena warisan nenek moyang tersebut memang cocok untuk diberitahukan kepada khalayak tentang keindahan hingga filosofinya yang jempolan! (Sumber: Artikel indonesia.travel Foto @ilabulo.coklatkacang)
Nov/29 | Perang Topat 2025
TripTrus.Com - Bro‑sis traveler, lo siap buat pengalaman liburan yang beda banget di Lombok? Gak cuma jalan‑jalan santai, tapi lo bakal ngerasain tradisi Perang Topat yang unik dan seru abis. Di Desa Lingsar, Lombok Barat, masyarakat muslim dan hindu bareng‑bareng lempar ketupat dalam suasana penuh tawa tapi juga sarat makna, simbol persatuan dan toleransi. Bayangin deh, lo berdiri di tengah kerumunan, ikut vibe lokal, ketawa bareng orang lain dari agama beda, sambil lihat topat beterbangan. Ini bukan cuma soal hiburan, tapi juga pengalaman budaya yang bakal nempel di memori lo, bro‑sis!
View this post on Instagram
A post shared by ading kuswara (@adingkuswara)
Jadi, Perang Topat tuh sebenernya bukan perang beneran, tapi tradisi lempar‑ketupat yang super khas. Masyarakat muslim dari suku Sasak dan masyarakat hindu dari suku Bali lempar‑lempar ketupat di area Pura Lingsar, sebagai simbol syukur panen dan persaudaraan. Ketupat yang dilempar punya makna keberuntungan dan kesuburan tanah, jadi acara ini fun tapi tetep sarat filosofi. Lo bisa lihat orang dewasa, remaja, bahkan anak‑anak ikutan, suasananya jadi rame banget tapi hangat, cocok banget buat lo yang pengen liburan sambil dapet pengalaman budaya autentik.
[Baca juga : "International Mask Festival 2025"]
Event ini biasanya diadakan di area Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, bertepatan dengan kalender lokal Sasak atau Bali, sekitar bulan November‑Desember. Jadi, kalo lo mau dateng, harus siapin waktu pas puncaknya supaya gak ketinggalan momen epic lempar‑topat. Jangan lupa bawa outfit casual yang nyaman karena kemungkinan lo juga bakal kena cipratan ketupat atau air dari sesajen. Biar makin seru, ajak temen lo atau squad lo, biar bisa barengan ngerasain vibe lokal sekaligus foto‑in moment yang instagrammable.
Kenapa Perang Topat wajib lo datengin? Selain unik dan fun, acara ini nunjukin toleransi yang juara antara muslim dan hindu, bikin lo liat langsung gimana keberagaman bisa jadi alasan buat bareng‑bareng senang. Lo gak cuma jadi penonton, tapi bisa ikut langsung, jadi bagian dari tradisi yang udah berlangsung turun‑temurun. Sensasinya beda banget dibanding festival lain, karena lo bisa ketawa, ikutan lempar topat, sambil belajar tentang nilai kebersamaan. Serius, pengalaman kayak gini bakal lo inget terus dan bisa lo ceritain ke semua orang setelah pulang.
Jadi bro‑sis traveler, siapkan diri lo buat liburan anti mainstream di Lombok Barat. Perang Topat bukan cuma lempar ketupat doang, tapi juga momen seru penuh makna tentang perdamaian, toleransi, dan persatuan. Lo bakal bawa pulang pengalaman yang gak cuma bikin senyum tapi juga bikin lo ngerasa lebih dekat sama budaya lokal. Jadi, kapan lagi lo bisa “berperang” tapi damai, sambil menikmati budaya yang lebih besar dari diri lo sendiri? Siapin kamera, outfit nyaman, dan hati yang siap seru‑seruan, karena Perang Topat nungguin lo, bro‑sis! (Sumber Foto @officialputeraputerikebudayaan)...
more.